Senin, 25 September 2006

Puasa dan Reward



Ramadhan tahun ini, sejak awal saya dan istri sudah mencanangkan 'cinta' ramadhan bagi tiga bocah kecil kami. Si sulung yang duduk di kelas 3 SD, sudah cukup mengerti apa dan mengapa ramadhan. Bahkan tahun lalu, untuk pertama kalinya Ihsan 'pol' puasanya. Suatu capaian prestasi yang cukup membanggakan bagi si ganteng 002 (baca: kosong-kosong dua; ganteng 001 ? babenya dong!).


Saat lebaran ia dengan bangganya menunjukkan uang 50 ribu yang ia dapat berkat prestasinya itu.


Ibadah dengan reward materi? Mungkin ini kontroversial bagi sebagian orang. Tapi menurut saya tak selamanya salah. Anak-anak memang harus dimotivasi untuk mencapai sesuatu. Bagi si sulung, uang itu sebatas hadiah yang menyenangkan. Toh penggunaan uangnya, juga tetap dalam kontrol kami, ortunya.


Apalagi ini hanya saat ramadhan. Dan nanti setelah ia kami nilai cukup disiplin puasanya, uang akan kami ganti dengan reward lain.


Tahun ini karena sholat 5 waktunya masih agak bolong-2, saya coba lagi dengan cara serupa. Saya buat daftar isian semacam diary sederhana berisi catatan sholat 5 waktu, puasa, mengaji dan shalat tarawihnya. Dia tertarik meski semula cemberut. Alhamdulillah, masuk hari ketiga ramadhan, sholatnya baru bolong 2 kali.


Semoga hari selanjutnya, semangatnya kian panjang, dan ia melakukannya bukan karena ada reward dari sang ayah, tapi 'reward' dari Allah SWT. 


*pic dari google, buku Aku Belajar Puasa terbitan Mizan.

24 komentar:

  1. aku juga setuju dengan reward itu mas. Anak akan senang kalau perjuangannya kita hargai

    BalasHapus
  2. Yah bukannya mengkritik... aku agak ragu dengan metode ini...

    Orang tua saya tidak mendidik dengan cara ini, tapi setiap kali caranya di-ingatkan. Dan juga bukan ditakut-takuti oleh Surga dan Neraka.

    Yah saya tidak tahu cara apa yang mereka gunakan, tapi sepertinya berhasil...

    BalasHapus
  3. untuk anak yg masih kecil kayanya cara ini cukup efektif....tapi tetep selalu diberi pengertian bahwa puasa bukan mencari uang/reward dari ortu tapi mencari keridhoan Alloh.....yg terpenting di sini adalah si anak bisa belajar berpuasa menahan lapar dan haus sementara......

    BalasHapus
  4. alhamdulillah, ikut seneng dengernya
    semoga tahun ini puasa si sulung bisa 'pol' juga

    BalasHapus
  5. senangnya si ganteng 002 sudah rajin berpuasa, shalat dan mengaji.. semoga menjadi anak yang sholeh... amin

    aku dulu waktu umur 5tahun pol puasanya juga dikasih hadiah uang kok..

    BalasHapus
  6. Kalo untuk anak2 sih kayaknya gpp, asal jgn berlebihan aja.

    BalasHapus
  7. Ibadah dengan reward materi? Mungkin ini kontroversial bagi sebagian orang

    gak lah..

    BalasHapus
  8. Sama kok Mas, waktu kecil aku juga suka dikasih uang, walau bukan per hari krn puasanya full. Uangnya dikasih di akhir Ramadhan, dlm jumlah agak besar utk ukuran anak2 saat itu :-)

    BalasHapus
  9. tujuannya memang untuk itu Wit, menghargai perjuangannya.
    toh, setelah tahun silam berhasil pol puasanya, si sulung kini lebih mengerti untuk puasa.

    BalasHapus
  10. setiap ortu memang punya gaya dan cara dalam memotivasi anaknya mas.
    mungkin cara ini kurang efektif bagi orang lain, tapi bagi saya sejauh ini masih cukup baik.

    BalasHapus
  11. setuju mas eko. pendekatan ini memang bukan harga mati buat ketiga anak kami. yang sulung dengan cara itu, yang berikutnya belum tentu bakal menggunakan cara serupa.

    perlahan kami juga tanamkan makna puasa yang sebenarnya ke anak-anak kok mas...

    BalasHapus
  12. thx mbak ani.
    saya pun berharap demikian.
    gimana dengan sikecil?

    BalasHapus
  13. buat anak sebenarnya bukan uangnya yang penting, tapi penghargaannya...
    anak kan masih berpikir 'kebendaan', jadi sambil menanamkan nilai-2 saya gunakan cara ini.

    BalasHapus
  14. setuju frans, gw sudah menimbang efeknya saat menerapkan cara ini.
    alhamdulillah si sulung sudah bisa diajak discuss soal puasa.

    BalasHapus
  15. saat kecil saya kebetulan nggak pernah mendapat reward kayak gini Ima.
    tapi kok kayaknya asyik aja buat anak-2 punya uang dengan nilai besar.

    apalagi saya termasuk jarang memberi hadiah uang bagi anak. biasanya saya beri buku atau game. nah, biar beda saya beri mereka uang biar bisa digunakan untuk keperluannya.

    yang sudah2, uang itu biasanya cuma sedikit dipakai beli sesuatu, dan sisanya dibalikin untuk ditabung.

    BalasHapus
  16. betul-betul...
    apalagi juga diimingi tambah disayang sama Allah

    BalasHapus
  17. Kami juga pake cara itu kok din buat anak2. Tahun lalu karena si kecil belum puasa, kakaknya aja yang dikasi reward. Sekarang karena udah ikutan, jadi kita bikin jadwal lengkap ibadah untuk mereka. Sholat 5 waktu, taraweh dan mengaji. Setiap mereka laksanakan 1 ibadah, bapaknya kasi reward 50 sen. Tahun lalu kakak bahkan dapat hampir 60 Euro karena ada waktu2 dimana kita lagi dalam perjalanan jauh dan dia tetap puasa, jadi kita dobel rewardnya. Bukan berarti dia puasa karena dapat reward kok, buktinya sehabis puasa dia tidak pernah ingat menagih uang rewardnya tuh...
    Uang reward itu sepenuhnya masuk tabungan, dan hampir tidak pernah dibelanjakan. Kami selalu bilang kalo uang itu lebih berguna untuk dipake di Indonesia karena dia bisa sharing dg teman2nya yang tidak mampu disana. Jadi tabungannya sekarang ( ditambah uang sekolah dan bersih2 kamar 1 euro/hari ) sudah enduuuut sekali....

    BalasHapus
  18. Oya, soal membelanjakan uang tabungan ini ada juga yang mengharukan. Bbrp bulan lalu Vidia rupanya dipameri temannya (dr Indo jg yg dasar gila merek) tas merk kipling. Harganya kira2 45 euro. Rupanya dia jadi kepingin juga beli waktu ultahnya tgl 5 oct nanti. Oke, akhirnya aku kasi 2 pilihan : beli 1 tas kipling untuk Vidia sendiri, atau beli 5 tas sekolah untuk dia, ika, firi (anak & ponakan pembantuku di bppn) dan 2 anak panti asuhan. Alhamdulillah dia pilih yang terakhir din... lega hatiku....

    BalasHapus
  19. boleh juga dicontoh caramu yun. kreativitas ortu memang diperlukan untuk membentuk anak-anak, apalagi kalau diberi pilihan-2 menarik seperti itu.

    salam buat anak-anakmu. btw, lebaran gak mudik?

    BalasHapus
  20. Wah, pinginnya sih mudik ya din, cuma kalo pulang ke Indo itu kan ga bisa sebentar sementara anak2 libur cuma 2 minggu, belum lagi oleh2nya... :D

    Insya Allah justru tanggal 25 okt abis lebaran nanti kita malah ke Mesir karena ikut paket perjalanan yang diorganisir sama kantor. Ongkosnya juga sudah dicicil sejak Maret lalu, jadi enteng. Ntar kubawain kau tutankhamun sama cuilan piramid din hehehe....

    BalasHapus
  21. dduh ammu...saya setuju juga dg cara itu..saya dulu juga pake reward tapi setelah besar juga sadar dan gak minta lagi.....

    abi juga setuju ajah kalo anaknya berhasil,berprestasi,atau rajin belajar dapat hadiah(gka mesti uang)kadang hadiah ciuman sayang dari kami.

    BalasHapus
  22. setuju mbak yuni.
    reward kan ibarat penyemangat. seiring perkembangan usia anak-anak, mereka akan mengerti maksud kita memberi reward atas puasanya semasa kecil.
    alhamdulillah Ihsan, sisulung kami, sudah agak mengerti mengenai ini.

    BalasHapus