Senin, 26 Maret 2007

Pusing....


Mumet! Duduk susah, tidur gak mungkin.


Bernafas sulit, hidung mampet.


Hei, kenapa mengeluh? Merasa yang paling menderita? Padahal masih banyak yang lebih sakit dan menderita di luar sana! 


Ya Rabb mengapa hamba-Mu ini mudah mengeluh? Padahal terlalu banyak rizki yang KAU limpahkan. Terlampau banyak kasih-Mu yang kuterima selama ini.


Mestinya, aku harus bersyukur, Alhamdulillah masih diberi sakit. Itu tandanya Allah masih sangat, sangat sayang padaku.

Pernikahan Jarak Jauh

Teknologi ternyata bukan hambatan bagi pasangan yang hendak menikah, meski pihak wali berada jauh di seberang lautan. Ini dibuktikan oleh pasangan Sirojudin Arif M.A dengan Iim Halimatus Sa'diyah M.A. yang tengah menimba ilmu di Oxford University, Inggris.


Karena alasan tertentu wali nikah dari mempelai perempuan tak bisa hadir di Inggris. Namun pernikahan harus tetap terselenggara, sementara mempelai perempuan berkeras tak mau dinikahkan oleh wali lainnya selain kakak kandungnya di Cirebon.


Dan akhirnya terjadilah pernikahan jarak jauh itu.


Cirebon-Inggris bersatu dalam pernikahan.


Indahnya teknologi...  


*lebih lengkap baca di PR online.


===========


Inggris-Cirebon Bersatu Dalam Pernikahan


PERKEMBANGAN teknologi komunikasi yang begitu pesat, benar-benar menghilangkan batas-batas negara, kewilayahan, dan jarak, bahkan waktu. Dengan teknologi komunikasi, jarak ribuan kilometer tidak lagi menjadi halangan.










Dosen STAIN, Dr. Ahmad Kholik, M.A., menikahkan adiknya, Iim yang berada di Oxford Inggris disaksikan warga dan kerabat serta saksi mempelai melalui "teleconference" dari Dukupuntang Kab. Cirebon, Sabtu (24/3).* ANDI/MD


Bukan hanya sekadar dimanfaatkan untuk berkomunikasi menghilangkan rasa rindu dengan mendengarkan suara, tetapi lebih dari itu bisa dimanfaatkan untuk hal yang lebih serius menyangkut nasib perjalanan hidup sepasang kekasih, yakni pernikahan.


Pilihan untuk menikah dengan memanfaatkan teknologi komunikasi melalui media teleconference terpaksa diambil pasangan muda Iim Halimatus Sa'diyah, M.A. binti K.H. Khulaimi (25) dengan Sirojuddin Arif, M.A. bin K.H. Sahir Maksudi (28) yang tengah menimba ilmu di Oxford University.


Kedua mempelai yang masih berada di Inggris dinikahkan oleh kakaknya Dr. Akhmad Kholiq, M.A. yang tetap berada di Cirebon, Sabtu (24/3), pukul 20.00 WIB atau pukul 1.00 PM waktu Inggris.


Kedua mempelai tampak dalam layar proyektor tengah berada di aula kampus Oxford University ditemani tidak kurang dari 33 mahasiswa/i dari Indonesia yang juga berkuliah di sana. Mereka antara lain dari Kota London, Nottingham, Birmingham, Leeds, dan lain-lain.


Mempelai perempuan terlihat cantik mengenakan gaun pengantin model kebaya lengkap dengan konde yang cukup indah. Sedangkan mempelai laki-laki mengenakan jas lengkap. Mempelai laki-laki pun sudah mempersiapkan mahar atau mas kawin sebesar 200 poundsterling.


Sementara itu, pada waktu yang bersamaan dibatasi jarak ribuan kilometer, di halaman Pesantren Tarbiyatul Banin Dukupuntang Kab. Cirebon, hadir kedua orangtua Sirojuddin, K.H. Sahir Maksudi dan Hj. Murtaqiyah berikut rombongan keluarga dekatnya, dari Boyolali Jawa Tengah. Begitu juga halnya saudara dan kerabat Iim, seperti Dra. Hj. Syiah, M.Ag., Drs. Akhmad Khozin, M.Ag., Kepala KUA Dukupuntang, Musonif, S.Ag., dan ratusan warga setempat.


Keharuan mendadak menyergap ratusan kerabat kedua mempelai dan warga yang hadir di pesantren, sesaat sebelum pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Banin Dukupuntang yang juga Dosen STAIN Cirebon, Dr. Akhmad Kholiq, M.A., menikahkan adik perempuannya, Iim Halimatus Sa'diyah, M.A. binti K.H. Khulaimi dengan Sirojuddin Arif, M.A. bin K.H. Sahir Maksudi, melalui teleconference.


Menjelang menikahkan (atau menjadi wali nikah), Dr. Akhmad Kholiq, M.A. dalam sambutannya menjelaskan, pernikahan jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi canggih dilakukan karena kondisi yang memaksanya seperti itu.


"Ini emergency atau darurat. Pertama, kedua mempelai sedang sibuk belajar di Oxford University Inggris, sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk menikmati libur panjang, apalagi banyak tugas perkuliahan yang harus mereka selesaikan," paparnya.


Selanjutnya, kata dia, sebenarnya pihaknya ingin datang ke Inggris untuk menikahkan langsung di sana.


Akan tetapi, karena alasan teknis dan hal lainnya terpaksa dirinya tak bisa datang. "Kemudian, adik saya bersikeras tidak mau dinikahkan oleh orang lain kecuali saya. Makanya, sebab darurat inilah teleconference menjadi solusi untuk mengatasinya," ungkapnya.


Diakuinya, pernikahan jarak jauh yang dilakukannya kelak bakal menjadi pro-kontra dan perbincangan serius di kalangan para kiai dan ulama, khususnya di Kabupaten Cirebon.


"Karena mungkin ini merupakan yang pertama terjadi di Kota Wali dan belum ada fatwa yang jelas dari MUI tentang hal itu. Tapi, saya sangat siap untuk diajak berdiskusi dengan siapa pun mengenai apa yang saya lakukan ini. Tentunya, dengan argumen yang kuat dan tanpa harus saling menyalahkan," ujarnya.


Menurut dia, munakahat atau pernikahan adalah urusan mu'amalah, sehingga rasulullah menerangkan dalam haditsnya Antum a'lamu bi umuri dunyakum yang artinya, "kamu sekalian lebih mengetahui tentang urusan duniamu".


"Makanya, meski ada dimensi ibadah atau sesuatu yang sakral (suci-red.) dalam satu pernikahan karena disaksikan langsung Allah, namun secara teknis bisa diatur manusia. Dengan kata lain, pernikahan bisa dilakukan lebih kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan teknologi yang canggih," ujarnya.


Ia mengemukakan, apa yang dilakukannya itu juga merupakan satu bentuk ijtihad. Dan menurut nabi, hasil dari ijtihad apabila salah maka dapat satu pahala, sedangkan jika benar maka memperoleh dua pahala.


Usai prosesi akad nikah, Iim yang diajak berdialog dengan keluarganya, tak mampu menahan cucuran airmatanya. Sambil menangis dan dengan nada sedih, ia meminta maaf kepada ibu, saudara, tetangganya. "Sebenarnya, saya ingin pernikahan ini dihadiri keluarga dan kerabat dekat. Tapi apa mau dikata, karena kondisilah yang memaksakan ini terjadi.


Pernikahan jarak jauh ini sepertinya mustahil, tapi berkat teknologi yang canggih semuanya menjadi nyata dan dapat dilakukan.


Buku nikah milik kedua mempelai kemudian ditandatangani oleh kerabatnya. Iim diwakilkan kepada kakak perempuannya Nurul Faizah, sedangkan Sirojuddin diwakilkan kepada kakak lelakinya Ahmad Khozin. (Ani Nunung/"PR"/Ifai/"MD")*

Rabu, 21 Maret 2007

Workshop Menulis Novel untuk Anak

http://yaniar.multiply.com/journal/item/119
Deborah Ellis, pengarang buku anak-anak dari Canada bakal menggelar workshop penulisan novel untuk anak di Jakarta. Acara ini digelar bekerja sama dengan Kelompok Pecinta Bacaan Anak asuhan Murti Bunanta.

Acaranya sendiri bakal digelar bulan April. lebih jelasnya baca di jurnalnya renny yaniar.

Selasa, 20 Maret 2007

:: Argentum Books - Online Book Store ::


http://www.argentumbooks.com/
Satu lagi online book store. Lumayan buat pencinta buku yang malas belanja ke toko.

Tawaran diskonnya cukup menarik.

Lagipula koleksinya sedikit berbeda dengan online store book yang sudah ada.

Yang menarik ada tawaran buku cerita anak-anak yang murah meriah.

Minggu, 18 Maret 2007

Temu Cindil




Hari Jum'at 16 Maret 2007, di Plaza Semanggi Jakarta, ikutan kopdar dengan Ana Cindil yang lagi mudik. Ini adalah acara kopdarnya Cindil yang kesekian sejak mendarat di Jakarta Senin lalu. Cindil memang MP-ers yang populer. Konon, tiap hari ada aja kawan-2 yang ngajak kopdaran, dan itu semua dilayani!

Peserta kopdar ada reipras, Dyru, Aya, Tina, Eriq yang lebih langsing dari foto-2nya di MP, sampai pasangan Mbot-Ida serta bayi kopdar Rafi. Oya, ada pula ceuceu, ari mediasauna, Aryan, Desy, Pras dan satu peserta 'bule'. Siapa dia, bisa di lihat di foto.

Bagi saya ini kopdar pertama yang cukup berkesan. Seru! Saking serunya obrolan, kita baru selesai setelah banyak gerai di food court yang tutup! Bahkan ada gerai yang (kayaknya) sengaja mengusir rombongan kita dengan cara membanting rolling door gerainya!

Sorry buat kawan-2 yang gak sempat kefoto, batterai digicam saya habis ditengah pertemuan. Sorry juga yang gak sempat kesebut, belum kenal semuanya sih!

Rabu, 14 Maret 2007

[Tragedi] Teganya Mercy

Kasus pembunuhan 4 anak oleh ibu kandung dan diakhiri dengan bunuh diri si pelaku di Malang, Jawa Timur mengungkap sebuah fakta yang mengejutkan. Mercy sang ibu ternyata sempat mengabadikan saat menjelang ajal ke-4 anaknya dengan kamera HP-nya. Hah!


Mengetahui hal ini mata saya terbelalak kaget. Astagfirullah, teganya kau Mercy! Meracuni anak sendiri saja sudah luar biasa. Ini malah ditambah dengan mengambil gambarnya. Duh, ada ya ibu yang setega itu..


Kasus ini memang belum berakhir, motif pembunuhan Mercy terhadap ke-4 anaknya masih belum jelas benar. Kejatuhan ekonomi keluarga disebut-sebut sebagai pangkal masalah sang ibu bertindak nekat. Kabarnya karena masalah ini, kehidupan keluarga pasangan Mercy dan Hendry Suwarno berubah drastis. Dua anaknya yang sekolah di sekolah elit di Malang pun kena imbasnya. Mereka kesulitan membayar uang sekolah yang tiap bulan mencapai 1 juta 150 ribu rupiah. Namun ini bukan tanpa solusi, karena pihak sekolah memberikan keringanan, dan mereka hanya cukup membayar 75 ribu rupiah per bulan.


Beban hidup yang menghimpit memang kadang 'membutakan' mata. Jalan pintas dengan membunuh anak yang tak berdosa dianggap sebagai solusi. Mercy dan juga pelaku lain seperti Anik Koriyah di Bandung, mungkin berpikiran, dengan membunuh anak-anaknya, ia telah menyelamatkan sang anak dari kehidupan yang keras.


Padahal salah. Sama sekali salah. Bunuh diri, menurut agama saya, adalah tindakan yang paling dibenci Tuhan.


Saya tak tahu bagaimana latar belakang kehidupan pelaku sebenarnya sehingga mengambil jalan pintas semacam itu. Seribu tanya menggelayuti pikiran sehat saya. Tak adakah tawaran solusi lain yang bisa dipertimbangkan. Tak adakah rekan, kerabat atau handai taulan yang siap membantu keluar dari persoalan dunia mereka?


Entahlah. Saya berharap ke-4 bocah yang manis-manis itu dapat tempat terindah di surga. Dan Mercy sang ibu diampuni dosa-dosanya. Oya, jasad kelima orang ini sudah dikremasi hari Rabu (14 Maret) di Malang.


*foto diambil dari sini.

Senin, 12 Maret 2007

Tukul Factor




Siapa selebritis yang paling top di layar kaca akhir-akhir ini? Bukan Tamara Blezinsky yang kecantikannya konon sempurna. Bukan pula Tora Sudiro yang katanya ngganteng. Tapi dia adalah seorang Reynaldi... Hah, siapa tuh?


Pasti kalau disebut nama itu banyak yang gak kenal. Tapi kalau nama Tukul Arwana, pasti banyak yang merasa kenal. Setidaknya tahu lah. Entah kenapa Tukul senang banget kalu disebut sebagai Reynaldi. Mungkin dia pernah terobsesi berwajah bak Reynaldi, model top 90-an bintang iklan brisk. 


Nggak perlu malu tahu nama satu orang ini. Karena dia kini jadi magnet yang menyihir pemirsa layar kaca Indonesia dengan acara Empat Mata-nya di trans7. Buat yang belum tahu, ini acara talk show santai dengan banyak bintang tamu, bicara banyak hal yang diselingi guyonan khas wong ndeso gaya Tukul.


Jutaan pasang mata (bukan hanya empat mata tentunya) dibuat tak berkutik oleh lelucon konyol yang dibuat Tukul. Meski tak ada yang baru dari lelucon Tukul. Tapi kehadirannya pas. Pas orang pada jengkel dengan korupsi. Pas orang sebal dengan topik talk show yang 'begitu-begitu' saja. Pas karena acaranya berisi hal-hal yang sangat dekat dengan pemirsanya.


Tukul juga menjadi kepanjangan sosok orang Indonesia yang kerap diperolok di televisi. Kalau orang lain tersinggung jika diperolok, berbeda dengan Tukul. Justru ia dengan bangganya menjadi bulan-bulanan orang yang memperolok wajahnya, kemampuan berbahasanya, serta kebodohannya.


Keberhasilan Tukul juga karena dia mau jadi keranjang sampah siapapun, tanpa takut gengsi atau terlihat jelek di tv (lha wong udah jelek kok!).


Semula Empat Mata adalah in house production Tv7 yang siar sekali sepekan tiap pukul 23.00 WIB. Namun sejak Tv7 di take over oleh Trans Tv dan menjadi Trans7, program ini ditayangkan 5 kali sepekan tiap jam 11 malam. Uniknya, meski kini ditayangkan di jam yang lebih cepat, jumlah pemirsanya tidak lantas merosot. Tampaknya Tukul berhasil mengikat pemirsanya, sehingga mereka tak mempersoalkan jam tayangnya.


Uniknya lagi, acara Tukul bisa meraup pemirsa yang cukup bagus, tapi acara sebelum dan sesudahnya biasa-biasa saja. Konon menurut data terakhir AC Nielsen, acara 4 Mata ditonton sekitar 1,6 juta pemirsa tiap hari. 


Moral dari tulisan ini, jangan takut jelek! Karena menjadi jelek pun bukan dosa dan terbukti bisa menghasilkan uang banyak.


Kalau boleh ada kritik tentang acara ini, mungkin seputar kebiasaan Tukul mencium semua bintang tamu wanita. Bagi saya dan juga mereka yang muslim tentu sangat terganggu, karena ia cium sana sini dengan wanita bukan muhrimnya.


oke sailen plis...fis to fis...tak sobek-sobek mukamu .... kembali ke Lap ...Top...Puas..Puas..*


*kata-kata di atas adalah guyonan khas Tukul di Empat Mata.


*gambar diambil dari sini.

Apa Jenis Kelamin Pekerjaan Anda ?

Saya tak tahu darimana awalnya adanya klasifikasi pekerjaan di dunia ini. Pekerjaan domestik ngurus rumah tangga misalnya, mengapa dikatakan identik dengan perempuan. Sementara pekerjaan lain seperti benerin genteng yang bocor atau mobil rusak, kenapa juga dibilang kerjaannya lelaki.


Saya sempat agak terganggu dengan kenyataan ini. Bukan apa-apa, karena saya dan juga istri termasuk golongan yang tak pernah pusing dengan klasifikasi tersebut. Apa yang bisa saya kerjakan di rumah, saya akan kerjakan. Misalnya memandikan anak, masak, atau mencuci piring. Saya tak merasa derajat saya sebagai lelaki turun hanya karena mencuci piring kotor. Pun tak merasa gengsi hanya karena memandikan anak.


Bahkan saya malah merasa bangga dengan kebiasaan memasak --meski nggak terlalu ahli--karena kerap beroleh pujian dari anak-anak. Bagi anak-anak, kebisaan itu berarti mereka tetap bisa makan enak, meski sang bunda tak selalu ada di rumah.


Kami terbiasa bahu membahu mengerjakan beberapa kerjaan di rumah, terutama yang berhubungan dengan anak. Memang tidak semua pekerjaan, karena sebagian pekerjaan tetap dibantu bibi asisten.


Apa yang kami lakukan adalah hal biasa. Namun tidak bagi sebagian kawan. Bahkan ada beberapa kawan dari suku tertentu yang enggan melakukan pekerjaan domestik, hanya dengan alasan sebagai 'pekerjaan perempuan'. Heh!


Saya pikir pandangan itu cuma mitos, ternyata benar. Seorang kawan pernah minta dibelikan ayam potong di sebuah hypermart untuk istrinya. Anehnya, dia enggan membawa barang belanjanya dengan alasan "MALU" sebagai lelaki ketahuan belanja. Katanya, selama menikah ia belum pernah belanja seperti itu. Karena menurutnya, itu pekerjaan istri!


So, apa benar pekerjaan itu punya jenis kelamin? Saya kok tak percaya itu, karena yang mengklasifikasikan pekerjaan itu manusia sendiri. Jadi sangat tidak adil jika ada pekerjaan tertentu --pekerjaan domestik misalnya-- dikatakan pekerjaan perempuan. Atau pekerjaan lainnya yang disebut pekerjaan lelaki.


Mungkin masalah kelaziman saja, atau berat ringannya pekerjaan yang dihubungkan dengan fisik lelaki/perempuan. Kalau yang ini bisa dimengerti.