Hari Kamis (30 Okt) Nabila kesampaian ikut audisi Idola Cilik 2 RCTI. Ini mimpi nabila sejak lama ingin ikut sebuah audisi. Memang dia tak pernah bercita-cita jadi penyanyi, tapi dia bermimpi tampil di sebuah panggung yang dilihat banyak orang.
Saya dan bundanya sebenarnya agak keberatan kalau dia ikutan audisi semacam ini. Bukan ajangnya, tapi lebih pada proses audisi yang melelahkan. Tapi karena dia ngotot pengen ikut, ya sudah. Saya izinkan dengan banyak catatan.
"Kakak nggak boleh bete lho, karena audisinya yang ikut ribuan anak, dari pagi sampai sore." pesan saya. Dia hanya mengangguk kesenangan.
"Jangan nangis ya kalau nggak lolos, karena yang dipilih cuma sedikit dari banyak yang ikut." Lagi-lagi dia hanya mengangguk.
Akhirnya diantar bunda yang rela bolos ke kampus, Nabila pun ikut audisi di gedung Pertamina Simprug, Jakarta Selatan.
Apa yang saya bayangkan ternyata kejadian. Jam 12, bunda sms belum dapat nomor, situasi ricuh, orang saling serobot, Nabila sempat nangis karena kepanasan dan capek. Udah gitu, antriannya panjaaaaaaaaang banget! Situasi memang tak terkendali. Gak keitung lagi berapa yang pingsan dan menangis kepanasan.
Bunda juga sempat melabrak beberapa ibu yang sengaja menyerobot antrian. Bunda memang paling gatel sama orang yang gak teratur, mengambil hak orang yang sudah antri berjam-jam.
Penyelenggara sama sekali nggak antisipatif dengan situasi. Nama besar RCTI gak jaminan proses audisi berjalan rapi dan teratur. Panitia menurut bunda gak profesional. Ketika dikomplain, mereka hanya jawab, "Kami gak nyangka bu pesertanya sebanyak ini. Udah gitu pesertanya pada main serobot nggak bisa diatur!!" Huh deh, kenapa juga bikin audisi yang dipromo di mana-mana. Kalo cuma pengen diikuti 10 orang aja, bikin aja audisi tertutup!
Setelah nunggu sejak pagi, Nabila baru masuk ruang audisi pukul 14.00. Itupun hanya perlu waktu gak kurang dari 10 menit nyanyi refrain lagu Laskar Pelangi.
Meski menyebalkan proses menuju audisinya, tapi bagi Nabila ini menjadi pengalaman tak terlupakan. Kami memang ingin memberi pelajaran bagaimana rasanya berkompetisi bagi Nabila. Dan meski tak lolos, ia cukup bisa mengerti betapa kerasnya sebuah kompetisi.
*gambar diambil dari sini, cover album Idola Cilik 1. bunda nggak sempet moto!
Saya dan bundanya sebenarnya agak keberatan kalau dia ikutan audisi semacam ini. Bukan ajangnya, tapi lebih pada proses audisi yang melelahkan. Tapi karena dia ngotot pengen ikut, ya sudah. Saya izinkan dengan banyak catatan.
"Kakak nggak boleh bete lho, karena audisinya yang ikut ribuan anak, dari pagi sampai sore." pesan saya. Dia hanya mengangguk kesenangan.
"Jangan nangis ya kalau nggak lolos, karena yang dipilih cuma sedikit dari banyak yang ikut." Lagi-lagi dia hanya mengangguk.
Akhirnya diantar bunda yang rela bolos ke kampus, Nabila pun ikut audisi di gedung Pertamina Simprug, Jakarta Selatan.
Apa yang saya bayangkan ternyata kejadian. Jam 12, bunda sms belum dapat nomor, situasi ricuh, orang saling serobot, Nabila sempat nangis karena kepanasan dan capek. Udah gitu, antriannya panjaaaaaaaaang banget! Situasi memang tak terkendali. Gak keitung lagi berapa yang pingsan dan menangis kepanasan.
Bunda juga sempat melabrak beberapa ibu yang sengaja menyerobot antrian. Bunda memang paling gatel sama orang yang gak teratur, mengambil hak orang yang sudah antri berjam-jam.
Penyelenggara sama sekali nggak antisipatif dengan situasi. Nama besar RCTI gak jaminan proses audisi berjalan rapi dan teratur. Panitia menurut bunda gak profesional. Ketika dikomplain, mereka hanya jawab, "Kami gak nyangka bu pesertanya sebanyak ini. Udah gitu pesertanya pada main serobot nggak bisa diatur!!" Huh deh, kenapa juga bikin audisi yang dipromo di mana-mana. Kalo cuma pengen diikuti 10 orang aja, bikin aja audisi tertutup!
Setelah nunggu sejak pagi, Nabila baru masuk ruang audisi pukul 14.00. Itupun hanya perlu waktu gak kurang dari 10 menit nyanyi refrain lagu Laskar Pelangi.
Meski menyebalkan proses menuju audisinya, tapi bagi Nabila ini menjadi pengalaman tak terlupakan. Kami memang ingin memberi pelajaran bagaimana rasanya berkompetisi bagi Nabila. Dan meski tak lolos, ia cukup bisa mengerti betapa kerasnya sebuah kompetisi.
*gambar diambil dari sini, cover album Idola Cilik 1. bunda nggak sempet moto!