Kegembiraan lebaran tampaknya tahun ini sedikit tak berpihak pada kami sekeluarga. Padahal, semula kami bayangkan lebaran tahun ini akan menyenangkan karena bapak-ibu memilih berlebaran bersama kami, 3 anaknya plus mantu dan cucu-2nya. Karena dua tahun terakhir bapak-ibu berlebaran di Nganjuk, menemani mbah putri.
Ternyata apa yang manusia rencanakan di atas kertas, bisa berubah karena kuasa-Nya. Hari Minggu sebelum Lebaran, saya terserang demam tinggi, hingga 40 derajat. Demam ini mengiringi penyakit batuk yang baru beberapa hari saya derita. Mau tak mau (terpaksa) saya batal puasa.
Kerepotan belum berhenti. Ihsan dan Nabila masuk angin dan muntah2 pas lebaran. Mungkin mereka kelelahan dan makan yang tak terkontrol.
Hari Kedua lebaran giliran ibu yang terkapar. Beliau kelelahan menyiapkan hidangan lebaran dan kedatangan kami-2 ke rumah. Alhamdulillah, sehari istrirahat kondisi ibu berangsur membaik.
Setelah kami kembali ke Kranggan, episode baru pun mulai, istriku kelelahan dan masuk angin. Kebayang kan suasana rumah: 3 anak, tanpa pembantu, dengan kedua ortu yang sedang sakit!
Selesai? Ternyata belum, Sabtu kemarin giliran bapak masuk rumah sakit Medika Permata Hijau. Tekanan darah beliau melonjak hingga 180, demam dan pusing-2!
Aku tahu ini semua skenario-Nya. Aku makin tersadar, Allah masih sayang sama kami semua, karena itu diberinya kami ujian.
Mohon do'anya kawan2 semoga kami bisa melaluinya dengan bersabar hati. Semoga bapak yang tengah terbaring di RS segera pulih.....
*gambar bapak-ibu dengan kami 24 Okt'06