Kamis, 23 Agustus 2007

Raisya Ali ditemukan!

Raisya Ali, bocah cilik berusia 5 tahun yang diculik sejak 15 Agustus lalu, hari ini akhirnya ditemukan. Beberapa saat lalu ia sudah ada didekapan kedua orang tuanya di Polda Metro Jaya.

Alhamdulillah!!....Ikut Lega!!

Senin, 20 Agustus 2007

70 Lovers!

SMA Negeri 70 mungkin satu-satunya sekolah di negeri ini yang kelahirannya paling disorot media lokal di Jakarta pada masanya. 5 Oktober 1981 adalah hari pertama penggabungan dua SMA di jalan Bulungan kawasan Kebayoran Baru Jakarta Selatan, yakni SMAN 9 dan SMAN 11. Mereka 'terpaksa' disatukan dalam identitas baru SMA Negeri 70, karena kerap terlibat tawuran yang amat mengkhawatirkan.

Penyatuan dua sekolah 'preman' ini awalnya cukup sulit. Masih ada perseteruan antara murid, antara guru dan antara pengelola. Yang satu merasa lebih 'berkelas' dibanding yang lain, sementara yang lain merasa lebih jagoan dari yang satu. Kondisi ini sempat saya rasakan saat tahun 1987 menjadi siswa disini.

Meski sudah angkatan ke-6, sisa-sisa kejayaan preman masih saya rasakan. Bagi siswa kelas 1 tak pernah merasa tentram di sekolah, karena pasti jadi sasaran pemalakan kakak kelas. Tak selesai di sekolah, di luar sekolah pun kami masih punya musuh abadi saat itu, yakni siswa STM. Berangkat dan pulang sekolah adalah saat yang paling mendebarkan. Mereka kerap memancing tawuran dengan kami.

Yang paling mengusik memori saya hingga kini, seorang kawan karib pernah ditikam kepalanya oleh kawan-2 STM. Meski tak langsung meninggal, namun 2 tahun kemudian akhirnya ia 'pergi' akibat karat senjata tajam yang  bersarang di kepalanya. Duh!

Tapi cerita seram itu hanya sebagian kecil dari memori manis di 70. Meski terletak di kawasan elit, sekolah ini cukup egaliter. Tak ada pengkastaan antara the have dan the have not. Saya yang berasal dari kalangan biasa, bebas bergaul dengan semua kalangan, dari kalangan bawah hingga anak menteri dan artis terkenal. Tak ada sekat, tak ada batas. 

Sekolah pun memberi ruang berekspresi yang cukup lapang bagi siswanya. Alhasil prestasi siswanya pun cukup membanggakan hingga kini. Bahkan kini SMA 70 termasuk salah satu sekolah unggulan di Jakarta. Oya disini juga ada sekolah internasionalnya juga yang biayanya ...waduh 40 jt.

Tahun ini bakal ada perayaan 25 tahun SMA 70. Kabarnya bakal ada acara gede di Plaza Timur Senayan Jakarta. Ayo 70 lovers ngumpul yuk!!!

Senin, 13 Agustus 2007

Pelatihan Terbuka Kesiapsiagaan Gempa

Pekan lalu Jakarta diguncang gempa. Warga panik dan umumnya tak tahu harus berbuat apa. Nah, informasi ini mungkin berguna bagi kawan-kawan di Jakarta!
====

"Relawan Jakarta Siap!"

Kamis, 9 Agustus pukul 00.04 WIB, masyarakat Jakarta dikejutkan dengan guncangan gempa. Sebagian besar masyarakat Jakarta, baik yang sudah terlelap maupun yang sudah terjaga berhamburan keluar. Memang pusat gempa bukan di Jakarta, gempa berkekuatan 7,3 SR itu terjadi di 112 km dari Jakarta, tepatnya di kedalaman 284 km laut Indramayu. Guncangan pun dirasakan tak hanya di Jakarta, namun meluas hingga ke Bandung, Garut, Yogyakarta, sebagian Sumatera, Bali, NTB bahkan hingga ke Malaysia.

Setidaknya, sebagian warga Jakarta dibuat panik akibat guncangan gempa tersebut. Kenapa panik? Tentu wajar jika siapa pun akan panik menghadapi bencana seperti gempa. Kedua, boleh jadi kita panik karena memang warga Jakarta benar-benar belum pernah berlatih sekalipun bagaimana dan apa yang harus dilakukan dalam kondisi darurat gempa, bagaimana menghadapi gempa, bagaimana refleks menyelamatkan diri, kemana harus berlari, dimana harus berlindung, siapa saja yang harus dilindungi, apa saja yang harus dibawa, dan lain sebagainya.

Coba lihat di sekitar kita, di lingkungan tempat tinggal kita, bahkan di pintu rumah yang kita tinggali. Tidak ada SOP (standard operating procedure) menghadapi bencana ¨Cseperti gempa misalnya-, tidak ada petunjuk arah evakuasi, tidak ada tempat lapang yang disepakati untuk berkumpul ketika gempa terjadi, bahkan tidak tahu kemana harus meminta bantuan, bahkan tidak tahu nomor telepon yang harus dihubungi untuk minta pertolongan.

Jika demikian adanya, warga Jakarta memang benar-benar tidak siap menghadapi bencana! BAYANGKAN JIKA GEMPA BERKEKUATAN 7,3 SR ITU BERPUSAT DI DARAT!­

Jangan biarkan ini terjadi, jangan sampai jatuh korban terlalu banyak, dan  jangan sampai orang-orang tercinta dan terdekat kita menjadi korban hanya karena kita tidak pernah berlatih dan bahkan tidak pernah mau tahu, serta tidak mengerti apapun tentang gempa dan bagaimana menghadapinya. 

Gempa Kamis (9 Agustus 2007) dini hari ini menegur kita secara serempak untuk persiapkan diri. Ajak suami, isteri, anak-anak, orangtua, sepupu, keponakan, cucu, saudara dan tetangga Anda tidak terkecuali untuk hadir dalam "PELATIHAN TERBUKA KESIAPSIAGAAN GEMPA".
Kita menjadi relawan untuk keselamatan jiwa sendiri, untuk keluarga, orang-orang terdekat dan untuk bangsa. "Relawan Jakarta Siap"

Minggu, 19 Agustus 2007
Pukul 08.00 ¨C 09.30 WIB
Plaza Utara, Senayan, Jakarta

Siapapun Anda, ibu rumah tangga, karyawan, pengusaha, pedagang, selebritis, tokoh masyarakat, pejabat, atau siapapun yang terpanggil, catat nomor penting ini; 021-7414482. Karena Anda peduli dengan diri dan keluarga Anda. Ayo buktikan, bahwa relawan Jakarta siap, cukup dengan menyisihkan satu-setengah jam waktu Anda untuk bersama-sama berlatih kesiapsiagaan gempa. Ingat, tidak pernah ada yang bisa memprediksi kapan dan dimana bencana terjadi. Karenanya, kesiapsiagaan itu menjadi wajib.

Pelatihan terbuka ini diselenggarakan atas kerjasama ACT, DMII (Disaster Management Institute of Indonesia), MRI (Masyarakat Relawan Indonesia), CCDI (Corporate Circle for Disaster Interest), dan MPBI (Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia)

Bayu Gawtama
OC Leader  0852 190 68581

ACT - Bayu Gawtama, Communication Senior Manager ACT
DMII - Anna, Development Management Partner DMII (081328598828)
MRI - Arifudin Muchtar, Chairman of MRI (08172334154)
CCDI - Hanny H Soemarno, Chairperson CCDI (0811234332)

G R A T I S (tidak dipungut biaya sepeser pun)