Kamis, 17 April 2008

Akhirnya Garis Kejut Itu...

Akhirnya garis kejut (slower) yang kuminta pada manajemen tempo hari, jadi juga. Kini beberapa baris gundukan semen itu ada di sisi kiri dan kanan pintu masuk kantor. Butuh sebulan lebih untuk mewujudkan ini. Tapi lumayan lah didengar dan diperhatikan oleh manajemen kantor.

Sempat kesal juga karena lambannya aksi dari kantor. Padahal sudah banyak korban yang celaka di lokasi sekitar.

Memang kelihatan sepele, tapi saya pikir ada gunanya. Setidaknya bagi pengguna jalan di kawasan ini, sehingga tidak ngebut jika mendekati kantor saya. Apalagi belakangan banyak anak kecil bolak balik untuk audisi ini-itu lah.

Ternyata kecelakaan tempo hari ada hikmahnya, bukan hanya bagi saya juga buat pengguna jalan yang lain. Alhamdulillah. Semoga yang menyetujui dan merealisasikan garis kejut ini menjadi nyata diberi kelapangan rizki dari Allah. Amin..

Senin, 14 April 2008

Bom di DPD PKS Jabar

Pilkada Jabar ternoda. Setelah tenang sejak kemarin, hari ini ada insiden. Kantor DPD PKS di Bandung dilempari bom molotov.

Mungkin ini terkait dengan melenggangnya suara pasangan Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf-HADE. Jelas ini bermuatan politis.

Kabarnya pelaku pengeboman adalah orang profesional.

Siapa ya pelakunya? 

Minggu, 13 April 2008

Fenomena HADE

Jujur saya kaget, saat kemarin mengetahui hasil quick count beberapa lembaga yang menempatkan pasangan Heryawan-Dede Yusuf di tempat teratas Pilkada Jawa Barat. Lembaga survey-nya pun bukan main-main, mulai dari Lembaga Survey Indonesia, Lingkaran Survey Indonesia, Litbang Kompas, hingga metrotv. Meski penghitungan suara oleh KPUD belum usai, biasanya hasil quick count tidak akan banyak berbeda dengan penghitungan akhir.

Kenapa kaget, karena dari hitung-hitungan politis matematis, pasangan Hade termasuk underdog, baik dari kekuatan politik maupun popularitas. Dani Setiawan pastinya punya popularitas segunung, lantaran ia adalah gubernur incumbent. Belum lagi Agum Gumelar, yang ketokohannya menasional.

Tapi hasil Pilkada bicara lain. Rupanya pemilih menginginkan perubahan besar. Bosan dengan yang tua-tua--yang mengklaim lebih berpengalaman-- dan lebih memilih yang muda. Menariknya, pasangan incumbent yang diprediksi bakal mendulang banyak suara lantaran didukung soliditas partai Golkar ternyata keok, bahkan menurut quick count mereka ada di tempat ketiga.

Mandulkah Golkar? Entahlah. Ada sementara pihak melihat ini bukti macetnya mesin politik yang dimiliki partai sekaliber Golkar. Dan belum-belum JK selaku Ketua Umum Golkar sudah mengirim ucapan selamat ke kubu PKS lewat Presiden PKS Tiffatul Sembiring.

Bagaimana dengan pasangan Agum? Tampilnya Gus Dur dan Megawati sebagai vote getter saat kampanye rupanya tak lagi mampu mendongkrak suara. Mungkin massa sudah jengah dengan tokoh yang lu lagi - lu lagi. Ini jadi sinyal kencang bagi kedua tokoh yang akan kembali mencalonkan diri dalam Pilpres mendatang.

Yang memprihatinkan, Pilkada Jabar berjalan dengan tingkat partisipasi yang minim. Hanya diikuti 70 persen warga. Ini warning buat politisi. Kegiatan politik makin tak menarik.
 
Tapi yang jelas, Pilkada Jabar memberi bukti cukup kuat bahwa regenerasi perlu dalam politik. Dan ini tak bisa ditawar-tawar.

Selamat (untuk sementara) buat Hade.

Selasa, 08 April 2008

Mari Peduli - Info : Kabar Terbaru Pak Gola Gong


http://peduli.multiply.com/journal/item/129/Info_Kabar_Terbaru_Pak_Gola_Gong
Gola Gong, penulis yang menelurkan karya terkenal Balada si Roy dan juga pendiri komunitas menulis Rumah Dunia di Banten, saat ini sedang sakit pengapuran tulang leher.

Bagi yang mengenal atau pernah membaca karyanya, saya ketuk hati rekan-rekan sekalian untuk sekedar membantunya, baik melalui materi untuk membantu pengobatan yang dijalaninya maupun memberikan sedikit do'a.

Giliran DPR disuap!!

Badan Kehormatan DPR batal gugat Slank soal lagu anti korupsi. Bisa jadi ini terjadi lantaran ditangkapnya seorang anggota dewan Al Amin Nasution dari fraksi PPP dengan tudingan suap, Rabu dibihari.

Suami pedangdut Kristina itu ditangkap KPK di hotel Ritz Carlton bersama beberapa orang lainnya. Kini ia menjalani pemeriksaan di gedung KPK.

Kasus suap ini seolah melengkapi tragedi suap di negeri ini, setelah terungkapnya borok para aparat hukum, mulai dari pegawai MA yang disuap Harini Wiyoso--pengacara Probosutejo, Suyitno Landung yang disuap mobil oleh tersangka pembobol BNI, komisioner Komisi Yudisial Irawadi Yunus yang nerima suap dari penjualan tanah kantor KY, serta terakhir jaksa Urip Tri Gunawan dalam kaitan kasus BLBI.

Lengkap sudah semua instrumen negeri ini terwakilkan dalam kasus suap dan korupsi. Benar-benar negeri yang subur untuk para koruptor.

Isin aku!! begitu mungkin ujaran Tessy jika ketauan korupsi.