Minggu, 06 Juli 2008

Liburan Seru di Nganjuk dan Kediri

Akhirnya niat mudik itu terlaksana juga. Seminggu lalu kami sekeluarga berlibur ke Nganjuk dan Kediri, Jawa Timur. Perjalanan yang cukup melelahkan sekaligus menyenangkan.

Melelahkan karena harus membawa 3 bocah, dan kami tiap hari berpindah tempat menginap dari rumah satu keluarga ke keluarga lain. Sebenarnya ini beresiko bagi anak-anak yang fisiknya tak bisa ditebak kondisinya. Tapi kami nekad menempuh opsi ini, lantaran banyak permintaan keluarga yang minta disinggahi. Lagipula sekalian mendekatkan anak-anak pada keluarga besar yang sudah 4 tahun tak disambangi.

Ya, 4 tahun kami tak mudik menengok mertua dan keluarga besar. Kesibukan, pasti jadi alasan klasik. Tapi sebenarnya lebih karena kondisi keuangan. Dua tahun terakhir kami sengaja menabung untuk rumah yang kini kami tempati, sehingga terpaksa 'melupakan' sejenak mimpi berlibur ke Jawa Timur.

Pilihan mudik kali ini juga tak salah, sebab anak-anak sudah makin besar dan lebih mudah diarahkan. Perjalanan menggunakan kereta api Bangunkarta jurusan Pasar Senen-Jombang yang sebenarnya melelahkan, ternyata sangat dinikmati anak-anak. Apalagi ini adalah perjalanan jauh pertama si bungsu dengan kereta api.

Liburan Menyenangkan

Lalu di mana sisi menyenangkannya? Banyak sekali. Anak-anak dapat banyak hal yang tidak mereka temui selama di Jakarta. Bermain di sawah, melihat sapi, naik sepeda di pematang sawah, melihat gunung, makan makanan kampung, semua menjadi memori yang tak terlupakan.

Belum lagi kondisi cuaca yang sangat berbeda dengan Jakarta, membuat mereka makin paham perbedaan. Saat kami datang (30 Juni) cuaca di Nganjuk memang sedang masuk musim angin kencang. Angin bertiup sangat kencang, dengan debu berterbangan sepanjang hari. Di malam hari, angin bahkan bertiup menderu-deru, seolah siap menerbangkan atap rumah.

Mudik kali ini kami juga beroleh bonus, bisa kopdaran dengan salah satu selebriti MP.

*foto bersepeda di pematang sawah by Ihsan.

31 komentar:

  1. hihihi...tadi baca postingan mba shanti di MB, nyebut nama pak udin. Gak nyangka kalo itu dikau...hihihihi.... senangnya ketemu mba shanti di yogyaaaa

    BalasHapus
  2. ketemunya di Nganjuk Ra ...kebetulan kami jg lagi mudik, liburan sekolah
    hohoho ...orang Jakarta dan orang Jogja, ketemunya di Nganjuk ...jauh ya bo'

    BalasHapus
  3. oh salah... ternyata lebih jauh lagi ya...:D

    BalasHapus
  4. sama donk, Ghina juga baru kemarin ke Yogya lagi setelah 4 thn, dan Ghina enjoy sekali ketemu dgn kakak2 sepupunya, main gak puas-puas, alhasil, Ghina pengen kembali lagi ke Yogya :-)

    BalasHapus
  5. Coba saya jg mudik ke Ngawi, mungkin bs ketemuan jg ya pak, heheh :)

    BalasHapus
  6. mudik to mas, suasana kampung memang enak ya :-))

    BalasHapus
  7. ini pertemuan yang tertunda Ra. dulu mereka mengundang kami ke depok saat aqegah bram, tapi sy nggak bisa datang. eh, ketemunya malah di kampung.

    BalasHapus
  8. wah seru dong liburannya Ghina. coba ketemuan ya mbak...

    BalasHapus
  9. diniatin Ben. gara-gara ini jadi gak bisa ke pameran buku di senayan.

    BalasHapus
  10. mungkin lain kali mbak Kosi kita mudik bareng, hehehe...

    BalasHapus
  11. jadi inget sama anginnya nganjuk yang selalu bikin terasnya budhe penuh debu.. hiks! tambah kangen nganjuk :(

    BalasHapus
  12. musim liburan musim mudik :)

    BalasHapus
  13. wah mas disini juga adaorang nganjuk lho, jangan2 kenal....

    BalasHapus
  14. saya masih di kampung lho kang......
    pulkamnya gak cukup seminggu.....:D

    BalasHapus
  15. kemarin sayah mudik ke jakarta hahahaha

    BalasHapus
  16. kemarin sayah mudik ke jakarta hahahaha

    BalasHapus
  17. 'hengkang' sejenak dari keriuhan kota mas. yang ditonton berita bahasa jawa...

    BalasHapus
  18. kalo itu mah bukan pulkam, tapi pulkot, Win..

    BalasHapus
  19. Din, numpang tanya donk, Kranggan di heading MP mu maksudnya Kranggan nya Yogya bukan sih?
    Soale pas liwat Kranggan aku bilang ke suami: Mas, ini nih kampung halamannya udintpi..., duh mudahan aku gak salah ya ?

    BalasHapus
  20. bukan mbak, kami tinggal di kranggan cibubur, perbatasan jakarta bekasi

    BalasHapus