Rabu, 14 Maret 2007

[Tragedi] Teganya Mercy

Kasus pembunuhan 4 anak oleh ibu kandung dan diakhiri dengan bunuh diri si pelaku di Malang, Jawa Timur mengungkap sebuah fakta yang mengejutkan. Mercy sang ibu ternyata sempat mengabadikan saat menjelang ajal ke-4 anaknya dengan kamera HP-nya. Hah!


Mengetahui hal ini mata saya terbelalak kaget. Astagfirullah, teganya kau Mercy! Meracuni anak sendiri saja sudah luar biasa. Ini malah ditambah dengan mengambil gambarnya. Duh, ada ya ibu yang setega itu..


Kasus ini memang belum berakhir, motif pembunuhan Mercy terhadap ke-4 anaknya masih belum jelas benar. Kejatuhan ekonomi keluarga disebut-sebut sebagai pangkal masalah sang ibu bertindak nekat. Kabarnya karena masalah ini, kehidupan keluarga pasangan Mercy dan Hendry Suwarno berubah drastis. Dua anaknya yang sekolah di sekolah elit di Malang pun kena imbasnya. Mereka kesulitan membayar uang sekolah yang tiap bulan mencapai 1 juta 150 ribu rupiah. Namun ini bukan tanpa solusi, karena pihak sekolah memberikan keringanan, dan mereka hanya cukup membayar 75 ribu rupiah per bulan.


Beban hidup yang menghimpit memang kadang 'membutakan' mata. Jalan pintas dengan membunuh anak yang tak berdosa dianggap sebagai solusi. Mercy dan juga pelaku lain seperti Anik Koriyah di Bandung, mungkin berpikiran, dengan membunuh anak-anaknya, ia telah menyelamatkan sang anak dari kehidupan yang keras.


Padahal salah. Sama sekali salah. Bunuh diri, menurut agama saya, adalah tindakan yang paling dibenci Tuhan.


Saya tak tahu bagaimana latar belakang kehidupan pelaku sebenarnya sehingga mengambil jalan pintas semacam itu. Seribu tanya menggelayuti pikiran sehat saya. Tak adakah tawaran solusi lain yang bisa dipertimbangkan. Tak adakah rekan, kerabat atau handai taulan yang siap membantu keluar dari persoalan dunia mereka?


Entahlah. Saya berharap ke-4 bocah yang manis-manis itu dapat tempat terindah di surga. Dan Mercy sang ibu diampuni dosa-dosanya. Oya, jasad kelima orang ini sudah dikremasi hari Rabu (14 Maret) di Malang.


*foto diambil dari sini.

43 komentar:

  1. Astagfirullah...
    merinding Mas bacanya...

    Anna ajah kadang2 suka marahin atau jewer kuping Nayla, tp abis itu slalu nyesaaaaaaal bgt, karna rasa sayang yg tak terhingga pd anak.. kadang klo anak sakit, sampe2 mikir, coba sakit itu bs di tukar, anna pasti iklas se-iklasnya menggantikannya...
    Lahh ini ada Ibu yg tega membunuh darah dangingnya sdiri, apa lagi sampe di rekam di Hp.. Wahhh bener2 ga habis pikir ;-((((((((((((((

    BalasHapus

  2. Kayaknya sakit jjiwa abiz yaaa...
    Dan dah bukan manusia deh ;(

    BalasHapus
  3. saya saja sampai speechless!
    jadi merasa bersalah, karena sore tadi sempat marah dengan si sulung..

    BalasHapus
  4. mungkin terlalu jauh dari Tuhan membuat si pelaku gelap mata mbak.

    BalasHapus
  5. bener om udin....dia lupa segalanya..kalap.

    ampe merinding aku mbacanya.....hiks. bunuh diri dan membunuh adalah dosa besar!!!!

    BalasHapus
  6. sebenernya bukan marah mas, lebih ke nasehat kalee..
    tapi marah juga ding klo bandel bgt, tp kan msh dalam batas2 kewajaran...
    Tapi klo kasus nya ini, kaya ga bakalan bs diterima dg akal deh... ampun bgt ;-(((

    BalasHapus
  7. semoga ini yang terakhir yang pernah saya tahu.
    membunuh anak adalah membunuh masa depan!

    BalasHapus
  8. aduh, kalau baca kayak gini jadi miris ya Mas
    memang bener kata ibuku, kalau kita ikhlas menjalani hidup ini dan tentunya tawakal... kondisi sesulit apapun insha Allah bisa kita hadapi dengan hati lapang

    semoga kita semua dijauhkan dari perbuatan spt ini ya Mas, amin

    BalasHapus
  9. semula sy pikir kasus pembunuhan 3 anak di bandung oleh ibunya sendiri adalah kasus terakhir. lha kok masih ada saja kasus serupa.
    ada apa ya dengan masyarakat kita..

    BalasHapus
  10. Sekilas lihat di Jawa Pos, tapi enggak sempat baca....Makasih Cak Udin beritanya.......bikin miris di hati :-(
    Hidup bagaikan di atas roda, Insya Allah kemana roda itu berputar dan kadang berhenti di bawah/atas, kita di berikan kekuatan Iman oleh Allah SWT.

    BalasHapus
  11. semoga kita saling mengingatkan ya mbak Emi.
    masih banyak yang bisa dilakukan dalam hidup dibandingkan menempuh jalan sesaat macam itu.

    BalasHapus
  12. padahal semua problema jika dihadapi dgn kesabaran
    pasti akan ada jalan keluarnya....
    husnudzhon pada Allah

    BalasHapus
  13. Iya, bikin geleng kepala. Kok yaa mikir dan sempet motret2 anaknya dulu.
    Duh duh... sungguh luarbiasa...

    BalasHapus
  14. itulah mbak, mungkin sudah lupa pada yang Maha Kasih.
    setelah gagal mencari solusi dengan sesama, dia lupa ada yang Maha Solusi..

    BalasHapus
  15. yang nyiptain kamera di HP pasti sedih, fungsinya bergeser, dipakai maksiat dan kriminal!

    BalasHapus
  16. aduuh...mana anaknya cakep-cakep gitu :-(

    BalasHapus
  17. semoga kita terhindar dari tindak kekerasan macam itu ya mbak..

    BalasHapus
  18. Agama yang utama.
    Yang kedua gaya hidup.Kadang2 kalo sudah terbiasa hidup enak, malu untuk kembali usaha kecil2an atau juga nggak tau mau bagaimana. Ini kayaknya yang mesti diajarkan pada anak2 juga. Biarpun apa2 bisa beli, jangan trus membiasakan pada mereka mendapatkan sesuatu dengan mudah. Supaya kreatifitas mereka tidak buntu. Rejeki Allah yang ngatur dan kami percaya kalo rejeki itu berputar ibarat roda. Kalo suatu saat kita pas di bawah (pengennya sih selalu diatas), kreatifitas kita bisa membantu, juga dengan gaya hidup sederhana yang tidak malu untuk kerja apapun asal halal.

    BalasHapus
  19. Duh, ini segelintir potret masyarakat kita yang 'sedang sakit'. Ya Allah bantu kami dan bimbing kami selalu, hiks T_T

    BalasHapus
  20. setuju mbak diana soal hidup sederhana. ajaran hidup ini bisa ditularkan pada anak-anak, meski kita bisa menjadi tidak sederhana.

    lebih enak jadi orang sederhana yang selalu kerja keras, jadi pas dapat rejeki sangat bersyukur, dan pas jatuh gak terlalu sakit.

    BalasHapus
  21. Ima, semula saya pikir ini hanya karena masalah tak dekat dengan Tuhan saja.
    tapi bagaimana dengan kasus sarjana ITB Anik Koriah di Bandung yang juga membunuh 3 anaknya karena takut hidup anaknya sengsara?
    secara agama dia (kabarnya) lumayan taat, bahkan bersuamikan aktivis masjid Salman yang kondang itu.

    BalasHapus
  22. Astaghfirullah.........
    Insya Allah anak-2 itu masih dalam katagory tanpa dosa.......
    dosanya akan ditanggung orang tuanya terutama ibunya yg telah membunuh mereka.....

    BalasHapus
  23. Semoga kita semua bisa memetik hikmahnya ...

    BalasHapus
  24. kisah pembunuhan ini juga ada disiarkan dalam akhbar2 di Malaysia. Setelah membacanya, saya kira kejadian serupa (malah ada yang lebih dahsyat) juga turut dilakukan rakyat Malaysia. Kisah pembunuhan sekeluarga selalunya berlaku dikalangan masyarakat Cina yang hidup susah. Mungkin kerana mereka malu dengan masyarakat Cina lain yang hidup mewah dan kaya.

    BalasHapus
  25. iya mas, kemarin liat di berita, ada poto anak2nya ketika sudah meninggal di HP
    abis itu ibunya baru ikutan bunuh diri ...naudzubillah ...*sambil elus perut*
    masalah duit emang sensitif, semoga kita tidak termasuk orang yg gampang gelap mata jika diberi cobaan rejeki seret, amin.

    BalasHapus
  26. Tidak ada harimau yang makan anaknya, tapi banyak iblis berwujud manusia tega membunuh anak-anaknya.

    BalasHapus
  27. semoga kasusnya segera terkuak...

    BalasHapus
  28. Kayaknya memang jauh dari Tuhan jadi jiwanya gampang dipengaruhi Iblis.

    BalasHapus
  29. anak meninggal karena sakit bikin orang menangis meraung-raung, ini kok malah dibunuh sendiri, udah gitu ibunya ngeliatin anak2nya meregang nyawa dengan hati dingin dan keji, direkam pula. masya allah, kemana hatinya....
    lalu direkam itu apa maksudnya, biar suaminya liat ?
    hidup yang selalu mendongak keatas memang selalu bikin kalap. dia nggak liat para korban tsunami yang habis harta bendanya, bahkan keluarganya... dan mereka tetap tawakkal...

    BalasHapus
  30. Biasanya orang bunuh diri karena nilai kekerabatan dalam lingkungan dimana dia hidup dah berkurang... Ga punya temen curhat...

    BalasHapus
  31. harus dong om ben.
    dalam peristiwa setragis apapun selalu ada hikmah dibaliknya.

    BalasHapus
  32. saya berharap tak ada lagi peristiwa semacam ini. kerana ini menggambarkan masyarakat kita yang sakit.

    BalasHapus
  33. maunya sih ikut kemajuan teknologi, sayangnya salah pakai..

    BalasHapus
  34. tapi apa iya harus jalan singkat seperti itu yang diambil, ingat Ti, masih banyak jalan ke Roma..

    BalasHapus
  35. Teganya..

    Tapi repot juga kalau harus berusaha menyelami jalan pikiran orang yang sedang kalut dan kemungkinan besar mengalami sakit jiwa!

    BalasHapus
  36. hidup di Ina memang harus punya persediaan sabar dan tawakal yg lebih ya Mas Udin?
    *siap-siap mo pulang niiiy*

    BalasHapus
  37. mungkin sulit, tapi setidaknya ada teman berbagi yang bisa menjadi pelepasan emosi, sehingga tidak gampang mengambil jalan pintas.

    BalasHapus