Kabar sedih lagi dari Porong Sidoarjo. Rabu malam, pipa gas milik Pertamina di lokasi semburan lumpur panas Lapindo Brantas meledak. Hingga kamis pagi, sedikitnya 8 orang warga tewas akibat kejadian ini, belasan lainnya luka-luka.
Umumnya korban tewas akibat luka bakar terkena semburan gas yang meledak setinggi 500 meter.Karena dahsyatnya ledakan, getaran dan ledakan dirasakan warga di Pasuruan dan Gresik.
Menurut tim nasional penanggulan lumpur panas Lapindo, penyebab meledaknya pipa akibat tanah di sekitar lokasi turun (amblas) sekitar 5 meter!
Bencana lingkungan yang disebabkan oleh eksplorasi Lapindo memang dahsyat, selain sudah menenggelamkan sedikitnya 3 desa di Porong, kasus ini juga menyebabkan banyak warga sekitar yang terpaksa mengungsi, kehilangan pekerjaan, dan putus sekolah.
Siapa yang harus bertanggung jawab terhadap insiden semacam ini? Negara tampaknya tenang-tenang saja, seolah-olah bukan urusannya, sehingga semuanya dibebankan pada Lapindo Brantas. Sementara Lapindo sendiri tidak punya cukup pengalaman dan solusi menghentikan semburan lumpur panas.
Bahkan ganti rugi terhadap warga tidak sepadan dengan rumah mereka yang tenggelam. Warga kini terpaksa mengungsi dengan bekal uang kontrakan dari lapindo sebesar sekian juta rupiah, yang jauh dari kelayakan.
Kalau sudah begini, dimana keluarga Bakrie sang pemilik Lapindo? Apakah Aburizal Bakrie masih 'nekat' maju di pemilihan presiden tahun 2009 ?
Iya, aku dah nonton tuh semalam
BalasHapusBenar-benar jadi Kuali Lumpurlah kita
turut prihatin cak, arep dadi opo negeri ini...? oya update korban sudah 8 orang tewas!
BalasHapusSungguh sangat menyedihkan, pemerintah seakan-akan tidak perduli dengan nasib mereka, bahkan sang pembuat masalah lapindo lepas tangan dan pemerintah melindunginya.
BalasHapussedih.....inilah potret bangsa kita....
BalasHapusmasih jauh dari namanya kesejahteraan....
Semoga masalah ini bisa segera diatasi ya mas...
nyawa rakyat di negeri ini memang murah mas...
BalasHapuselit negeri ini hanya hirau sama rakyat kalau kampanye doang!
bangsa yang tak pernah belajar dari kesalahannya...
BalasHapuswah.. aku pagi tadi ngelihat rekaman video amatir di metro tv saat api membumbung tinggi sampai 500 meter....
BalasHapusdan melihat ada korban kaku tergeletak di lumpur...
:(
yak dihambur2 seneaknya seperti kasus pembuatan helipad di bogor yang memakan biaya sekiam M apdahal tidak terpakai...coba dipakai aja untuk mengatasi maslaah lumpur....mungkin jauh lebih bermanfaat...
BalasHapusya allah, aku mohon agar kau hentikan bencana lumpur ini, amin...
BalasHapussedihnya..:((
BalasHapuslapindo-nya kan udah dijual ke perusahaan asing, jadi cuci tangan gitu deh, pemilik aslinya :(
sedihnya..:((
BalasHapuslapindo-nya kan udah dijual ke perusahaan asing, jadi cuci tangan gitu deh, pemilik aslinya :(
---------------------------------------------------------------------
ga juga sih, karena kalau bisa diusut dgn baik dan benar, sebenarnya khan pengusutan berlaku surut sejak semburan liar pertama terjadi. Nah! waktu itu khan masih 100% Bakrie yg punya :D
Class action!
perusahaan edan.
BalasHapusaku liat di tipi tadi pagi mas ...miris...miris ...:(
BalasHapusya Alloh.......kasihan yah yg ekna musibah rakyat lagi,semoga diberi kesabaran yg berlipat lipat......
BalasHapusYa Allaah...kok nggak henti2nya...
BalasHapusinnaliLlaahi wainna ilayhi raji'uun..
BalasHapussesungguhnya manusia, siapapun itu, pasti akan kembali ke pencipta-Nya..........
BalasHapusngeri ya fin, ayo wong jawa timur..selamatkan porong!
BalasHapusmanajemen krisis kita memang payah mas.
BalasHapuspesan buat siapapun yang hendak jadi pejabat, berpikirlah dari sisi korban, dengan begitu kita bisa merasakan penderitaan orang lain...
amiiin.
BalasHapussetuju mbak. penjualan lapindo penuh dengan akal bulus, melemparkan tanggung jawab pada orang lain. ujung-2nya mereka akan bilang begini "lho, saya kan sudah jual, jadi yang tanggung jawab ya lapindo!"
BalasHapusyukkk...
BalasHapussalah mbot, namanya lapindo brantas bukan edan.
BalasHapuskenapa ya jawa timur gitu loh!
BalasHapusamin, semoga kesedihan ini tak berkepanjangan ya ummi...
BalasHapusmungkin kita belum lulus ujiannya mbak. terlalu bandel, gak pernah belajar dari kesalahan masa lalu.
BalasHapussedih banget bacanya....ihiiiks...ihiiks
BalasHapusinnalillahi wa inna ilaihi roji'un
waduh, jadi geram baca kabar tanah air. Masa persoalan gitu dibiarkan berlarut-larut, korbannya mesti rakyat kecil lagi.... ya pemerintah kesannya memang bisu dan menulikan diri hiks....
BalasHapusSelamat Ulang Tahun Lumpur Lapindo Brantas Bakrie
BalasHapusNostradamus
Century I/21
A deep white clay feeds the rock
Which boils up from an abyss like milk
Needlessly afraid, the people wont touch it
Being ignorant of the clays in the earth's heart