Kamis, 27 Juli 2006

Cerita Tersisa dari Olimpiade Fisika


Cerita tersisa dari Yohanes Surya, pembimbing tim Olimpiade Fisika soal kemenangan tim Indonesia di Singapura beberapa waktu lalu. Ternyata 'Indonesia belum habis'. Semoga kemenangan ini tak melenakan dan jadi cambuk untuk Indonesia lebih baik


 


------------------------------------------


 


Tulisan singkat berikut berasal dari Prof Yohanes Surya.

Hasil ini menunjukkan bangsa kita punya potensi besar untuk sukses di dunia, kita hanya perlu kerja keras untuk mencapai itu.

Beberapa kesan dari Olimpiade Fisika Dunia ke 37 Singapore 2006
1. Waktu upacara pembagian medali, Dutabesar kita duduk disamping para
dutabesar dari berbagai negara seperti filipina, thailand, dsb. Waktu honorable mention disebutkan, ternyata tidak ada siswa Indonesia. Dubes-dubes bertanya pada dubes kita (kalau diterjemahkan) "kok nggak ada siswa Indonesia". Dubes kita tersenyum saja.



Kemudian setelah itu dipanggil satu persatu peraih medali perunggu. Ada yang maju dari filipina, thailand, kazakhtan dsb. Lagi-lagi dubes negara sahabat bertanya "kok nggak ada siswa Indonesia?" Kembali dubes kita tersenyum. Dubes kita menyalami dubes yang siswanya dapat medali perunggu.

Kemudian ketika medali perak disebut, muncul seorang anak kecil (masih SMP) dengan peci sambil mengibarkan bendera kecil, dan namanya diumumkan Muhammad Firmansyah Kasim...dari Indonesia... Saat itu dubes negara sahabat kelihatan bingung, mungkin mereka berpikir "nggak salah nih...". Ketika mereka sadar, mereka langsung mengucapkan selamat pada dubes kita. Tidak lama kemudian dipanggil mereka yang dapat medali emas.


 


Saat itu dubes negara sahabat kaget luar biasa, 4 anak Indonesia maju ke panggung berpeci hitam dengan jas hitam, gagah sekali. Satu persatu maju sambil mengibar-ngibarkan bendera merah putih . Mengesankan dan mengharukan. Semua dubes langsung mengucapkan selamat pada dubes kita sambil berkata bahwa Indonesia hebat.

Tidak stop sampai disitu. ketika diumumkan "the champion of the International physics olympiade XXXVII is......."

"Jonathan Pradhana Mailoa". Semua orang Indonesia bersorak. Bulu kuduk
berdiri, merinding.... Semua orang mulai berdiri, tepuk tangan menggema cukup lama... Standing Ovation....Hampir semua orang Indonesia yang hadir
dalam upacara itu tidak kuasa menahan air mata turun. Air mata kebahagiaan, air mata keharuan.... Air mata kebanggaan sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang besar.....Segala rasa capai dan lelah langsung hilang seketika... sangat mengharukan....

2. Selesai upacara, semua orang menyalami. Orang Kazakhtan memeluk erat-erat sambil berkata "wonderful job..." Orang Malaysia menyalami berkata "You did a great job..." Orang Taiwan bilang :"Now is your turn..." Orang filipina:"amazing..." Orang Israel "excellent
work..." Orang Portugal:"portugal is great in soccer but has to learn physics from Indonesia", Orang Nigeria :"could you come to Nigeria to train our students too?" Orang Australia :"great...." Orang belanda: "you did it!!!" Orang Rusia mengacungkan kedua jempolnya.. Orang Iran memeluk sambil berkata "great wonderful..." 86 negara mengucapkan selamat... Suasananya sangat mengharukan... saya tidak bisa menceritakan dengan kata-kata...

3. Gaung kemenangan Indonesia menggema cukup keras. Seorang prof dari Belgia mengirim sms seperti berikut: Echo of Indonesian Victory has reached Europe! Congratulations to the champions and their coach for these amazing successes! The future looks bright.... Marc Deschamps.

Ya benar kata Prof. Deschamps, kita punya harapan....

Salam
Yohanes



17 komentar:

  1. kemarin baca di mp maman saya sampe merinding..........

    BalasHapus
  2. Kalo denger begini, aku buuaanggaa..jadi orang Indonesia. Semoga anak2 pintar ini kelak tidak mati angin jika berhadapan dengan birokrasi negara kita, dihargai di negerinya sendiri supaya tidak perlu lari ke negara lain, dan bisa berkontribusi banyak buat rakyat.

    BalasHapus
  3. kalo yang ini kelihatannya susah sekali mbak...
    yach... mudah2an bisa berubah...
    tapi bukankah di Indonesia, tampang/penampilan masih jauh lebih dihargai tinggi daripada otak/kemampuan...
    hhh, sebuah PR yang besar buat kita..

    BalasHapus
  4. Semoga anggaran pendidikan ditambah dan gak dikorup...

    BalasHapus
  5. Tenang,

    Kemungkinan itu tipis terjadi, kalau tidak bisa dibilang mustahil malah..

    Soalnya dananya kedikitan :)

    BalasHapus
  6. Iya, trus kalo diajak ngomong ternyata cuma ngedobos saja, ga nyambung... Tong kosong gelondangan bunyinya...hihihi....

    BalasHapus
  7. wah2..
    saya gak nyebut nama lo mbak... ;p
    "my admirer is....." he..he..he...

    BalasHapus
  8. ngedobos? apa ya artinya, kok di wikipedia gak nemuin tuh!

    BalasHapus
  9. Ah Udin...orang jawa ko ga tau....Itu nah, omong kosong gak ada artinya... Aku juga pusing lama2, di madiun ngomong jawa, di bdg campur basa sunda & rusia, ke balikpapan campur lagi ngomong banjar, disini harus ngomong sekaligus basa inggris & prancis. Otakku jadi overload. Lama2 malah bingung. Maklum dah tua...hehehe....

    BalasHapus
  10. Membaca ini mata saya sampai berkaca-kaca dan sesak didada karena bangga dan haru.

    BalasHapus
  11. tapi akan sedih mas kalau tahu negara gak tahu bagaimana memperlakukan anak-anak berbakat macam mereka. bahkan di Riau ada yang akhirnya nyebrang ke Singapura krn kesal dengan janji beasiswa pemda setempat. kabarnya sekarang dia sedang mengurus status WN Singapura-nya. Tragis ya!

    BalasHapus
  12. Saya ikut banggaaa bangets Mas..
    ps:baru liat nih MP depannya mas Udin ada adegan perangnya ;)

    BalasHapus
  13. bangga? harus, wajib, kudu. siapa lagi yang harus bangga kalo nggak kita2 mbak.

    perang-2an, hehehe...lagi kumat isengnya, lagi belajar HTML yang sederhana...

    BalasHapus
  14. Satu berita yang membesarkan hati dan membanggakan dari bangsa kita sendiri di tengah begitu banyak prestasi buram. Mudah-mudahan mereka bisa menjadi generasi Indonesia masa depan yang lebih baik (Dan jangan jadi brain-drain ke singapura, amerika dll karena tidak dihargai bangsa sendiri, seperti kisah para PhD kita jebolan programnya Habibie)

    BalasHapus