Selasa, 16 Mei 2006

Bandung Kota Sampah

Miris!


 


Hanya itu yang bisa menggambarkan kesebalan saya melihat suasana kota Bandung akhir-akhir ini.


 


Bayangkan kota yang dulu sejuk, indah –bukan hanya oleh mojangnya- tapi suasana kotanya, belakangan jadi belantara sampah. Sampah menggunung di mana-mana. Bukan saja mengganggu pemandangan, tapi juga membuat sesak paru-paru!


 


Pokoknya, jangan lagi berpikir kota Bandung yang segar, nyaman untuk berbelanja. Berjalan dengan santai pun kini tak bisa, lantaran sampah memenuhi tiap jengkal tanah di kota –yang dulu dikenal sebagai kota kembang.


 


Semula saya pikir kondisi ini hanya ada di pinggiran Bandung macam Cicaheum, Tegallega, atau Antapani. Eh, ternyata jalan Taman Sari dan Ganesha di tengah kota, yang notabene dihuni orang intelek Bandung- karena ada kampus ITB di sini, ternyata gak luput dari timbunan sampah.


 


Kamana wae walikota Kang Dada?


Separah itukah kepemimpinan akang sampai masalah pembuangan sampah saja tak mampu menyelesaikan? Malu atuh nerima gaji tinggi, sementara warga Bandung terpaksa menahan napas akibat bau sampah.


 


Lupakan kalpataru kang! Ayo bersihkan sampah di Bandung! Jangan berpolemik terus di media, seolah-olah warga yang menjadi biang semua masalah.


 


Kalau tak mampu, mundur aja kang!


Kursi jabatan emang enak kang. Tapi ingatlah, jabatan itu amanah.


 

16 komentar:

  1. tadi lewat pasar warung buncit, ada banner lifebuoy [tidak takut] yang berbunyi:

    BIAR KUMAN NGGAK BERBONDONG, BUANG SAMPAH KE TEMPATNYA, DONG!

    :D perlu kesadaran tiap orang untuk peduli sampah dengan segregasi, penimbunan dan pembakaran. mudah-mudahan mengurangi ruang sampah :)

    BalasHapus
  2. udah lama gak ke bandung niy kang ...apa iya sudah separah itu sampahnya
    turut sedih :((

    BalasHapus
  3. Ikut prihatin. :(
    Semoga segera diberi jalan keluar.

    BalasHapus
  4. satu2 jalan biar yang bertanggung jawab dalam masalah ini bangun yaitu angkut ini sampah2 dan buang ke halaman rumah si gubernur atau walikotanya biar mereka juga bisa bangun sembari menikmati baunya juga....dan pemandangannya.

    BalasHapus
  5. kemarin pas di Bandung sih.... ini tumpukan paling ancurrrrr... udah tinggi banget bau lagih... :p

    BalasHapus
  6. Assalamu'alaikum..........
    Salam Kenal!! Saya adik kandung dari teteh Pipiet Senja (anu di Depok tea geuningan....).
    Abdi mah nyasar di Walanda teh....(tos aya 20 tahun). Di Belanda Bandoeng sangat "bekend"
    dengan sebutan yang cantiiik sekali, yaitu "Parijs van Java". Duuuuh....setelah saya banyak membaca tentang Bandung saat ini, kemudian beken geuningan dengan sampahnya. Yang ada hanya rasa sediiih dan trenyuuuuh...sekali. Terakhir kali, saya jalan2 di Bandung pada bulan Oktober 2005. Di-mana2 maceeeet!! Dan panasnya itu, memang Bandung telah berubah segala-galanya.
    Adakah masukan dari yang berwenang?? Ataukah, sebersit jalan keluar dari beliau-beliau??
    Saya tidak bermaksud ingin membandingkan di sini dengan di sana, hanya memang di sini (di Belanda) kami dikenakan "milieu belasting"(pajak lingkungan) selangit!! Salah satu hasilnya, yaitu lingkungan yang sangat bersih. Lain padang, lain belalang tea....Di mana kita berpijak, di situ langit kita junjung ini hanya pepatah kuno....mungkin!
    Saya menyadari kehidupan ekonomi buat rakyat kecil di Tanah Air sangat menyedihkan pula,
    namun bila saya bertemu dengan Bapak2 atau Ibu2 dari Indonesia beberapa waktu y.l di Amsterdam. Mereka shopping-nya.....Masya Allah, orang2 Belanda atau orang2 Eropa sendiri kalaah!! Lagi2 hati ini, sediiiiih..........
    Salam dan do'a saya menyertai adik sekeluarga. Enni van Moorsel Arief, Blaricum, Belanda.

    BalasHapus
  7. paris van java? gak pernah dengar sebutan ini,selain itu paris suasananya lain dengan bandung.
    milieu belasting?(pajak kebersihan alam) tak bisa dong di terapkan di indonesia yang penduduknya banyak yang istilahnya gali lobang tutup lobang dengan penghasilannya.
    jangan samakan dengan belanda,di indonesia masih banyak justru secara alamiah yang tak merusak cuaca seperti contohnya:bungkusan2 dari daunan,bambu sebagai peralatan,dll.
    selain itu di belanda hampir setiap rumah punya mobil sementara di indonesia masih ada becak,kuda lumping,dll....jadi sebenarnya yang paling banyak merusak alam bukan dari indonesia asalnya tapi dari belanda lebih banyak,masa sih mereka musti bayar untuk ini?
    bapak & ibu2 yang ke londo shoping itu kita semua sudah lama tahu,bukan saja ke londo tapi ke singapura,hongkong,us,dll orang2 ini dah lama bekend/terkenal kita tak bisa cemburu atau melarangnya walau kita tahu diantara mereka asalnya dari hasil korupsi dan tak pantas kalau melihat penduduk besar indonesia yang memang masih banyak yang susah.
    coba sekali kali main ke holland casino amsterdam atau ke hongkong/macau casino jangan heran kalau lihat orang indonesia nukarin uang seribuan euro (yang hijau itu)seperti lagi buang kacang goreng..uangnya yang di lipat tebal itu cuma di kantongin saja seperti tak ada harganya..
    mengenai macet? wah...lihat saja jalan raya/snelweg setiap pagi....a2/a12/dll macet terus mba...padahal jalanannya lebih di prioritaskan dan jutaan euro untuk mengurusnya...sementara di indonesia kalau ada lobang paling2 cuma di tutup sement sudah jadi...maklum deh indoensia bukan prioritaskan masalah ini..gak ada duit mba....
    lingkungan yang sangat bersih? nou..nou...nouw, zo schoon is holland ook niet hoor....

    BalasHapus
  8. sama Shant, aku juga dah lama gak kesana. tapi dari laporan beberapa kawan (baca jurnalnya Ari kan tempo hari?) dan dari tv, kondisinya emang kayak gitu. yang lebih kaget saat tahu gunungan sampah itu sudah menyentuh kampusnya Latief, ITB.

    BalasHapus
  9. MasyaAllah ya mas Udin, liat photonya aja udah mengerikan gitu iiih
    Tahun lalu aku ke Bandung gk liat mas..
    Mungkin aja ada suatu masalah yg mungkin sulit dipecahkan sehingga pemerintah agak lambat ya mas..duuuh semoga aja dengan semakin gencarnya protes dari media dan masyarakat, pemerintah lebih terpacu utk menyelesaikannya

    ps:
    Masalah sampah mah dimana2 juga ada mas, termasuk di Paris ini... Hehhe blom aja tau joroknya juga kota Paris mas, termasuk masalah kotoran binatang yg ada di mana2 duuuuh ;) iih..

    BalasHapus
  10. iya memang jorok paris di sekitarnya tapi sy dulu nginepnya di champ.lisse diatas pertokoan itu lho..mba dan engga cium bau kotoran anjing karna tak jauh di bawah penginapannya ada toko parfum/cosmetika yang terbesar di seluruh dunia itu lho....maklum yah mba.
    engga tahu deh gimana getto nya perkampungan di paris...yang jelas di centrumnya bagus dan romantis..apalagi jalan2 di malam hari di seinenya...dan mampir di musium2nya....juga mampir ke lido/moulin rouge...wah asyik deh
    nah itulah yang saya maksud paris tak bisa di samakan dengan bandung mba...

    BalasHapus
  11. ini memang kasus baru 2 bulan terakhir. tepatnya sejak TPA leuwigajah di cimahi sana longsor yang menewaskan sekitar 100 orang, bandung gak punya tempat pembuangan sampah akhir lagi. sejumlah tempat yang diajukan pemda bandung ditolak warga. alasannya, mereka takut pemda tak mampu kelola, sehingga kasus leuwigajah terjadi lagi.
    saya miris karena pernah tinggal di kota ini semasa kuliah dulu, jadi tahu indahnya kota ini sebelum ini. kasus ini aneh, karena terjadi di bandung, yang terkenal akan seninya. kok tahan ya mereka tinggal di kota sampah ini....
    apa kabar ya AA Gym? hihi...nyambung gak sih?

    BalasHapus
  12. kang ferry, bikin petisi dong ke pak wali, benahi bandung atau turun...!!

    BalasHapus
  13. hiks...jadi males jalan2, habisnya tiap kemana sampah, kemana sampah.kemarin saja lewat pasa sederhana dah hampir muntah...
    tau nih pemerintah...
    kasian banget liat wajah pak Dada ma Pak Dany yang dimarahin SBY JK...

    BalasHapus