Minggu, 20 Desember 2009

Reuni Setelah 20 Tahun

Sabtu lalu saya hadir di reuni angkatan 89 SMAN 70 Bulungan, Jakarta Selatan. Sekolah yang punya banyak cerita bagi kami alumninya. Sekolah yang terletak di sepenggal jalan Bulungan ini merupakan penggabungan 2 sekolah SMAN 11 dan SMAN 9. Karena sering ribut, akhirnya didamaikan menjadi SMAN 70.

Karena gabungan dua sekolah, sekolah ini menjelma menjadi sekolah 'terbesar' di Indonesia. Bayangkan, dulu satu angkatan bisa 800 siswa!

20 tahun masa yang cukup lama tak bersua kawan seangkatan. Sebagian besar kawan benar-benar saya jumpai lagi setelah 20 tahun, karena selama ini komunikasi hanya lewat email atau telepon.

Ada yang masih tampak seperti terakhir ketemu, namun sebagian besar pastinya sudah berubah. Secara fisik so pasti. Mulai dari size, rambut warna-warni hingga kelakuan yang ‘watt’nya lebih rendah dari jaman dulu.

Meski tak semua hadir, tapi cukup ramai lah reuni akbar pertama angkatan kami ini. Dari 800-an teman seangkatan, saya perkirakan lebih dari 400 orang hadir. Yang datang selain yang mukim di Jabodetabek, juga beberapa dari luar kota, bahkan ada yang dari luar negeri.

Acara hiburannya nyaris gak terlalu penting bagi saya. Kita semua sibuk berhaha-hihi, senyum sana, senyum sini, foto bareng, atau ngemil jajanan kantin yang ngangeni itu.

Yang mengharukan adalah perjumpaan dengan guru-guru. Umumnya mereka sudah berada di usia emas. Pak Julius Jusuf , kepsek 70 era 89 dulu, ternyata tak banyak berubah. Masih seperti dulu, sehat, bugar dan tegas. Wah, mesti banyak belajar dari JJ soal jaga kesehatan dan kebugaran nih, mengingat di usianya yang ke 76 masih tetap terlihat tegap bertenaga.

Beda dengan Pak JJ, pak Amir guru olahraga, yang hadir dalam kondisi sakit. Sepanjang acara ia hanya duduk di kursi rodanya. Meski sakit, saya salut dengan semangat hidupnya. Saya sempat berbincang dengan pak Amir di sela acara. Katanya ia terharu dengan undangan kawan-kawan. Makanya meski kondisi fisiknya tak memungkinkan, ia memaksakan hadir demi melihat anak didiknya sekarang seperti apa.

Saya sendiri perlu memberikan acungan jempol kepada kawan-kawan panitia yang berhasil mempertemukan kita dalam satu forum seperti ini. Di tengah kesibukan kerja masing-masing panitia, akhirnya acara ini berhasil digelar.

Tengkyu guys, sudah bekerja dengan keras. Berkat acara kemarin, beberapa kawan sudah terinspirasi untuk membuat reuni kecil antar kelas.

8 komentar:

  1. permisi, pak Amir sakit apa ya ?
    nasihat dari beliau masih saya ingat selalu yaitu berzikirlah.
    angkatan 96.

    BalasHapus
  2. wow ...menghadirkan 400 orang setelah 20thn itu termasuk spektakuler lho ya :)
    hihi...komen tentang watt kelakuan yg lebih rendah dibanding 20thn lalu, apa ada yg wattnya lebih tinggi setelah 20thn berlalu mas ? :-D

    BalasHapus
  3. pak amir kena stroke. semangat yang membuat beliau hadir kemarin. saya sendiri terharu dengan semangatnya yang luar biasa.

    BalasHapus
  4. ah, masak iya sih.
    soal watt, analogi aja, kalau sebagian udah pada insyaf. karena sebagian dari kita dulu hobi tawuran. hehehe..

    BalasHapus
  5. benerrr kata Shanti, biasanya juga malah puluhan aja dah lumayan mas

    BalasHapus
  6. itulah bedanya mbak sikrit, kita punya memori yang kuat antar angkatan. dulu kita biang tawuran tapi juga biang prestasi. kita termasuk angkatan yang paling banyak menyumbang piala berbagai kejuaraan saat sma dulu. memori seperti itu yang membuat kami ingin kembali...

    BalasHapus
  7. senangnya bisa menyenangkan guru2 dahulu...
    jadi inget n kangen guru2 SD/SMP/SMA nih :)

    BalasHapus
  8. tapi kangen sama yang "itu" sudah terbalas kan? hehehe...

    BalasHapus