Senin, 11 Agustus 2008

Teganya, Ayah Gantung Anak di Pohon

Stress akibat tekanan ekonomi kerap membuat orang tua gelap mata. Salah satunya terjadi di Pekalongan, Jawa Tengah. Seorang ayah tega mencekik anaknya hingga tewas. Dan lebih mengenaskan lagi, jasad si anak berusia 6 tahun itu digantung di atas pohon!

Duh, hidup memang keras, tapi janganlah ambil jalan pintas yang mengorbankan nyawa orang lain.  Apalagi anak kandung sendiri!

Wah, nggak bisa nulis lagi. Saya hanya bisa tertegun dan tercenung. Semoga saya dijauhkan dari niat berbuat kekerasan pada siapapun, meski himpitan hidup sesulit apapun.

Semoga Bahar--nama bocah itu, mendapat tempat terindah disisi-Nya.

*gbr diambil dari sini.
==========
Berita diambil dari Kompas.com, Senin, 11 Agustus 2008 | 21:28 WIB

PEKALONGAN, SENIN- M Teguh Santosa (38) ternyata tak seteguh dan sekuat namanya. Diduga karena stres, ia tega menggantung anaknya di pohon mangga. Tentu saja Makmur Baharullah (6) tewas. 

Peristiwa tragis yang terjadi Desa Rowo Kembu, Kecematan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (11/8), ini pertama kali diketahui ketika salah seorang warga, Warjo (72).

Saat itu Mbah Warjo bermaksud buang hajat di sawah. Di tengah jalan ia melihat seseorang sedang tidur di bawah pohon mangga. Karena tak ada yang ganjil, ia berlalu begitu saja. Akan tetapi, ketika ia kembali dari buang hajat dan melintas di jalan yang sama, matanya tertumbuk pada sesosok tubuh yang menggantung di pohon mangga, persis di atas Tegun tertidur.

"Semula saya tidak tahu, jika yang tidur di bawah pohon adalah Teguh. Saya semakin terkejut ketika melihat di atas pohon mangga ada anak tergantung dalam kondisi sudah tewas," katanya.

Warjo kemudian menghubungi tetangga lainnya, yaitu Kusnoto (60) dan melaporkan kasus itu ke Ketua RT 09/ RW 04, Bambang Supriyatin. Saat tiba di lokasi kejadian bersama warga, Teguh Santosa sudah di atas pohon sambil bertiduran.

Ketika didatangi oleh sejumlah warga, Teguh berusaha menjatuhkan diri dari pohon mangga. "Saat ditanya dirinya mengatakan anaknya sudah dibunuh karena dipanggil Tuhan," katanya.

Petugas yang mendapat laporan dari warga mendatangi lokasi dan mengevakuasi korban yang sudah kaku dan tak bernyawa. "Posisi anak itu terikat dengan sobekan kain sarung di salah satu dahan pohon mangga setinggi sekitar 3,5 meter" kata Ketua RT 09, Bambang.

Jenazah Makmur kemudian diturunkan dan dibawa ke RSUD Kraton untuk divisum, sedangkan tersangka Teguh diamankan di kantor polisi setempat. 

Sering marah-marah

Menurut kakak kandung Teguh bernama Ida, Teguh dalam beberapa hari terakhir memang sering marah-marah dan berkata sendiri seperti orang stres. "Terakhir, adik saya (Teguh Santosa) berbicara sendiri dan marah-marah tentang masalah BLT," katanya.

Kepala Kepolisian Resor Pekalongan Ajun Komisaris Besar Aan Suhanan melalui Kepala Kepolisian Sektor Wonopringgo Ajun Komisaris Prajoko mengatakan, polisi belum bisa memastikan motif pembunuhan. Namun dari pemeriksaan sementara polisi mencurigai kejiwaan tersangka yang menjawab seenaknya dan terlihat tidak menyesal.

"Kepada penyidik, tersangka mengakui membunuh anaknya karena dia sayang dan ingin mempertemukan anaknya dengan Tuhan," katanya. 

Sebelum peristiwa itu, tersangka mengaku membawa istrinya, Wiwid (29) dan dua anaknya, yaitu Nurdin (8) dan Makmur Baharullah (6) ke sawah untuk diajak menghadap Tuhan. "Namun tersangka baru sempat membunuh anak bungsunya karena anak sulung dan istrinya minta pulang," katanya.


17 komentar:

  1. aduh serem.....
    harus pandai menjaga emosi...

    BalasHapus
  2. manusia kadang emang gak bisa kontrol diri....

    BalasHapus
  3. Koq sejauh itu?????? Meskipun sesulit apapun keadaan ekonomi di Indonesia (yang hampir berulang tahun Kemerdekaan RI ke-63) semoga tidak banyak yang akan berbuat seperti itu.

    BalasHapus
  4. bener win, mesti jaga emosi.
    jadi inget anak di rumah.

    BalasHapus
  5. itu dia, kesulitan hidup memang makin merepotkan kaum marjinal Bub.

    BalasHapus
  6. semoga ini yang terakhir mbak enni...

    BalasHapus
  7. tampaknya pilihan hidup semakin sempit untuk rakyat kecil ya,mas Udin. Cuma bisa berdoa dulu utk Indonesia yang lebih baik.

    BalasHapus
  8. wah, tiap hari nonton sergap siang di RCTI. isinya ga jauh dari beginian..

    BalasHapus
  9. pagi ini ada ibu2 di klaten memenggal kepala bayinya sendiri. Kemudian dia dianggap kurang waras sama polisi dan tetangganya.

    BalasHapus
  10. Hiii...medheni banget...sajak ning semarang aku gak tau nonton tipi maneh

    BalasHapus