Minggu, 25 Februari 2007

Safety First

Safety, kata-kata yang belakangan lekat dengan berbagai tragedi di negeri ini. Termasuk saat mendengar kabar seorang kawan kameraman Lativi meregang nyawa saat kapal Levina satu tenggelam di perairan Muara Gembong Bekasi, minggu.


Bagi yang belum tahu, setelah terbakar Kamis lalu, hari Minggu rencananya kapal Levina ditarik ke Muara Gembong untuk diselidiki lebih lanjut. Namun penyelidikan belum usai, tiba-tiba kapal tenggelam. Seorang kameraman Lativi, Suherman yang akan menikah, tewas. Sementara seorang kameraman SCTV, M. Guntur hilang bersama 2 petugas Komisi Keselamatan Transportasi. Selain mereka, seorang kru RCTI juga kritis di RS Mitra Kemayoran.


Apa yang bisa direnungkan dari kejadian ini. Safety First. Ya, keselamatan adalah segalanya. Terbukti dari keterangan Dodo, kameraman Metro Tv yang selamat, para jurnalis abai dengan keselamatan pribadinya. Di kapal sudah disediakan pelampung yang jumlahnya cukup, tapi banyak yang mengabaikannya.


Siapa yang harus dituding? Tidak perlu saling tuding. Mestinya penyelidikan kasus semacam ini tertutup dari pers. Tak perlu lah pers ikut serta ke tengah laut. Dan tak perlu lah petugas penyelidik mengajak pers ikut serta. Hanya semata ingin dikatakan "kerja" dengan diliput pers, saya kira pandangan yang konyol.


Buat kawan-kawan pers, dalam beberapa kondisi memang kita kerap tak sempat membuat penyelamatan diri yang rapi. Utamanya jika situasinya kacau. Tapi kasus tenggelamnya Levina bukan kondisi seperti itu, sehingga bisa disiapkan prosedur keselamatan pribadi.


Bagi keluarga korban, saya ucapkan duka yang sedalamnya!


*gb.diambil dari sini.

10 komentar:

  1. Turut berduka yg sedalam2 nya..
    sedih mas... beritanya sediiiih molo ;-((
    tp klo pers ga diajak ntar katanya penyelidikannya ga transparan..
    hehhehhehe anna ga tau ding... ;-))

    BalasHapus
  2. Inilah bangsa kita.... semua gegabah, tidak mau memikirkan resiko.

    Kira2 keluarga Suherman dapat kompensasi apa ya? Ada asuransi keselamatan kerja dari Lativi? Apakah dia sudah menjadi karyawan tetap untuk mendapat fasilitas itu?

    BalasHapus
  3. Waktu baca beritanya kemarin. Langsung komen kita, betapa bodhonya....
    Siapa yang bodho. Semuanya. Semua orang pengen meliput. Semuanya pengen naik ke kapal. Yang bagian safety, kenapa dibiarkan.
    Bener-bener pelajaran buat kita semua. Jangan hanya mikirin diri sendiri. Keselamatan bersama nomer satu.

    BalasHapus
  4. turut berduka ya, bang
    setuju safety first harus jadi prioritas

    BalasHapus
  5. Kasian yah...malah katanya udah mau nikah bentar lagi.

    BalasHapus
  6. Inilah krn ada adagium bahwa pers harus tau segalanya, tau lebih awal.
    Waktu bom di London, aku sedang ada disana. Wartawan tuh patuh aja dengan garis polisi. Justru disitulah kepiawian dia diuji. Bukan kayak disini, berusaha DEKAT dgn narsum, spy diajak. Kalo gak gitu dianggap kalah sih....

    BalasHapus
  7. hiks..turut berduka cita atas wafatnya wartawan lativi.. padahal beliau berencana menikah tahun ini.. :(

    BalasHapus
  8. betul mas....kenapa nggak pada pake pelampung yah....???....

    BalasHapus
  9. kenapa sih ya kok masih ada yang suka berpikiran pendek. peralatan keselamatan kan bukan untuk menghambat. repot sedikit tapi selamat....

    hal yang sama juga terjadi sama safety belt nih... disini semua mobil pasti lengkap safety beltnya. air bag juga sesuai jumlah penumpang. di indonesia biar mobil sekelas kijang yang harganya sudah melangitpun belum tentu lengkap. air bag paling cuma 2 didepan, safety belt kursi belakang juga gak ada, dsb...udah gitu orang kita juga ngomel kalo disuruh pake....

    BalasHapus
  10. TKP itu harusnya terbatas dan tertutup. Org sipil gak boleh kesana kec petugas, dalam hal ini KNKT dan puslabfor. Denger cerita dari temen2, Polairud yg memberi ijin anak Metro naik, setelah itu wartawan lain ikutan naik keatas Levina. Setelah semuanya naik, baru kapal itu oleng. Herannya, udah tau naik kapal gitu tapi gak dibagikan life vest. Itu kan standar safety dephub?
    Ikut berduka cita. Semoga yg kehilangan diberi ketabahan amin.

    BalasHapus