Minggu, 10 Desember 2006

Sang Pemimpi

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Andrea Hirata
Judul : Sang Pemimpi

Pengarang : Andrea Hirata

Penerbit : Bentang, Yogyakarta, 2006


Apa yang lebih dahsyat dari sebuah mimpi?

Bermimpi bisa jadi merupakan katalisator bagi seseorang keluar dari dunianya. Kegiatan bermimpi juga bisa dikatakan sebagai kegiatan paling azasi, yang bisa dilakukan setiap orang. Rasa-rasanya tak ada pelanggaran azasi saat kita tengah bermimpi.

Dan bagi yang percaya pada kekuatan mimpi dan perjuangan, buku karya Andrea Hirata inilah jawabannya. Novel yang sangat personal bagi penulisnya ini, sebenarnya merupakan sedikit cerita masa lalu penulis yang kini bekerja di PT.Telkom Bandung.

Ceritanya bersetting Belitung, bagian dari propinsi Bangka-Belitung, nun diujung selatan sumatera sana. Sang Pemimpi meceritakan petualangan 3 serangkai Ikal, Arai dan Jimbron menggapai mimpinya sebagai tiga anak daerah terpencil di republik ini.

Ikal yang personifikasi sang penulis adalah tokoh sentral. Ia bercita-cita menaklukkan dunia dengan bersekolah ke luar negeri. Dan Perancis adalah impian terbesarnya. Bersama Arai, sahabatnya, hari-harinya dilalui dengan bekerja keras mewujudkan obsesinya.

Tidak selamanya lurus jalan yang ia daki. Bahkan ia harus bekerja serabutan saat sekolah. Namun semua itu dijalani dengan riang. Dengan bumbu kenakalan khas anak, cinta monyet remaja belasan tahun, novel ini mengajarkan banyak hal tentang kesederhanaan, kesetiakawanan dan perjuangan. Tiga hal yang kini amat sulit ditemui dalam kehidupan yang hedonis.

Bagian yang mengharukan menurut saya, adalah saat mereka harus berpisah selepas SMA. Ikal dan Arai merantau ke Jawa (baca: Jakarta) sementara Jimbron memilih tetap di Belitung. Jimbron yang berbicara gagap memberi hadiah celengan kuda yang selama ini ia tabung untuk kedua sahabatnya. Karena sadar kemampuan berfikirnya terbatas, ia memilih tidak ikut mewujudkan obsesi keliling dunia bersama kedua sahabatnya itu. Namun ia menitipkan celengan itu, sebagai bukti kesertaannya menggapai mimpi bersama.

Buku ini sebenarnya merupakan lanjutan Laskar Pelangi (LP) dan bagian dari tetralogi penulisnya. Meski belum sempat membaca LP, saya tetap bisa mengikuti buku ini hingga tuntas.

Sang penulis memang piawai membawakan ceritanya. Bahkan bahasa yang digunakan Andrea Hirata sangat indah. Penulis tampaknya mengembalikan keindahan bahasa pada porsinya. Padahal semula penulis tidak begitu yakin karyanya bisa terbit sebagai buku, mengingat ia tidak menggunakan bahasa gaul elu, gue di bukunya. Karena belakangan buku-buku sastra yang beredar di pasaran sangat "Jakarta". Sementara buku ini berada di luar jalur itu.

19 komentar:

  1. ...dan klo mo ketemu bang andre in.4wl mudah
    mo mnta ttd jg mudah
    btw sastrabelitong.multiply.com

    BalasHapus
  2. btw back to the reviews
    si Ikal tu dateng ke IPB...
    mimpinya bersama Aray adalah sebuah impian anak Indonesia yg ingin cerdas n berguna untuk bangsanya. Betapa tidak, Ikal akhirnya menempuh sekolah militer, tapi tetap punya cita2 untuk kuliah.
    ...mimpi mereka, bukanlah angan-angan...tapi visi di masa depan yg bisa dicapai.
    pendidikan memanglah harus dibeli di negara demokrasi pinggiran saat ini
    tapi, perjuangan anak2 itu dapat mematahkan kesombongan para penjual pendidikan

    BalasHapus
  3. Hoi...di reply malah ngabur...:-) wes turu tha? :-) sekalian nunggu subuh gitu...;-))

    BalasHapus
  4. Kayaknya menarik sekali. Terima kasih banyak informasinya Mas Udin :-)

    BalasHapus
  5. kau udah mbaca bukunya kawanmu Indro (Santi Indra Astuti) yang juga diterbitin ama Bentang?

    BalasHapus
  6. Udah lama diwanti-wanti sama temen supaya baca 2 buku Karangan beliau. Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi tapi sayang saya belum bisa sempet ke toko buku. Kerja saya di warnet belum mengijinkan saya keluar. (Saya masih gantian jaga sama boss yang masih suka mobile).

    Apa bisa beli ol dari Gramedia dan dibayar di rumah ?

    Tetralogi ? berarti masih ada kelanjutannya ?

    BalasHapus
  7. coba pesan lewat www.kutukutubuku.com atau www.inibuku.com. kebetulan buku ini juga saya pesan lewat internet. lumayan diskon 15 persen.

    BalasHapus
  8. bener mbak, cara andrea bercerita cukup mengasyikkan.

    BalasHapus
  9. sayang perilaku andra tidak sejalan dengan pesan moral bukunya, baru-baru ini dia tertangkap basah bermalam di satu kamar hotel dengan wartawati tabloid yang memuat profilnya

    BalasHapus
  10. ehm, buat mbak ernabicaraberita, reply-nya sensitif banget lho, apalagi kalau tanpa fakta dan data yang benar, khawatir malah fitnah. trus cara penyebutan andrea sendiri salah (bukan andra). mungkin diperkuat dengan fakta kalau memang benar adanya. kalau tidak, waduh, hati2 lah...

    BalasHapus
  11. halo, saya indro alias santi indra astuti. buat udin, andreas (duh pangling liat elo!), buku hari joe juga sedang disiapkan produksinya oleh bentang. Tunggu aja. moga-moga sukses ya...

    BalasHapus
  12. gue benci foto ini yang nggak gue banget, asli nggak tau gimana cara menghapusnya atau menggantinya. gantiin dong udin... pls...

    BalasHapus
  13. gue juga nggak ngerti hororfact itu siapa

    BalasHapus
  14. cak udin, ayo baca LP dulu sebelum ke Maryamah Karpov.

    biar punya lebih banyak lagi dongeng nyata...

    BalasHapus
  15. ia mas hasan, itu hutang saya yang mesti dibayar cepat sebelum filmnya beredar.

    BalasHapus