Acara televisi kita saat sahur tak beranjak dari yang pernah ada. Perpaduan Kuis jutaan rupiah dan humor. Kalau humornya cerdas dan berbudaya sih, bolehlah. Tapi coba tengok acara STAR di RCTI, Komedi Putarr di TPI atau Saatnya Kita Sahur di Trans, semuanya berisi lawakan gak mutu. Mulai dari saling cela, latah, sampai adegan slapstik gak jelas. Semuanya hanya memancing orang tertawa. Lain tidak.
Tidak semua stasiun satu suara menyiarkan hiburan gak jelas itu. SCTV yang dulu pernah berjaya dengan Sahur Kita, tahun ini absen menyiarkan tayangan sejenis, dan lebih memilih menayangkan sinetron Para Pencari Tuhan. Ini adalah karya kesekian Deddy Mizwar setelah Kiamat Sudah Dekat dan Lorong Waktu yang sukses secara kualitas maupun rating.
Agak surprise juga menemukan sinetron di jam 'humor'. Semula saya agak underestimate dengan kemampuan grup Bajaj, si pemeran utama. Pasalnya mereka dipasangkan dengan aktor kawakan sekelas Dedy Mizwar. Pikir saya, mereka pasti kebanting aktingnya dengan pak haji. Apalagi selama ini mereka dikenal ngebanyol dengan gaya pecicilan.
Ternyata dugaan saya salah. Sinetron ini enak dinikmati. Jalinan ceritanya sederhana, dengan dialog cerdas dan kualitas akting para pemainnya cukup enak diikuti. Akting Bajaj pun nggak jelek-jelek amat, jauh berbeda dengan saat mereka membawakan Sinekuis setelah acara ini.
Kisahnya berputar pada tiga hal, pencarian jati diri 3 mantan Napi (dimainkan trio pelawak Bajaj), persoalan kemiskinan dan cinta.
Satu hal yang menurut saya jadi nilai plus sinetron ini adalah kelihaian Deddy Mizwar memotret persoalan kalangan bawah dengan begitu indah. Ia tak harus membuat kalangan bawah bercucuran air mata demi menangisi nasibnya. Atau baju compang camping seolah-olah miskin.
Deddy Mizwar mengolahnya dengan bahasa dialog tokoh-tokohnya yang bernas dan menyentuh. Makanya jangan kaget jika kita diprotes orang saat kita tertawa atau paling tidak tersenyum. Karena senyum dan tertawa kita seolah mengejek. Tengok saat penjaga mesjid tersinggung dengan ucapan tokoh Azzam. "teriakanmu membuat kemiskinanku terasa menyakitkan" . Duh.