Akhirnya niat mudik itu terlaksana juga. Seminggu lalu kami sekeluarga berlibur ke Nganjuk dan Kediri, Jawa Timur. Perjalanan yang cukup melelahkan sekaligus menyenangkan.
Melelahkan karena harus membawa 3 bocah, dan kami tiap hari berpindah tempat menginap dari rumah satu keluarga ke keluarga lain. Sebenarnya ini beresiko bagi anak-anak yang fisiknya tak bisa ditebak kondisinya. Tapi kami nekad menempuh opsi ini, lantaran banyak permintaan keluarga yang minta disinggahi. Lagipula sekalian mendekatkan anak-anak pada keluarga besar yang sudah 4 tahun tak disambangi.
Ya, 4 tahun kami tak mudik menengok mertua dan keluarga besar. Kesibukan, pasti jadi alasan klasik. Tapi sebenarnya lebih karena kondisi keuangan. Dua tahun terakhir kami sengaja menabung untuk rumah yang kini kami tempati, sehingga terpaksa 'melupakan' sejenak mimpi berlibur ke Jawa Timur.
Pilihan mudik kali ini juga tak salah, sebab anak-anak sudah makin besar dan lebih mudah diarahkan. Perjalanan menggunakan kereta api Bangunkarta jurusan Pasar Senen-Jombang yang sebenarnya melelahkan, ternyata sangat dinikmati anak-anak. Apalagi ini adalah perjalanan jauh pertama si bungsu dengan kereta api.
Liburan Menyenangkan
Lalu di mana sisi menyenangkannya? Banyak sekali. Anak-anak dapat banyak hal yang tidak mereka temui selama di Jakarta. Bermain di sawah, melihat sapi, naik sepeda di pematang sawah, melihat gunung, makan makanan kampung, semua menjadi memori yang tak terlupakan.
Belum lagi kondisi cuaca yang sangat berbeda dengan Jakarta, membuat mereka makin paham perbedaan. Saat kami datang (30 Juni) cuaca di Nganjuk memang sedang masuk musim angin kencang. Angin bertiup sangat kencang, dengan debu berterbangan sepanjang hari. Di malam hari, angin bahkan bertiup menderu-deru, seolah siap menerbangkan atap rumah.
Mudik kali ini kami juga beroleh bonus, bisa kopdaran dengan salah satu selebriti MP.
*foto bersepeda di pematang sawah by Ihsan.
Melelahkan karena harus membawa 3 bocah, dan kami tiap hari berpindah tempat menginap dari rumah satu keluarga ke keluarga lain. Sebenarnya ini beresiko bagi anak-anak yang fisiknya tak bisa ditebak kondisinya. Tapi kami nekad menempuh opsi ini, lantaran banyak permintaan keluarga yang minta disinggahi. Lagipula sekalian mendekatkan anak-anak pada keluarga besar yang sudah 4 tahun tak disambangi.
Ya, 4 tahun kami tak mudik menengok mertua dan keluarga besar. Kesibukan, pasti jadi alasan klasik. Tapi sebenarnya lebih karena kondisi keuangan. Dua tahun terakhir kami sengaja menabung untuk rumah yang kini kami tempati, sehingga terpaksa 'melupakan' sejenak mimpi berlibur ke Jawa Timur.
Pilihan mudik kali ini juga tak salah, sebab anak-anak sudah makin besar dan lebih mudah diarahkan. Perjalanan menggunakan kereta api Bangunkarta jurusan Pasar Senen-Jombang yang sebenarnya melelahkan, ternyata sangat dinikmati anak-anak. Apalagi ini adalah perjalanan jauh pertama si bungsu dengan kereta api.
Liburan Menyenangkan
Lalu di mana sisi menyenangkannya? Banyak sekali. Anak-anak dapat banyak hal yang tidak mereka temui selama di Jakarta. Bermain di sawah, melihat sapi, naik sepeda di pematang sawah, melihat gunung, makan makanan kampung, semua menjadi memori yang tak terlupakan.
Belum lagi kondisi cuaca yang sangat berbeda dengan Jakarta, membuat mereka makin paham perbedaan. Saat kami datang (30 Juni) cuaca di Nganjuk memang sedang masuk musim angin kencang. Angin bertiup sangat kencang, dengan debu berterbangan sepanjang hari. Di malam hari, angin bahkan bertiup menderu-deru, seolah siap menerbangkan atap rumah.
Mudik kali ini kami juga beroleh bonus, bisa kopdaran dengan salah satu selebriti MP.
*foto bersepeda di pematang sawah by Ihsan.
hihihi...tadi baca postingan mba shanti di MB, nyebut nama pak udin. Gak nyangka kalo itu dikau...hihihihi.... senangnya ketemu mba shanti di yogyaaaa
BalasHapushehhehe ... liburannya jauh ya?
BalasHapusketemunya di Nganjuk Ra ...kebetulan kami jg lagi mudik, liburan sekolah
BalasHapushohoho ...orang Jakarta dan orang Jogja, ketemunya di Nganjuk ...jauh ya bo'
oh salah... ternyata lebih jauh lagi ya...:D
BalasHapussama donk, Ghina juga baru kemarin ke Yogya lagi setelah 4 thn, dan Ghina enjoy sekali ketemu dgn kakak2 sepupunya, main gak puas-puas, alhasil, Ghina pengen kembali lagi ke Yogya :-)
BalasHapusCoba saya jg mudik ke Ngawi, mungkin bs ketemuan jg ya pak, heheh :)
BalasHapusmudik to mas, suasana kampung memang enak ya :-))
BalasHapusini pertemuan yang tertunda Ra. dulu mereka mengundang kami ke depok saat aqegah bram, tapi sy nggak bisa datang. eh, ketemunya malah di kampung.
BalasHapuswah seru dong liburannya Ghina. coba ketemuan ya mbak...
BalasHapusdiniatin Ben. gara-gara ini jadi gak bisa ke pameran buku di senayan.
BalasHapusmungkin lain kali mbak Kosi kita mudik bareng, hehehe...
BalasHapusjadi inget sama anginnya nganjuk yang selalu bikin terasnya budhe penuh debu.. hiks! tambah kangen nganjuk :(
BalasHapusmusim liburan musim mudik :)
BalasHapuswah.. menyenangkan!
BalasHapuswah mas disini juga adaorang nganjuk lho, jangan2 kenal....
BalasHapussaya masih di kampung lho kang......
BalasHapuspulkamnya gak cukup seminggu.....:D
kemarin sayah mudik ke jakarta hahahaha
BalasHapuskemarin sayah mudik ke jakarta hahahaha
BalasHapusyuk mudik bareng!
BalasHapus'hengkang' sejenak dari keriuhan kota mas. yang ditonton berita bahasa jawa...
BalasHapusiya nih mbak, tertunda 4 tahun.
BalasHapusrefreshing ceu!
BalasHapussiapa mbak? punya account mp gak?
BalasHapusya iyalah, kampungnya di priok..
BalasHapuskalo itu mah bukan pulkam, tapi pulkot, Win..
BalasHapussyukurlah kalo seru
BalasHapuslibur yuk libuur
BalasHapuslebaran mo mudik juga bos?
BalasHapuskapan pulkam kang?
BalasHapusDin, numpang tanya donk, Kranggan di heading MP mu maksudnya Kranggan nya Yogya bukan sih?
BalasHapusSoale pas liwat Kranggan aku bilang ke suami: Mas, ini nih kampung halamannya udintpi..., duh mudahan aku gak salah ya ?
bukan mbak, kami tinggal di kranggan cibubur, perbatasan jakarta bekasi
BalasHapus