Ihsan si sulung kembali membuat keputusan kecil, yang mungkin bagi sebagian orang hanya keputusan biasa. Namun bagi kami di rumah itu adalah luar biasa.
Juli lalu ia memutuskan tak lagi ikut mobil jemputan dan memilih naik angkot ke sekolah. Ini adalah sebuah keputusan tak biasa dari Ihsan yang cenderung pendiam. Kami di rumah mendukung keputusannya yang tak lagi diantar jemput. Rupanya ia ingin belajar mandiri tanpa dipaksa ayah-bundanya.
Nah, sejak sepekan ini ia bikin keputusan baru kembali. Ia menolak naik angkot! Waduh, sempat bingung juga, lantas mau naik apa? Ternyata ia mendahului saya yang masih bercita-cita mengayuh sepeda ke kantor. Ya, ia memutuskan bersepeda ke sekolah, bahasa kerennya Bike to School--plesetan dari Bike to Work-nya om Eko!
Karena lokasi sekolah melalui jalan besar dan cukup ramai, akhirnya ayah tiap hari harus mengawal Ihsan saat berangkat sekolah. Semula pengawalan dilakukan sampai halaman sekolah. Setelah sepekan, pengawalan hanya sampai di ujung gang sekolah.
Pulang sekolah Ihsan sudah bisa sendiri, karena jalanan relatif agak sepi. Dan rute yang dipilihnya sengaja jalanan yang banyak turunannya, meski agak jauh.
Senang melihat dia begitu semangat bersepeda. Kami semua di rumah memang senang kegiatan luar ruang. Ini untuk mengimbangi kesenangan anak-anak akan komputer. Ihsan memang sangat senang komputer. Dia bisa berlama-lama hanya untuk main game atau berkreasi dengan software grafis yang ringan. Kalau tak diarahkan pada kegiatan yang multi gerak, kami takut dia tak punya ruang bersosialisasi dengan lingkungannya.
Dengan bersepeda, setidaknya dia menyapa lingkungannya dan lebih peka akan kondisi sekitarnya. Karena dia tiap hari harus melewati pasar, jalanan becek dan kerumitan jalan. Semoga ini jadi bekal dia untuk makin paham terhadap kehidupan.
hati-hati ya ihsan..
BalasHapusbajaj tuh ga ada yang tau kapan beloknya
kecuali supirnya dan tuhan..:D
kalo lewat jembatan penyebrangan, sepedanya dituntun aja yaaa...
BalasHapusUdin, sisulung Ihsan umurnya berapa dan klas berapa? Jauh nggak sekolahnya dengan rumah? hehehe.. soalnya saya ukur dengan anakku yang 6 tahun :), yang ikut antar-jemput..
BalasHapuswaahh hebaat...
BalasHapusanak gue juga skarang sudah Bike to School tapi gue izinkan karena memang nggak sampai ke jalan raya..
selamat ya ihsan, jadinya tambah sehat nih bersepeda ria..
BalasHapusbapaknya kapan ?
BalasHapushehehhehe
Iyog dulu pas masih di depok juga udah minta naek sepeda ke sekolah, tapi blum dikasih ijin..secara rutenya itu loh..
Sekarang di yogya udah mulai nagih lagi minta naek sepeda ke sekolah...lagi-lagi blum turun ijinnya...rutenya jalan raya semua :(
ihsan kelas berapa mas ?
BalasHapushore...ada yg bike to scholl...ati2 ya nak...:)
hebat euy, sudah berani.
BalasHapushati2 ya Ihsan, jauhi jalan yg terlalu krodit... ;-)
selasa aku mulai naik sepeda hmm..hmm...
BalasHapussenangnya akhirnya ikut mode hehe
penerus om toto sebagai ketua umum B2W indonesia.......
BalasHapusSelamattttt!!!!!!!!.....seorang lagi pejuang lingkungan telah lahir......
jangan diniatkan ikutan mode bang.....
BalasHapustapi niatkan untuk kesehatan diri sendiri dan lingkungan......
itu kalo bajaj bang.
BalasHapuskalo sepeda kan beda...hihi...
iya pasti tante Nozqa.
BalasHapusuntungnya di jalan menuju sekolah tak ada jembatan penyebrangan.
Ihsan kelas 4 sekarang Fan, usianya nyaris 10 Januari nanti.
BalasHapusJaraj rumah kami ke sekolah sekitar 4 km, meski dekat tapi harus melewati jalan raya dan pasar yang cukup ramai.
ayo-2 kita masyarakatkan kegiatan bersepeda ini, demi bumi kita tercinta.
BalasHapusinsya Allah tante Sikrit....
BalasHapuskan ikutan oom Patrick yang bersepeda ke kantor.
hehehe....nabung dulu deh buat beli sepeda.
BalasHapusayo Iyog ikutan membuat segar bumi dengan bersepeda.
kelas 4 bude Shanti...
BalasHapusayo dong Iyog B2S juga!!
terima kasih supportnya oom....
BalasHapuskok mode sih?
BalasHapushalah...jadi malu nih bapaknya belum juga B2W...
BalasHapushihihihi...
BalasHapusseru ya!
bolehkah saya kutip sedikit untuk artikel?
silakan..
BalasHapus