Minggu, 29 Juli 2007

Salut Irak !

Irak akhirnya menjadi juara piala Asia. Setelah mengalahkan Arab Saudi di final 1-0, Irak berhak menggondol gelar pertamanya sekaligus mengukir sejarah.

Sebagai tim yang tak difavoritkan, kemenangan ini berarti banyak bagi bangsa Irak. Sebuah negeri yang tercerai berai akibat invasi Amerika dan sekutunya, bisa begitu kompak di lapangan hijau dan memberikan hasil maksimal.

Semoga gelar ini memberikan inspirasi bagi warga Irak untuk bersatu. Semoga kaum Sunni dan Syiah kembali duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi membangun negerinya yang sudah dikoyak bangsa barat. Sudahi perang dan jadikan ini momen berharga untuk berdamai.

Salut Irak!

Selasa, 24 Juli 2007

Mencintai adalah Keputusan

Apa arti cinta bagi anda? Bagaimana persepsi anda mengenai cinta sesungguhnya? Apakah cinta anda berpamrih? Hmm... jika jawabannya membuat anda sendiri ragu, ada baiknya simak tulisan Anis Matta berikut ini.

Mencerahkan, sekaligus membuka mata hati betapa cinta saya masih jauh dari sempurna.

Maaf buat yang pernah baca. Lewatkan saja tulisan ini.

=================

Mencintai adalah Keputusan ---Oleh Anis Matta

Lelaki tua menjelang 80-an itu menatap istrinya. Lekat-lekat. Nanar. Gadis itu masih terlalu belia. Baru saja mekar. Itu bukan persekutuan yang mudah. Tapi ia sudah memutuskan untuk mencintainya. Sebentar kemudian ia pun berkata, "Kamu kaget melihat semua ubanku? Percayalah! Hanya kebaikan yang akan kamu temui disini." Itulah kalimat pertama Utsman Bin Affan ketika menyambut istri terakhirnya dari Syam, Naila. Selanjutnya adalah bukti.

Sebab cinta adalah kata lain dari memberi...sebab memberi adalah pekerjaan... sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi itu berat...sebab pekerjaan berat itu harus ditunaikan dalam waktu lama...sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh... maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ia akan mengatakan, "Aku mencintaimu. " Kepada siapa pun!

Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhan kepribadian disitu. "Aku mencintaimu" adalah ungkapan lain dari, "Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia...aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin...aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang akan kulakukan pada dirimu...aku juga akan melindungi dirimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu dan proses pertumbuhan itu...." Taruhannya adalah kepercayaan kepada orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita. Sekali kamu mengatakan kepada seseorang, "Aku mencintaimu, " harus kamu buktikan ucapan itu. Itu deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan berkorban, kesiapan dan kemampuan melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi.

Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan hilang lenyap. Tidak ada cinta tanpa kepercayaan. Begitulah bersama waktu suami atau istri kehilangan kepercayaan kepada pasangannya. Atau anak kehilangan kepercayaan kepada orang tuanya. Atau sahabat kehilangan kepercayaan kepada kawannya. Atau rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya. Semua dalam situasi: cinta yang tidak terbukti. Ini menjelaskan mengapa cinta yang terasa begitu panas membara di awal hubungan lantas jadi redup dan padam pada tahun kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Dan tiba-tiba saja perkawinan bubar, persahabatan berakhir, keluarga berantakan, atau pemimpin jatuh karena tidak dipercaya rakyatnya.

Jalan hidup kita biasanya tidak linear. Tidak juga seterusnya pendakian. Atau penurunan. Karena itu konteks di mana pekerjaan-pekerjaan cinta dilakukan tidak selalu kondusif secara emosional. Tapi disitulah tantangannya: membuktikan ketulusan di tengan situasi-situasi sulit. Disitu konsistensi teruji. Disitu juga integritas terbukti. Sebab mereka yang bisa mengejawatahkan cinta di tengah situasi yang sulit, jauh lebih bisa membuktikannya dalam situasi yang longgar.

Mereka yang dicintai dengan cara begitu, biasanya merasakan bahwa hati dan jiwanya penuh seluruh. Bahagia sebahagia-bahagiany a. Puas sepuas-puasnya. Sampai tak ada tempat bagi yang lain. Bahkan setelah sang pecinta mati. Begitulah Naila. Utsman telah memenuhi seluruh jiwanya dengan cinta. Maka ia memutuskan tidak menikah lagi setelah suaminya terbunuh. Ia bahkan merusak wajahnya untuk menolak semua pelamarnya. Tak ada yang dapat mencitai sehebat lelaki tua itu.

 

Minggu, 22 Juli 2007

[Obituari] Asmuni Wassalam...

Satu lagi dunia lawak Indonesia kehilangan pelakonnya. Totok Asmuni atau lebih dikenal sebagai Asmuni Srimulat, meninggal dunia dalam usia 76 tahun Sabtu lalu dan telah dimakamkan di desanya Diwek, Jombang, Jawa Timur, hari Minggu. Bagi generasi MTV mungkin agak sedikit aneh mendengar nama ini, tapi bagi yang sempat mengenalnya di era TVRI dulu, tentu sangat familiar dengan sosoknya.

Asmuni dalam Srimulat --nah lho nggak tahu juga yang ini? ini grup lawak terkenal era jadul memang-- kerap memainkan lakon sebagai batur (pembantu). Dengan dandanan seadanya dan kumis khas Hitlernya, Asmuni dikenal sebagai pelawak yang 'cerdas' memainkan kata-kata. Sehingga banyak pelawak juniornya yang tak terlalu lucu bisa terpancing dengan ujaran-ujarannya.

Masih ingat "Hil yang Mustahal" ? Itu yang mempopulerkan Asmuni. Ujaran ini adalah plesetan yang menegaskan sesuatu yang mustahil terjadi. Dengan gaya pengucapan yang meyakinkan dan penekanan pada kata Mustahal, dijamin yang mendengarnya pasti tertawa. Bahkan mendengarnya puluhan kalipun tetap lucu kalo yang mengucapkan itu Asmuni.

Ada lagi kata yang juga terkenal dari Asmuni yaitu "Wassalam". Ujaran ini diucapkan untuk mengakhiri sebuah pernyataan. Maksudnya ini adalah keputusan, tak bisa dibantah alias Wassalam, akhir dari segala kontroversi.

Bagi keluarga kami dulu, Asmuni juga Srimulatnya adalah hiburan nomor satu. Semasa kecil hari-hari saya kerap diisi dengan lawakan-lawakan ndeso-nya Asmuni. Ndeso-nya Asmuni memang benar-benar kampungan, bukan sosok kota yang belagak ndeso. Tapi justru disitulah uniknya. Budaya Jawa yang menjadi latar cerita Srimulat menjadi perekat dengan penggemarnya.

Saya tak tahu apa dunia hiburan Indonesia masih memberi tempat pada sosok senior semacam almarhum Asmuni. Apalagi saat saya gogling, tak ada satupun gambar Asmuni yang saya dapat di dunia maya. Duh!

Selamat jalan Asmuni, terima kasih telah menyegarkan suasana rumah kami dahulu semasa kecil.

*gbr diambil dari sini.

Rabu, 18 Juli 2007

Indonesia Raya

Petang kemarin dada saya begitu sesak. Bukan akibat kaos saya yang kekecilan atau salah ukuran. Tapi karena lagu Indonesia Raya. Ya, lagu itu begitu membius relung-relung hati saya yang telah begitu lama tak dihampiri ke-Indonesiaan. 

Selewat masa kuliah dan masuk dunia kerja, nyaris tak satu kalipun saya sempat ikut larut melantunkan lagu ini. Selain karena telinga saya sudah diokupasi oleh musik pop dan sejenisnya, perjumpaan saya dengan lagu itu memang tak ada lagi. Tak pernah lagi saya berada ditengah-tengah massa upacara bendera yang mesti mendendangkan karya agung WR Supratman itu.

Dan sore kemarin meski hanya melalui siaran tv, air mata saya ikut meleleh saat ribuan orang menyanyikan lagu itu sebelum pertandingan Piala Asia antara Indonesia dan Korsel.

Benar-benar dahsyat. Hati sayapun tergetar hebat.

Ternyata, saya memang masih orang Indonesia!

Senin, 16 Juli 2007

Doktor Cilik Hafal dan Paham Al Qur'an

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Dina Y.Sulaeman.
Penerbit IIMAN, Depok, 2007.
tebal : 220 hal.

Saya tahu buku ini sudah agak lama, sejak sang pengarangnya, mbak Dina, membuat postingan di jurnalnya (bundakirana.multiply.com). Penasaran sejak pertama membaca postingan itu.

Luar biasa kisah Husein Tabataba'i ini. Bocah cilik dari Iran ini diberi gelar doktor honoris causa alam usianya yang masih sangat belia, 7 tahun. Ini bukan isapan jempol. Ia memperoleh gelar prestisius itu dari Hijaz College Islamic University, Inggris dalam bidang Science of The Retention of the Holy Qur'an. Subhanallah, mungkin ini mukjizat abad 21.

Dalam ujian yang ditempuh Husein tahun 1998, ia berhasil menyelesaikan ujian dengan sempurna mulai dari menerjemahkan isi Al Qur'an ke dalam bahasa Persi, menerangkan dan menafsirkan ayat Al Qur'an, bercakap-cakap dengan menggunakan ayat Al Qur'an hingga menerangkan Al Qur'an dengan bahasa isyarat tangan. Ia berhasil meraih angka 93 sehingga layak menyandang gelar kehormatan itu.

Sebelum mendapat anugerah gelar doktor, di negerinya Husein sudah dikenal luas sejak berusia 5 tahun. Wajahnya banyak menghiasi layar tv, koran hingga majalah karena ketrampilannya diatas rata-rata anak-anak seusianya.

Sulitkah 'mencetak' anak seperti Husein? Ternyata tidak. Menurut buku ini, kebiasaan dalam keluarga memicu ketrampilan seseorang akan sesuatu, termasuk dalam hal membaca dan mengerti isi kandungan kitab suci Al Qur'an.

Husein lahir dari keluarga yang mencintai Al Qur'an. Makanya tak heran jika sejak kecil ia begitu dekat dengan Al Qur'an. Ayah dan ibunya adalah penghapal Al Qur'an sejak lama. Sejak kecil pula Husein kerap dibawa serta orang tuanya mengikuti kelas Al Qur'an. Hasilnya, sejak usia 2 tahun 4 bulan Husein sudah menghapal jus ke-30 (juz amma).

Untuk memudahkan anaknya memahami Al Qur'an, sang ayah membuat metode isyarat tangan bagi Husein. Karena efektivitasnya, metode ini kemudian hari digunakan sebagai acuan belajar Al Qur'an di Iran.

Buku ini menarik, terutama bagi orang tua muslim yang ingin mendidik anaknya menjadi pencinta Al Qur'an. Apalagi penulis juga menyertakan tips bagaimana membuat anak gembira saat menghapal Al Qur'an.

Kamis, 12 Juli 2007

Peace, Love and Gaul

Bergaul di dunia maya dalam sebuah situs social relationship dengan intens baru saya lakukan sekitar setahun terakhir. Sebelumnya saya ber friendster ria, tapi tak terlalu aktif. Begitu kenal MP langsung jatuh cinta.

Saat masuk dunia per-MP-an saya pelajari baik-baik rambu-rambu yang berlaku. Bahkan dengan sangat hati-hati saya baca semua postingan kawan-kawan mengenai etika komunikasi di dunia maya. Ini saya lakukan karena pada dasarnya MP saya gunakan menambah teman maya. Tak terbayangkan misalnya harus mendapat musuh gara-gara kebodohan saya yang tak mengerti akan etika di dunia maya!

Apa saya nyari aman dengan melakukan ini? Nggak juga. Karena memang seperti inilah saya. Apa yang saya posting di MP adalah penggalan pengalaman yang saya alami sehari-hari. Tak ada yang istimewa, biasa saja. Kalau ada yang menanggapi syukur, tak adapun tak apa. Bagi saya MP adalah wadah saya untuk terus menulis. Karena dengan menulis --selain membaca tentunya--saya merasa berbudaya.

Jadi, buat apa mengotori halaman-halaman MP kita dengan permusuhan. Sebarkan perdamaian, cinta dan pertemanan lewat MP. Peace, Love and Gaul kata anak-anak ABG.

*maaf tulisan ini tak bermaksud menyinggung siapapun.

Berapa Harga Nyawa Anda?

Suatu petang di Pintu Tol Kebon Jeruk arah Jakarta. Seorang wanita 30-an tahun turun melenggang dari bis yang membawanya dari arah Tangerang. Dengan santainya ia berjalan ke arah belakang bis. Saya yang berdiri tak jauh dari bis jadi tertarik dengan gerakan wanita itu. Bukan karena cantik atau sexynya, karena hari telah mulai agak gelap, sulit melihat sosoknya secara utuh.

Yang saya ikuti adalah gerakannya menuju arah jalan tol. Wah, mau kemana tuh mbak-mbak, pikir saya. Kok ke arah jalan tol? Pikiran nakal saya ia mau menabrakkan diri ke jalan tol yang lumayan ramai hari itu. Kalau ini kejadian, pasti heboh nih.

Ternyata eh ternyata, dia menyeberangi jalan tol sodara-sodara! Dengan sedikit menunggu, beberapa menit kemudian ia sudah tak nampak lagi dalam pandangan saya. Miris saya menyaksikan pemandangan itu. Kok semudah itu ya si mbak-mbak tadi menyeberang jalan?

Emang sih, dengan membelah jalan tol jarak rumah si mbak tadi jadi lebih cepat ditempuh. Tapi apa dia tidak memikirkan keselamatannya atau akibat dari tindakan nekatnya itu? Gimana juga kalau saat menyeberang, banyak kendaraan yang terpaksa mengerem mendadak dan menyebabkan tabrakan beruntun?

Duh, mbak-mbak..cantik-cantik kok nggak santun ya di jalan raya..Nyawa udah murah banget lho mbak di negeri ini. Dalam dua pekan ini saja berapa belas nyawa melayang akibat kecelakaan di jalan raya. Bahkan terakhir menimpa salah satu seniman lawak kita Taufik Savalas. Masihkah nyawa kita pertaruhkan hanya demi mengejar mas-mas di ujung jalan sana?

Tertib yuk.. Jalan tol kan bukan tempat menyeberang. Memang maut dan rejeki adalah milik Allah, tapi bijak di jalan akan menghindarkan kita dari musibah.

Rabu, 11 Juli 2007

[Berita Duka] Komedian Taufik Savalas Tewas

Telah meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di Purworejo Jawa Tengah, komedian terkenal Taufik Savalas, rabu malam. Almarhum yang lahir di Jakarta 19 Juni 1966 tewas seketika di lokasi kecelakaan. Almarhum tewas dalam perjalanan sebuah acara ke Purbalingga sebagai duta produk sabun mandi.

Taufik Savalas adalah sedikit dari komedian Indonesia yang cukup berbakat dengan karir yang cemerlang. Meski kini dikenal sebagai komedian kelas wahid, sebelumnya ia pernah menganggur selama 15 tahun, kemudian pernah menjadi kondektur bus dan pengamen.

Ia mengawali karirnya sebagai penyiar radion komedia Suara Kejayaan di Jakarta. Kemudian menjadi pelawak dan presenter terkenal.

Terakhir ia terlibat dalam program acara satire komedi "Republik BBM"  di stasiun Tv Indosiar. Disini ia berperan dengan sangat baik sebagai presiden Republik BBM.

Selamat Jalan Taufik..... Terima kasih telah menghibur kami selama ini. Terima kasih telah membuat kami lepas dari stress dengan kejenakaanmu di TV. Kami mengenangmu!

Gbr diambil dari sini.

Senin, 09 Juli 2007

Demam Comic Life!

 


Gara-gara diprovokasi cak Uding, akhirnya bisa bikin foto bergaya komik lewat Comic Life.

Meski masih amatiran, tapi lumayan lah hasilnya.

Gambar ini diambil saat berenang di Ocean Park BSD, 1 Juli lalu.

+++

Minggu, 08 Juli 2007

Edensor

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Science Fiction & Fantasy
Author:Andrea Hirata. Penerbit: Bentang Pustaka
Saya sedang kepincut dengan Andrea Hirata!

Bukan dengan orangnya, tapi tulisannya.

Luar biasa membaca tiap baris kalimatnya. Ia kerap bermetafora dalam bercerita. Gaya berceritanya pun aduhai. Dengan bahasa yang mengalir, membuai para penyukanya. Ia mengembalikan keindahan bahasa yang telah lama hilang dari buku sastra bermutu di tanah air.

Dengan Edensor-nya kali ini, saya kembali yakin, ini pasti jadi buku yang banyak dicari.

Edensor adalah buku ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi. Masih dengan tokoh sentral Ikal dan Arai. Ikal adalah personifikasi pengarangnya yang kebetulan berambut ikal. Sedangkan Arai adalah sahabat sekaligus tempatnya berlindung sejak sama-sama merantau dari Belitung.

Di buku ketiga ini, Andrea mengajak pembacanya travelling. Settingnya memang bukan lagi Belitung, Jakarta atau Bogor. Tapi di luar negeri, mengikuti perjalanan Ikal dan Arai ke Sorbonne-Perancis dan Inggris, tempat mimpinya mewujud. Perancis adalah cita-cita masa kecil Ikal. Dan ia berhasil menjadikan mimpinya terbukti. Bahkan ia berangkat bersama kawan masa kecilnya, Arai.

Di buku ini, Andrea juga mengajak pembacanya keliling Eropa dan Afrika, mengikuti aksi backpacker Ikal-Arai. Perjalanan keliling benua yang agak mustahil dan terkesan mengada-ada, mereka selesaikan hanya dengan mengamen sambil berkostum ikan duyung!

Yang saya senang, Andrea masih setia dengan tak mengumbar sensualitas. Padahal itu bisa saja ia lakukan. Kisah cinta Ikal dengan Katya, mahasiswi jerman yang pintar dan cantik itu, kalau dalam versi Hollywood pasti sudah penuh dengan kisah asmara murahan. Tapi Andrea tak terjebak dengan itu.

Andrea juga tak berupaya mengeksplor pengalaman Ikal yang sempat ditawar oom-oom gay untuk short time dengan iming-2 euro. Ia mendudukkan kisah-kisah semacam itu sama porsinya, dengan cerita perjuangannya menulis thesis hingga terdampar di ...Edensor. Tak ada yang berusaha dieksploitir hanya demi mengaduk-aduk emosi pembacanya, seperti banyak buku fiksi yang beredar di tanah air.

Kalaulah ada yang mengganggu dari buku ini dibandingkan buku sebelumnya Sang Pemimpi --maaf saya sengaja belum baca Laskar Pelangi--adalah ilustrasi gambar dan foto yang kurang 'kena'. Bagi saya, itu merusak kenikmatan membaca keindahan kalimat-kalimat Andrea.

[Ada Yang Tahu] Kemana mbak Lea Sajah?

Setelah beberapa minggu terakhir inet kantor maupun rumah dodoli dodolipet alias lemot, 2 hari terakhir agak bisa napas lega, inet lumayan cepat. Akses yang lumayan ini langsung saya pakai buat mengunjungi 'rumah maya' kawan-kawan. Meski belum semua sempat disambangi, setidaknya niat itu sudah muncul.

Entah kenapa saya kemudian lama terpaku di berandanya mbak Lea Sajah yang punya ID MP Patrialdi. Saya buka-buka halaman rumahnya kok lama tak disambangi sang pemiliknya ya? Kemana gerangan mbakku yang satu ini, yang postingannya kerap memberi pencerahan buat saya pribadi dan mungkin juga teman-2 mayanya yang lain.

Postingan di jurnalnya terakhir adalah soal ultah pernikahannya yang ke-6. Ia tulis jurnal itu 25 november 2006. Terakhir Lea menyambangi situsnya 3 februari 2007. Berarti sudah 5 bulan silam tak menyentuh MP.

Saya tak tahu apa yang terjadi dengan mbak Lea. Karena kalau dia pensiun dari MP pasti memberi kabar. Anehnya tak ada tanda-tanda apapun ia pensiun dari MP.

Mungkin ada kawan yang tinggal sekota atau kebetulan kenal dengan keluarga Lea-Iwan dengan 2 anak lucunya, Patria dan Aldi bisa memberi kabar? Terakhir mereka tinggal di di 8600 18th Ave WA105, Everett, Washington 98204, USA.

Saya berharap mbak Lea sehat wal afiat, tak kurang suatu apapun. Mungkin sedang cuti saja...Itu harapan saya.

Kamis, 05 Juli 2007

penat

saya tak tahu mengapa tiap akhir pekan tubuh begitu lelah. sangat malah.

tak bijak rasanya menyalahkan pekerjaan sebagai biang kelelahan. karena dengan bekerja saya merasa hidup. merasakan kesenangan yang sangat.

mungkin benar perlu jeda sejenak. keluar dari keriuhan. menjemput keriangan lain di luar sana.

sayangnya saya tak punya jatah cuti yang cukup untuk merecharge tubuh agar kembali segar. apalagi sejumput 'hutang lain' masih menanti.

tapi saya butuh. sangat butuh.

BUKUKAN BLOGMU…. Inspiring Blog Competition

http://sya2.multiply.com/links/item/8?mark_read=sya2:links:8
Bagi yang merasa punya blog berisi kisah yang menginspirasi, bisa ikutan ajang ini. Atau bisa juga sekedar mencalonkan tulisan blog milik orang lain.

Selain berhadiah, ajang ini menjanjikan hasilnya bakal dibukukan. Nah, lho, asyik kan...

Senin, 02 Juli 2007

[anak] Beratnya Berpisah

Suatu siang saat ayah tidur. Nabila pulang sekolah dengan sesenggukan. Menangis perlahan tak bisa dihentikan. Masih dengan kantuk yang sangat, saya bertanya, "Kenapa kakak menangis?" 

Nabila tak menjawab. Ia terus menangis. Ah, paling-paling berantem kecil dengan mas atau adiknya, pikir saya sambil melanjutkan tidur. Tapi kok nangisnya tak juga usai. "Kakak dipukul mas?," tanya saya penuh selidik. Dia menggeleng.

"Dipukul dedek?". Iapun menggeleng dengan tangisnya yang masih tak tertahan.

Jawaban baru saya dapat dari bibik pengasuh. Rupanya ia menangis setelah perpisahan dengan guru-gurunya di TKIT Al Jihad. Hari itu memang terakhir kalinya ia sekolah sebelum diadakan pesta perpisahan di Mekarsari.

Saya pun mahfum mengapa begitu hebatnya reaksi Nabila atas perpisahan itu. Guru-gurunya di TK memang luar biasa berartinya bagi seorang Nabila. Ia bisa memposisikan diri sebagai kawan sekaligus ibu kedua bagi Nabila. Saya tahu itu dari kedekatan hubungan mereka, saat sesekali saya mengantar Nabila ke sekolah dan dari cerita-cerita Nabila.

Bahkan karena dekatnya, semua guru membahasakan diri sebagai Bunda, bukan ibu guru seperti kebanyakan sekolah lain. Sebutan bunda itu mendekatkan hubungan secara emosional antara guru dan murid. Dengan bundanya di sekolah, Nabila biasa curhat tentang banyak hal, mulai dari kawan-kawannya, adiknya hingga ayah bundanya di rumah. Pendek kata kedekatan Nabila dengan gurunya di sekolah nyaris sama dengan kedekatannya dengan kami di rumah.

Makanya tak heran jika saat perpisahan menjadi hal terberat bagi mereka semua, guru dan murid. Karena bukan hanya Nabila seorang yang kehilangan. Semua kawan dan bunda di sekolah ikut menangisi perpisahan itu.

Ah, jadi ingat guru-guru saya dulu saat TK dan SD. Mereka semua memberi sentuhan personal bagi perkembangan pribadi saya hingga bisa seperti sekarang ini. Apakabar mereka ya hari ini....