Kamis, 31 Agustus 2006

Saya punya hutang…


Ramadhan sebentar lagi menjelang. Bulan yang indah bagi warga muslim untuk berbuat, beribadah dan merenung.


 


Saya berharap tahun ini bisa menjadi ramadhan yang lebih baik dari tahun sebelumnya, baik dari sisi ibadah maupun ‘menjadi’ manusia itu sendiri. Banyak hal yang belum saya lakukan, dan saya ingin wujudkan tahun ini.


 


Tapi sebelum ramadhan datang, saya masih punya hutang puasa 4 hari lagi yang belum saya bayar. Sebenarnya hutang puasa saya 5 hari, satu hari sudah saya bayar dua pekan silam. Sisanya itu ya kok sulit ya, ada saja halangannya.


 


Masih terekam dengan kuat setahun silam saya ‘terpaksa’ tidak berpuasa karena sakit. Dokter mengharuskan saya istirahat selama sepekan karena sakit di persendian tangan. Meski dokter minta seminggu, saya korting jadi 5 hari, karena nggak enak kelamaan absen puasa. Lagipula, malu dengan si sulung, Ihsan, yang akhirnya pol puasanya.


 


Kemarin, saat mencoba membayar hutang puasa, ada saja halangannya. Kelar satu hari, eh urusan KPR rumah benar-2 memaksa saya dan istri pontang-panting ke Bank dan developer. Akibatnya, saya yang sudah 2 bulan terakhir masuk kerja malam, kurang istirahat. Dan bisa ditebak…saya tumbang beberapa hari terakhir.


 


Untuk sementara gagallah bayar hutang itu. Tapi saya janji, disisa hari ke depan menjelang puasa, saya akan bayar. Bener-2 nggak enak euy punya hutang!


 


Ya ALLAH, mudahkan semuanya…


 


 

Saya punya hutang…


Ramadhan sebentar lagi menjelang. Bulan yang indah bagi warga muslim untuk berbuat, beribadah dan merenung.


 


Saya berharap tahun ini bisa menjadi ramadhan yang lebih baik dari tahun sebelumnya, baik dari sisi ibadah maupun ‘menjadi’ manusia itu sendiri. Banyak hal yang belum saya lakukan, dan saya ingin wujudkan tahun ini.


 


Tapi sebelum ramadhan datang, saya masih punya hutang puasa 4 hari lagi yang belum saya bayar. Sebenarnya hutang puasa saya 5 hari, satu hari sudah saya bayar dua pekan silam. Sisanya itu ya kok sulit ya, ada saja halangannya.


 


Masih terekam dengan kuat setahun silam saya ‘terpaksa’ tidak berpuasa karena sakit. Dokter mengharuskan saya istirahat selama sepekan karena sakit di persendian tangan. Meski dokter minta seminggu, saya korting jadi 5 hari, karena nggak enak kelamaan absen puasa. Lagipula, malu dengan si sulung, Ihsan, yang akhirnya pol puasanya.


 


Kemarin, saat mencoba membayar hutang puasa, ada saja halangannya. Kelar satu hari, eh urusan KPR rumah benar-2 memaksa saya dan istri pontang-panting ke Bank dan developer. Akibatnya, saya yang sudah 2 bulan terakhir masuk kerja malam, kurang istirahat. Dan bisa ditebak…saya tumbang beberapa hari terakhir.


 


Untuk sementara gagallah bayar hutang itu. Tapi saya janji, disisa hari ke depan menjelang puasa, saya akan bayar. Bener-2 nggak enak euy punya hutang!


 


Ya ALLAH, mudahkan semuanya…


 


 

Saya punya hutang…


Ramadhan sebentar lagi menjelang. Bulan yang indah bagi warga muslim untuk berbuat, beribadah dan merenung.


 


Saya berharap tahun ini bisa menjadi ramadhan yang lebih baik dari tahun sebelumnya, baik dari sisi ibadah maupun ‘menjadi’ manusia itu sendiri. Banyak hal yang belum saya lakukan, dan saya ingin wujudkan tahun ini.


 


Tapi sebelum ramadhan datang, saya masih punya hutang puasa 4 hari lagi yang belum saya bayar. Sebenarnya hutang puasa saya 5 hari, satu hari sudah saya bayar dua pekan silam. Sisanya itu ya kok sulit ya, ada saja halangannya.


 


Masih terekam dengan kuat setahun silam saya ‘terpaksa’ tidak berpuasa karena sakit. Dokter mengharuskan saya istirahat selama sepekan karena sakit di persendian tangan. Meski dokter minta seminggu, saya korting jadi 5 hari, karena nggak enak kelamaan absen puasa. Lagipula, malu dengan si sulung, Ihsan, yang akhirnya pol puasanya.


 


Kemarin, saat mencoba membayar hutang puasa, ada saja halangannya. Kelar satu hari, eh urusan KPR rumah benar-2 memaksa saya dan istri pontang-panting ke Bank dan developer. Akibatnya, saya yang sudah 2 bulan terakhir masuk kerja malam, kurang istirahat. Dan bisa ditebak…saya tumbang beberapa hari terakhir.


 


Untuk sementara gagallah bayar hutang itu. Tapi saya janji, disisa hari ke depan menjelang puasa, saya akan bayar. Bener-2 nggak enak euy punya hutang!


 


Ya ALLAH, mudahkan semuanya…


 


 

Selasa, 29 Agustus 2006

Gempa Maluku (Up date)

Baru saja di tv ada peringatan dini Tsunami dari BMG.


Pukul 20.38 WIB terjadi gempa 6,4 skala Richter.


Lokasi di Barat Daya Tual, Maluku.


Gempa ini berpotensi Tsunami.


Bagi rekan-2 MP yang ada di Maluku dan sekitarnya mungkin bisa memberi laporan...


Update: Ternyata BMG meralat pernyataan awalnya. Pukul 21.30 BMG menyatakan gempa di Tual tidak berpotensi Tsunami. Waduh gimana nih BMG, kok sering banget membuat pernyataan yang mudah diralat. Gimana kita mau percaya dengan peringatan dini tsunami kalau begini.


Ini bukan kejadian pertama. Sebelumnya, BMG juga pernah membuat pernyataan serupa yang kemudian diralat. Kenapa bisa begini BMG??? 

Gempa Maluku (Up date)

Baru saja di tv ada peringatan dini Tsunami dari BMG.


Pukul 20.38 WIB terjadi gempa 6,4 skala Richter.


Lokasi di Barat Daya Tual, Maluku.


Gempa ini berpotensi Tsunami.


Bagi rekan-2 MP yang ada di Maluku dan sekitarnya mungkin bisa memberi laporan...


Update: Ternyata BMG meralat pernyataan awalnya. Pukul 21.30 BMG menyatakan gempa di Tual tidak berpotensi Tsunami. Waduh gimana nih BMG, kok sering banget membuat pernyataan yang mudah diralat. Gimana kita mau percaya dengan peringatan dini tsunami kalau begini.


Ini bukan kejadian pertama. Sebelumnya, BMG juga pernah membuat pernyataan serupa yang kemudian diralat. Kenapa bisa begini BMG??? 

Gempa Maluku (Up date)

Baru saja di tv ada peringatan dini Tsunami dari BMG.


Pukul 20.38 WIB terjadi gempa 6,4 skala Richter.


Lokasi di Barat Daya Tual, Maluku.


Gempa ini berpotensi Tsunami.


Bagi rekan-2 MP yang ada di Maluku dan sekitarnya mungkin bisa memberi laporan...


Update: Ternyata BMG meralat pernyataan awalnya. Pukul 21.30 BMG menyatakan gempa di Tual tidak berpotensi Tsunami. Waduh gimana nih BMG, kok sering banget membuat pernyataan yang mudah diralat. Gimana kita mau percaya dengan peringatan dini tsunami kalau begini.


Ini bukan kejadian pertama. Sebelumnya, BMG juga pernah membuat pernyataan serupa yang kemudian diralat. Kenapa bisa begini BMG??? 

Minggu, 27 Agustus 2006

Ring Master

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:Cibubur Junction
Setelah dibuat keki dengan antrian di Jco Donuts MTA, ternyata ada pilihan lain menikmati donut tanpa antri. Sebenarnya bukan barang baru di CJu, outlet Ring Master buka di CJu--nyaris setahunan lah.

Meski udah lama, gw baru kemarin -Minggu- sempet nyoba dengan seksama dari mbak-2 yang bawa testernya, dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya langsung memutuskan beli!

Donat RM beda dengan JCo. Kalau JCo lebih lunak. Sementara RM lebih padat, namun tetap lunak saat digigit.

Tapi kalau soal pilihan rasa, RM kalah dari JCo. RM nggak punya pilihan hingga lebih 20 jenis rasa seperti JCo. Rasa unggulan ? Wah, gak sempet nanya. Karena masih kebayang sama JCo, saya beli juga rasa yang (kelihatannya) sama dengan JCo.

Manisnya terasa banget, tapi lelehan toppingnya gak sedahsyat JCo. RM biasa aja.

Harga? Standar donut mahal lah. Sebiji 5.500 perak. Tapi kalau beli 1/2 lusin 25 rb, selusinnya 45 rb.

Ring Master

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:Cibubur Junction
Setelah dibuat keki dengan antrian di Jco Donuts MTA, ternyata ada pilihan lain menikmati donut tanpa antri. Sebenarnya bukan barang baru di CJu, outlet Ring Master buka di CJu--nyaris setahunan lah.

Meski udah lama, gw baru kemarin -Minggu- sempet nyoba dengan seksama dari mbak-2 yang bawa testernya, dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya langsung memutuskan beli!

Donat RM beda dengan JCo. Kalau JCo lebih lunak. Sementara RM lebih padat, namun tetap lunak saat digigit.

Tapi kalau soal pilihan rasa, RM kalah dari JCo. RM nggak punya pilihan hingga lebih 20 jenis rasa seperti JCo. Rasa unggulan ? Wah, gak sempet nanya. Karena masih kebayang sama JCo, saya beli juga rasa yang (kelihatannya) sama dengan JCo.

Manisnya terasa banget, tapi lelehan toppingnya gak sedahsyat JCo. RM biasa aja.

Harga? Standar donut mahal lah. Sebiji 5.500 perak. Tapi kalau beli 1/2 lusin 25 rb, selusinnya 45 rb.

Ring Master

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:Cibubur Junction
Setelah dibuat keki dengan antrian di Jco Donuts MTA, ternyata ada pilihan lain menikmati donut tanpa antri. Sebenarnya bukan barang baru di CJu, outlet Ring Master buka di CJu--nyaris setahunan lah.

Meski udah lama, gw baru kemarin -Minggu- sempet nyoba dengan seksama dari mbak-2 yang bawa testernya, dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya langsung memutuskan beli!

Donat RM beda dengan JCo. Kalau JCo lebih lunak. Sementara RM lebih padat, namun tetap lunak saat digigit.

Tapi kalau soal pilihan rasa, RM kalah dari JCo. RM nggak punya pilihan hingga lebih 20 jenis rasa seperti JCo. Rasa unggulan ? Wah, gak sempet nanya. Karena masih kebayang sama JCo, saya beli juga rasa yang (kelihatannya) sama dengan JCo.

Manisnya terasa banget, tapi lelehan toppingnya gak sedahsyat JCo. RM biasa aja.

Harga? Standar donut mahal lah. Sebiji 5.500 perak. Tapi kalau beli 1/2 lusin 25 rb, selusinnya 45 rb.

Malam 17-an




Acara kumpul-kumpul nan seru setahun sekali antar warga RT 001/ Rw.011 Kranggan Permai Bekasi. Lebih seru dari biasanya, karena banyak warga yang terlibat, mulai dari anak-anak hingga keluarga.

Bagi kami sekeluarga (mungkin) ini 17-an yang terakhir di lingkungan ini, karena kami berencana hijrah ke tempat lain tahun depan.

Selain pembagian hadiah, juga ada acara hiburan yang diisi marawis anak dan remaja, tari, hingga drama. Oya, di malam ini Nabila, putri kami tampil 3 kali menari.

Acara juga diisi dengan makan bersama hasil lomba tumpeng dari warga.

Di penghujung acara, ada lomba karaoke pulak. Sayang saya sekeluarga tidak sempat ikut, lantaran para kurcaci sudah '5 watt'.

Malam 17-an




Acara kumpul-kumpul nan seru setahun sekali antar warga RT 001/ Rw.011 Kranggan Permai Bekasi. Lebih seru dari biasanya, karena banyak warga yang terlibat, mulai dari anak-anak hingga keluarga.

Bagi kami sekeluarga (mungkin) ini 17-an yang terakhir di lingkungan ini, karena kami berencana hijrah ke tempat lain tahun depan.

Selain pembagian hadiah, juga ada acara hiburan yang diisi marawis anak dan remaja, tari, hingga drama. Oya, di malam ini Nabila, putri kami tampil 3 kali menari.

Acara juga diisi dengan makan bersama hasil lomba tumpeng dari warga.

Di penghujung acara, ada lomba karaoke pulak. Sayang saya sekeluarga tidak sempat ikut, lantaran para kurcaci sudah '5 watt'.

Malam 17-an




Acara kumpul-kumpul nan seru setahun sekali antar warga RT 001/ Rw.011 Kranggan Permai Bekasi. Lebih seru dari biasanya, karena banyak warga yang terlibat, mulai dari anak-anak hingga keluarga.

Bagi kami sekeluarga (mungkin) ini 17-an yang terakhir di lingkungan ini, karena kami berencana hijrah ke tempat lain tahun depan.

Selain pembagian hadiah, juga ada acara hiburan yang diisi marawis anak dan remaja, tari, hingga drama. Oya, di malam ini Nabila, putri kami tampil 3 kali menari.

Acara juga diisi dengan makan bersama hasil lomba tumpeng dari warga.

Di penghujung acara, ada lomba karaoke pulak. Sayang saya sekeluarga tidak sempat ikut, lantaran para kurcaci sudah '5 watt'.

Horee...Piala Kita Banyak!


Ini masih terusan dari jurnal inI, masih seputar cerita sisa 17-an. Kalau pekan lalu mengenai kegiatan di RW, kali ini di lingkungan tempat tinggalku di RT 001/ Rw.011 Kranggan Permai.


Sebenarnya pertandingan atau lomba 17-an nya sudah lewat, karena digelar teng tanggal 17 lalu. Karena diseling kegiatan di RW, maka pemberian hadiah dan malam ramah tamah baru digelar Sabtu malam (26 Agustus).


Acara malam itu adalah acaranya Nabila, karena di sini ia tampil menari 3 kali. Sudah gitu di 2 tarian ia termasuk penari terkecil, karena kawan tarinya semuanya sudah SD kelas 3 ke atas, sementara ia masih TK-B.


Ia seolah memberi bukti ke semua kawan-2nya yang lebih besar, ia pantas diperhitungkan. Sebab saat menjelang 17-an ia nyaris tidak diikutkan, karena masih terlalu kecil kata kawan-2nya. Dan, akhirnya ia berdiri paling depan, memimpin kawan-2nya menari.


Selain cerita Nabila menari, malam ini kami sekeluarga dapat tambahan 3 piala plus satu mug. Piala juara 1 didapat Nabila dari lomba Memindahkan bendera, Piala juara 3 Ihsan lomba Menyusun Gelas Aqua, serta piala beregu dari Ihsan juara harapan 1 lomba Futsal antar RT.


"Asyik Yah, piala kita nambah banyak...." celoteh Nabila saat kami pulang dengan piala kebanggan.


Oya, selain piala, bunda juga dapat hadiah lho. Meski cuma mug, tapi itu berkat kerja keras bunda bersama timnya, sehingga menyabet juara 1 nasi tumpeng. Semua anggota tim dapat mug yang sama. Sayang tumpengnya gak sempet di foto, keburu habis disikat...


So, ditambah yang didapat malam ini, berarti di 17-an ini kami mendapat 4 piala, satu diantaranya yang pekan lalu kami dapat tanpa rencana di lomba gerak jalan. Sekali lagi, buat kami bukan hadiahnya, tapi semangat anak-anak dalam berkompetisi serta menghargai proses untuk memperoleh sesuatu, itu yang jauh lebih penting.


Semoga tiga anak kami mengerti pada waktunya..


Foto lainnya bisa dilihat disini.

Horee...Piala Kita Banyak!


Ini masih terusan dari jurnal inI, masih seputar cerita sisa 17-an. Kalau pekan lalu mengenai kegiatan di RW, kali ini di lingkungan tempat tinggalku di RT 001/ Rw.011 Kranggan Permai.


Sebenarnya pertandingan atau lomba 17-an nya sudah lewat, karena digelar teng tanggal 17 lalu. Karena diseling kegiatan di RW, maka pemberian hadiah dan malam ramah tamah baru digelar Sabtu malam (26 Agustus).


Acara malam itu adalah acaranya Nabila, karena di sini ia tampil menari 3 kali. Sudah gitu di 2 tarian ia termasuk penari terkecil, karena kawan tarinya semuanya sudah SD kelas 3 ke atas, sementara ia masih TK-B.


Ia seolah memberi bukti ke semua kawan-2nya yang lebih besar, ia pantas diperhitungkan. Sebab saat menjelang 17-an ia nyaris tidak diikutkan, karena masih terlalu kecil kata kawan-2nya. Dan, akhirnya ia berdiri paling depan, memimpin kawan-2nya menari.


Selain cerita Nabila menari, malam ini kami sekeluarga dapat tambahan 3 piala plus satu mug. Piala juara 1 didapat Nabila dari lomba Memindahkan bendera, Piala juara 3 Ihsan lomba Menyusun Gelas Aqua, serta piala beregu dari Ihsan juara harapan 1 lomba Futsal antar RT.


"Asyik Yah, piala kita nambah banyak...." celoteh Nabila saat kami pulang dengan piala kebanggan.


Oya, selain piala, bunda juga dapat hadiah lho. Meski cuma mug, tapi itu berkat kerja keras bunda bersama timnya, sehingga menyabet juara 1 nasi tumpeng. Semua anggota tim dapat mug yang sama. Sayang tumpengnya gak sempet di foto, keburu habis disikat...


So, ditambah yang didapat malam ini, berarti di 17-an ini kami mendapat 4 piala, satu diantaranya yang pekan lalu kami dapat tanpa rencana di lomba gerak jalan. Sekali lagi, buat kami bukan hadiahnya, tapi semangat anak-anak dalam berkompetisi serta menghargai proses untuk memperoleh sesuatu, itu yang jauh lebih penting.


Semoga tiga anak kami mengerti pada waktunya..


Foto lainnya bisa dilihat disini.

Horee...Piala Kita Banyak!


Ini masih terusan dari jurnal inI, masih seputar cerita sisa 17-an. Kalau pekan lalu mengenai kegiatan di RW, kali ini di lingkungan tempat tinggalku di RT 001/ Rw.011 Kranggan Permai.


Sebenarnya pertandingan atau lomba 17-an nya sudah lewat, karena digelar teng tanggal 17 lalu. Karena diseling kegiatan di RW, maka pemberian hadiah dan malam ramah tamah baru digelar Sabtu malam (26 Agustus).


Acara malam itu adalah acaranya Nabila, karena di sini ia tampil menari 3 kali. Sudah gitu di 2 tarian ia termasuk penari terkecil, karena kawan tarinya semuanya sudah SD kelas 3 ke atas, sementara ia masih TK-B.


Ia seolah memberi bukti ke semua kawan-2nya yang lebih besar, ia pantas diperhitungkan. Sebab saat menjelang 17-an ia nyaris tidak diikutkan, karena masih terlalu kecil kata kawan-2nya. Dan, akhirnya ia berdiri paling depan, memimpin kawan-2nya menari.


Selain cerita Nabila menari, malam ini kami sekeluarga dapat tambahan 3 piala plus satu mug. Piala juara 1 didapat Nabila dari lomba Memindahkan bendera, Piala juara 3 Ihsan lomba Menyusun Gelas Aqua, serta piala beregu dari Ihsan juara harapan 1 lomba Futsal antar RT.


"Asyik Yah, piala kita nambah banyak...." celoteh Nabila saat kami pulang dengan piala kebanggan.


Oya, selain piala, bunda juga dapat hadiah lho. Meski cuma mug, tapi itu berkat kerja keras bunda bersama timnya, sehingga menyabet juara 1 nasi tumpeng. Semua anggota tim dapat mug yang sama. Sayang tumpengnya gak sempet di foto, keburu habis disikat...


So, ditambah yang didapat malam ini, berarti di 17-an ini kami mendapat 4 piala, satu diantaranya yang pekan lalu kami dapat tanpa rencana di lomba gerak jalan. Sekali lagi, buat kami bukan hadiahnya, tapi semangat anak-anak dalam berkompetisi serta menghargai proses untuk memperoleh sesuatu, itu yang jauh lebih penting.


Semoga tiga anak kami mengerti pada waktunya..


Foto lainnya bisa dilihat disini.

(Kabar Duka) Ibunda Hagi Wafat


Inna Lillahi wa inna Lillahi rajiun....


Telah meninggal dunia ibunda dari rekan MP-ers Hagi, hari Minggu pk. 19.25 WIB di RS Halim karena sakit kanker stadium akut. Berita ini saya dapat by sms dari latief, yang memforward dari sms ari.


Menurut Hagi (by phone pk.21.15 WIB), Insya Allah almarhumah akan dimakamkan Senin (jam belum ditentukan) di TPU Jeruk Purut Jakarta Selatan.


Hagi dan keluarga mohon do'anya rekan MP-ers sekalian, semoga almarhumah diberi tempat yang paling indah.


Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kelapangan...amin

(Kabar Duka) Ibunda Hagi Wafat


Inna Lillahi wa inna Lillahi rajiun....


Telah meninggal dunia ibunda dari rekan MP-ers Hagi, hari Minggu pk. 19.25 WIB di RS Halim karena sakit kanker stadium akut. Berita ini saya dapat by sms dari latief, yang memforward dari sms ari.


Menurut Hagi (by phone pk.21.15 WIB), Insya Allah almarhumah akan dimakamkan Senin (jam belum ditentukan) di TPU Jeruk Purut Jakarta Selatan.


Hagi dan keluarga mohon do'anya rekan MP-ers sekalian, semoga almarhumah diberi tempat yang paling indah.


Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kelapangan...amin

(Kabar Duka) Ibunda Hagi Wafat


Inna Lillahi wa inna Lillahi rajiun....


Telah meninggal dunia ibunda dari rekan MP-ers Hagi, hari Minggu pk. 19.25 WIB di RS Halim karena sakit kanker stadium akut. Berita ini saya dapat by sms dari latief, yang memforward dari sms ari.


Menurut Hagi (by phone pk.21.15 WIB), Insya Allah almarhumah akan dimakamkan Senin (jam belum ditentukan) di TPU Jeruk Purut Jakarta Selatan.


Hagi dan keluarga mohon do'anya rekan MP-ers sekalian, semoga almarhumah diberi tempat yang paling indah.


Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kelapangan...amin

Kamis, 24 Agustus 2006

Mengarang Itu Gampang

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Nonfiction
Author:Arswendo Atmowiloto
Ini bukan buku baru. Buku ini pernah saya baca saat saya duduk di bangku SD atau SMP, sekitar tahun 80-an.

Bukunya sederhana. Judulnya provokatif, benar-benar melecehkan orang yang mengaku kesulitan menuangkan idenya dalam bentuk tulisan. Judul ini pula yang menjadi salah satu alasan saya (dulu) membeli buku ini.

Buku ini memberi saya banyak hal, inspirasi dan bimbingan untuk menulis. Menulis apapun, seperti saran sang penulis.

Saat membaca buku ini, saya cuma anak-anak yang menggemari Lima Sekawan, Sapta Siaga karya Enid Blyton, serta Tintin karya Herge. Karena sangat kepincut isi cerita buku-buku itu, sempat terbayang ingin menjadi penulis.

Dan buku Arswendo ini adalah sedikit jawaban buat saya waktu itu.
Kendati dulu untuk memahami isi buku, saya harus jungkir balik membacanya. Bahkan tak terhitung berapa kali saya membaca buku ini, hanya untuk mengetahui apa maknanya.

Yang paling saya ingat adalah penulis banyak menyebut pentingnya "Plot" dalam sebuah penulisan.

Arswendo dikenal piawai merangkai kata. Karyanya bertebaran di hampir semua media nasional. Ia pernah menjadi Pemred majalah HAI, serta tabloid Monitor yang cukup fenomenal pada masanya. Ia juga penulis novel laris macam Senopati Pamungkas, Keluarga Cemara atau Kiki dan Komplotannya. Pernah dipenjara lantaran kasus penghinaan terhadap nabi Muhamad, yang berujung pada dibredelnya tabloid Monitor. Ia juga pernah jadi 'anak ajaibnya' Gramedia Majalah, dan memimpin belasan media dibawah payung Gramedia Majalah.

Kini Wendo masih menulis, bahkan anaknya pun menjadi wartawan di sebuah stasiun tv.

Mengarang Itu Gampang

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Nonfiction
Author:Arswendo Atmowiloto
Ini bukan buku baru. Buku ini pernah saya baca saat saya duduk di bangku SD atau SMP, sekitar tahun 80-an.

Bukunya sederhana. Judulnya provokatif, benar-benar melecehkan orang yang mengaku kesulitan menuangkan idenya dalam bentuk tulisan. Judul ini pula yang menjadi salah satu alasan saya (dulu) membeli buku ini.

Buku ini memberi saya banyak hal, inspirasi dan bimbingan untuk menulis. Menulis apapun, seperti saran sang penulis.

Saat membaca buku ini, saya cuma anak-anak yang menggemari Lima Sekawan, Sapta Siaga karya Enid Blyton, serta Tintin karya Herge. Karena sangat kepincut isi cerita buku-buku itu, sempat terbayang ingin menjadi penulis.

Dan buku Arswendo ini adalah sedikit jawaban buat saya waktu itu.
Kendati dulu untuk memahami isi buku, saya harus jungkir balik membacanya. Bahkan tak terhitung berapa kali saya membaca buku ini, hanya untuk mengetahui apa maknanya.

Yang paling saya ingat adalah penulis banyak menyebut pentingnya "Plot" dalam sebuah penulisan.

Arswendo dikenal piawai merangkai kata. Karyanya bertebaran di hampir semua media nasional. Ia pernah menjadi Pemred majalah HAI, serta tabloid Monitor yang cukup fenomenal pada masanya. Ia juga penulis novel laris macam Senopati Pamungkas, Keluarga Cemara atau Kiki dan Komplotannya. Pernah dipenjara lantaran kasus penghinaan terhadap nabi Muhamad, yang berujung pada dibredelnya tabloid Monitor. Ia juga pernah jadi 'anak ajaibnya' Gramedia Majalah, dan memimpin belasan media dibawah payung Gramedia Majalah.

Kini Wendo masih menulis, bahkan anaknya pun menjadi wartawan di sebuah stasiun tv.

Mengarang Itu Gampang

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Nonfiction
Author:Arswendo Atmowiloto
Ini bukan buku baru. Buku ini pernah saya baca saat saya duduk di bangku SD atau SMP, sekitar tahun 80-an.

Bukunya sederhana. Judulnya provokatif, benar-benar melecehkan orang yang mengaku kesulitan menuangkan idenya dalam bentuk tulisan. Judul ini pula yang menjadi salah satu alasan saya (dulu) membeli buku ini.

Buku ini memberi saya banyak hal, inspirasi dan bimbingan untuk menulis. Menulis apapun, seperti saran sang penulis.

Saat membaca buku ini, saya cuma anak-anak yang menggemari Lima Sekawan, Sapta Siaga karya Enid Blyton, serta Tintin karya Herge. Karena sangat kepincut isi cerita buku-buku itu, sempat terbayang ingin menjadi penulis.

Dan buku Arswendo ini adalah sedikit jawaban buat saya waktu itu.
Kendati dulu untuk memahami isi buku, saya harus jungkir balik membacanya. Bahkan tak terhitung berapa kali saya membaca buku ini, hanya untuk mengetahui apa maknanya.

Yang paling saya ingat adalah penulis banyak menyebut pentingnya "Plot" dalam sebuah penulisan.

Arswendo dikenal piawai merangkai kata. Karyanya bertebaran di hampir semua media nasional. Ia pernah menjadi Pemred majalah HAI, serta tabloid Monitor yang cukup fenomenal pada masanya. Ia juga penulis novel laris macam Senopati Pamungkas, Keluarga Cemara atau Kiki dan Komplotannya. Pernah dipenjara lantaran kasus penghinaan terhadap nabi Muhamad, yang berujung pada dibredelnya tabloid Monitor. Ia juga pernah jadi 'anak ajaibnya' Gramedia Majalah, dan memimpin belasan media dibawah payung Gramedia Majalah.

Kini Wendo masih menulis, bahkan anaknya pun menjadi wartawan di sebuah stasiun tv.

Senin, 21 Agustus 2006

Horee...juara gerak jalan


Ini sedikit cerita sisa 17-an. Hari Minggu (20 Agustus) saya, Ikom, Nabila dan sikecil Ninis ikut lomba gerak jalan santai keluarga antar RT di perumahan kami, Kranggan Permai. Sebenarnya saya agak malas juga ikut lomba, karena ngga enak sama ibu yang sedang menginap di rumah. Sudah jauh-2 berkunjung..eh ditinggal lomba pulak.


Tapi, berhubung nyonya rumah sudah mewanti-wanti sejak beberapa hari sebelumnya, ya saya ikut saja lah. Lagipula ibu kan tidak sendirian di rumah, masih ada si sulung Ihsan yang terpaksa tidak ikut lomba, lantaran kebentur aturan hanya 2 anak plus ortu yang boleh ikutan.


Meski lumayan semangat, saya tak punya target apa-apa ikut ajang yang baru kali ini digelar di RW kami. Buat lucu-2 an aja lah. Kendati kami jadi satu dari 3 tim yang mewakili RT, kami bener-2 tak berharap banyak. 


Sempat sih kepikiran untuk "jangan malu-maluin RT", namun karena persiapan yang mepet, maka kami urung tampil seragam. hanya dua bidadari kecil kami yang sempat dipadu padankan warna bajunya oleh sang bunda, selebihnya saya dan Ikom tampil apa adanya.


Benar juga, di lapangan RW, tim lain RT pada tampil meriah, dengan seragam keluarga yang sengaja dipersiapkan. Kami tak minder, karena tak punya target. Bahkan hingga melewati garis start, yang kami pikirkan hanya memberi pengalaman baru bagi anak-anak.


Di jalan, semua tim dengan semangat 45 saling susul, bahkan kami sempat kesusul hampir 7 tim di belakang. Kami benar-2 jalan santai, kalo ada yang menyusul..monggo..Apalagi saya harus memanggul Ninis yang kelelahan.


Untungnya jarak sekitar 5 kilometer-an bisa kami selesaikan dengan sukses.


Dan, ternyata kami juara pertama. catatan waktu kami yang terbaik dari semua tim yang baju seragamnya bagus-2 itu... hihi....


*keterangan gambar: 1.Ikom (kerudung) dan anak-2 (pegang plastik minuman) sebelum start. 2.Piala kemenangan itu. 3. Ayah, Ninis dan ...ondel-ondel

Horee...juara gerak jalan


Ini sedikit cerita sisa 17-an. Hari Minggu (20 Agustus) saya, Ikom, Nabila dan sikecil Ninis ikut lomba gerak jalan santai keluarga antar RT di perumahan kami, Kranggan Permai. Sebenarnya saya agak malas juga ikut lomba, karena ngga enak sama ibu yang sedang menginap di rumah. Sudah jauh-2 berkunjung..eh ditinggal lomba pulak.


Tapi, berhubung nyonya rumah sudah mewanti-wanti sejak beberapa hari sebelumnya, ya saya ikut saja lah. Lagipula ibu kan tidak sendirian di rumah, masih ada si sulung Ihsan yang terpaksa tidak ikut lomba, lantaran kebentur aturan hanya 2 anak plus ortu yang boleh ikutan.


Meski lumayan semangat, saya tak punya target apa-apa ikut ajang yang baru kali ini digelar di RW kami. Buat lucu-2 an aja lah. Kendati kami jadi satu dari 3 tim yang mewakili RT, kami bener-2 tak berharap banyak. 


Sempat sih kepikiran untuk "jangan malu-maluin RT", namun karena persiapan yang mepet, maka kami urung tampil seragam. hanya dua bidadari kecil kami yang sempat dipadu padankan warna bajunya oleh sang bunda, selebihnya saya dan Ikom tampil apa adanya.


Benar juga, di lapangan RW, tim lain RT pada tampil meriah, dengan seragam keluarga yang sengaja dipersiapkan. Kami tak minder, karena tak punya target. Bahkan hingga melewati garis start, yang kami pikirkan hanya memberi pengalaman baru bagi anak-anak.


Di jalan, semua tim dengan semangat 45 saling susul, bahkan kami sempat kesusul hampir 7 tim di belakang. Kami benar-2 jalan santai, kalo ada yang menyusul..monggo..Apalagi saya harus memanggul Ninis yang kelelahan.


Untungnya jarak sekitar 5 kilometer-an bisa kami selesaikan dengan sukses.


Dan, ternyata kami juara pertama. catatan waktu kami yang terbaik dari semua tim yang baju seragamnya bagus-2 itu... hihi....


*keterangan gambar: 1.Ikom (kerudung) dan anak-2 (pegang plastik minuman) sebelum start. 2.Piala kemenangan itu. 3. Ayah, Ninis dan ...ondel-ondel

Horee...juara gerak jalan


Ini sedikit cerita sisa 17-an. Hari Minggu (20 Agustus) saya, Ikom, Nabila dan sikecil Ninis ikut lomba gerak jalan santai keluarga antar RT di perumahan kami, Kranggan Permai. Sebenarnya saya agak malas juga ikut lomba, karena ngga enak sama ibu yang sedang menginap di rumah. Sudah jauh-2 berkunjung..eh ditinggal lomba pulak.


Tapi, berhubung nyonya rumah sudah mewanti-wanti sejak beberapa hari sebelumnya, ya saya ikut saja lah. Lagipula ibu kan tidak sendirian di rumah, masih ada si sulung Ihsan yang terpaksa tidak ikut lomba, lantaran kebentur aturan hanya 2 anak plus ortu yang boleh ikutan.


Meski lumayan semangat, saya tak punya target apa-apa ikut ajang yang baru kali ini digelar di RW kami. Buat lucu-2 an aja lah. Kendati kami jadi satu dari 3 tim yang mewakili RT, kami bener-2 tak berharap banyak. 


Sempat sih kepikiran untuk "jangan malu-maluin RT", namun karena persiapan yang mepet, maka kami urung tampil seragam. hanya dua bidadari kecil kami yang sempat dipadu padankan warna bajunya oleh sang bunda, selebihnya saya dan Ikom tampil apa adanya.


Benar juga, di lapangan RW, tim lain RT pada tampil meriah, dengan seragam keluarga yang sengaja dipersiapkan. Kami tak minder, karena tak punya target. Bahkan hingga melewati garis start, yang kami pikirkan hanya memberi pengalaman baru bagi anak-anak.


Di jalan, semua tim dengan semangat 45 saling susul, bahkan kami sempat kesusul hampir 7 tim di belakang. Kami benar-2 jalan santai, kalo ada yang menyusul..monggo..Apalagi saya harus memanggul Ninis yang kelelahan.


Untungnya jarak sekitar 5 kilometer-an bisa kami selesaikan dengan sukses.


Dan, ternyata kami juara pertama. catatan waktu kami yang terbaik dari semua tim yang baju seragamnya bagus-2 itu... hihi....


*keterangan gambar: 1.Ikom (kerudung) dan anak-2 (pegang plastik minuman) sebelum start. 2.Piala kemenangan itu. 3. Ayah, Ninis dan ...ondel-ondel

Rabu, 16 Agustus 2006

Indonesia Raya!


Besok 17 Agustus kembali menyapa. Negeri ini sudah 61 tahun merdeka. Dan lagu Indonesia Raya seperti biasa akan menjadi lagu paling top selama satu hari itu di seluruh pelosok negeri, dan mungkin di beberapa perwakilan negeri kita di luar.


Menilik sejarahnya, lagu ini diciptakan dengan maksud menggugah kesadaran bangsa ini yang saat itu tercerai berai oleh penjajah, untuk disatukan dalam negara kesatuan Indonesia. Dan terbukti ampuh, lagu itu memiliki daya gugah cukup kuat untuk 'menjadikan' orang berbagai suku menjadi 'orang Indonesia'.


Saya nggak tau apakah membicarakan lagu kebangsaan saat ini masih cukup relevan. Yang jelas saya cukup terusik ketika Ihsan, putra sulung kami yang sudah kelas 3 SD bilang tidak bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya. Ia mengaku di sekolah tidak pernah diajarkan menyanyi lagu itu sama sekali. Hah!


Sebagai orang tua saya cukup kaget, kok bisa? Ihsan memang bersekolah di Sekolah Islam Terpadu dengan muatan kurikulum yang kental nuansa agama Islamnya. Tapi apakah bijak jika tidak mengajarkan lagu kebangsaan pada anak sekolah? Sayangnya kami belum sempat beroleh jawaban dari pihak sekolah.


Ya sudah, diajarkan di rumah saja, pikir saya! Bagi saya pribadi, penanaman rasa kebangsaan masih cukup penting bagi anak-anak, karena mereka adalah bagian dari bangsa ini. Bagaimana mereka bisa bangga dengan negeri mereka, kalau sampai lagu kebangsaan mereka sendiri tidak pernah tahu!


Hmm...

Indonesia Raya!


Besok 17 Agustus kembali menyapa. Negeri ini sudah 61 tahun merdeka. Dan lagu Indonesia Raya seperti biasa akan menjadi lagu paling top selama satu hari itu di seluruh pelosok negeri, dan mungkin di beberapa perwakilan negeri kita di luar.


Menilik sejarahnya, lagu ini diciptakan dengan maksud menggugah kesadaran bangsa ini yang saat itu tercerai berai oleh penjajah, untuk disatukan dalam negara kesatuan Indonesia. Dan terbukti ampuh, lagu itu memiliki daya gugah cukup kuat untuk 'menjadikan' orang berbagai suku menjadi 'orang Indonesia'.


Saya nggak tau apakah membicarakan lagu kebangsaan saat ini masih cukup relevan. Yang jelas saya cukup terusik ketika Ihsan, putra sulung kami yang sudah kelas 3 SD bilang tidak bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya. Ia mengaku di sekolah tidak pernah diajarkan menyanyi lagu itu sama sekali. Hah!


Sebagai orang tua saya cukup kaget, kok bisa? Ihsan memang bersekolah di Sekolah Islam Terpadu dengan muatan kurikulum yang kental nuansa agama Islamnya. Tapi apakah bijak jika tidak mengajarkan lagu kebangsaan pada anak sekolah? Sayangnya kami belum sempat beroleh jawaban dari pihak sekolah.


Ya sudah, diajarkan di rumah saja, pikir saya! Bagi saya pribadi, penanaman rasa kebangsaan masih cukup penting bagi anak-anak, karena mereka adalah bagian dari bangsa ini. Bagaimana mereka bisa bangga dengan negeri mereka, kalau sampai lagu kebangsaan mereka sendiri tidak pernah tahu!


Hmm...

Indonesia Raya!


Besok 17 Agustus kembali menyapa. Negeri ini sudah 61 tahun merdeka. Dan lagu Indonesia Raya seperti biasa akan menjadi lagu paling top selama satu hari itu di seluruh pelosok negeri, dan mungkin di beberapa perwakilan negeri kita di luar.


Menilik sejarahnya, lagu ini diciptakan dengan maksud menggugah kesadaran bangsa ini yang saat itu tercerai berai oleh penjajah, untuk disatukan dalam negara kesatuan Indonesia. Dan terbukti ampuh, lagu itu memiliki daya gugah cukup kuat untuk 'menjadikan' orang berbagai suku menjadi 'orang Indonesia'.


Saya nggak tau apakah membicarakan lagu kebangsaan saat ini masih cukup relevan. Yang jelas saya cukup terusik ketika Ihsan, putra sulung kami yang sudah kelas 3 SD bilang tidak bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya. Ia mengaku di sekolah tidak pernah diajarkan menyanyi lagu itu sama sekali. Hah!


Sebagai orang tua saya cukup kaget, kok bisa? Ihsan memang bersekolah di Sekolah Islam Terpadu dengan muatan kurikulum yang kental nuansa agama Islamnya. Tapi apakah bijak jika tidak mengajarkan lagu kebangsaan pada anak sekolah? Sayangnya kami belum sempat beroleh jawaban dari pihak sekolah.


Ya sudah, diajarkan di rumah saja, pikir saya! Bagi saya pribadi, penanaman rasa kebangsaan masih cukup penting bagi anak-anak, karena mereka adalah bagian dari bangsa ini. Bagaimana mereka bisa bangga dengan negeri mereka, kalau sampai lagu kebangsaan mereka sendiri tidak pernah tahu!


Hmm...

Senin, 07 Agustus 2006

Make Love not Perang!


Perang, perang dan perang!


Belakangan media cetak dan elektronika penuh dengan berita perang. Agresi Israel ke Lebanon memang menyentak mata dunia. Benar-benar menjengkelkan tingkah Israel dan Amerika, hanya karena tentaranya ditawan pejuang Hisbullah, lantas menyerang Lebanon.


Akibatnya, menurut media (barat) sudah sekitar 1000 warga Lebanon tewas, belum lagi warga dan tentara Israel.


Mencari seperti apa gambar 'perang' ini cukup sulit, kantor berita asing macam Reuter atau APTN jelas punya kepentingan, sehingga gambar-gambar perang yang muncul datar. Akhirnya, seorang kawan menuntun saya sampai pada situs ini.


Miris menyaksikan gambar-gambar di sini. Apalagi melihat jasad bocah-bocah ringkih tak berdosa yang harus menebus nyawa demi keangkuhan dan keserakahan sesaat Israel.


Melihat situs ini bukan bermaksud menyebarkan kengerian akan perang. Bukan. Tapi, justru membuat kita bersama merenungkan apa artinya modernitas berpikir manusia yang sudah makin maju, tapi ternyata nafsu (membunuh)nya masih terus dipelihara.


Semoga tak ada lagi perang esok hari....

Make Love not Perang!


Perang, perang dan perang!


Belakangan media cetak dan elektronika penuh dengan berita perang. Agresi Israel ke Lebanon memang menyentak mata dunia. Benar-benar menjengkelkan tingkah Israel dan Amerika, hanya karena tentaranya ditawan pejuang Hisbullah, lantas menyerang Lebanon.


Akibatnya, menurut media (barat) sudah sekitar 1000 warga Lebanon tewas, belum lagi warga dan tentara Israel.


Mencari seperti apa gambar 'perang' ini cukup sulit, kantor berita asing macam Reuter atau APTN jelas punya kepentingan, sehingga gambar-gambar perang yang muncul datar. Akhirnya, seorang kawan menuntun saya sampai pada situs ini.


Miris menyaksikan gambar-gambar di sini. Apalagi melihat jasad bocah-bocah ringkih tak berdosa yang harus menebus nyawa demi keangkuhan dan keserakahan sesaat Israel.


Melihat situs ini bukan bermaksud menyebarkan kengerian akan perang. Bukan. Tapi, justru membuat kita bersama merenungkan apa artinya modernitas berpikir manusia yang sudah makin maju, tapi ternyata nafsu (membunuh)nya masih terus dipelihara.


Semoga tak ada lagi perang esok hari....

Make Love not Perang!


Perang, perang dan perang!


Belakangan media cetak dan elektronika penuh dengan berita perang. Agresi Israel ke Lebanon memang menyentak mata dunia. Benar-benar menjengkelkan tingkah Israel dan Amerika, hanya karena tentaranya ditawan pejuang Hisbullah, lantas menyerang Lebanon.


Akibatnya, menurut media (barat) sudah sekitar 1000 warga Lebanon tewas, belum lagi warga dan tentara Israel.


Mencari seperti apa gambar 'perang' ini cukup sulit, kantor berita asing macam Reuter atau APTN jelas punya kepentingan, sehingga gambar-gambar perang yang muncul datar. Akhirnya, seorang kawan menuntun saya sampai pada situs ini.


Miris menyaksikan gambar-gambar di sini. Apalagi melihat jasad bocah-bocah ringkih tak berdosa yang harus menebus nyawa demi keangkuhan dan keserakahan sesaat Israel.


Melihat situs ini bukan bermaksud menyebarkan kengerian akan perang. Bukan. Tapi, justru membuat kita bersama merenungkan apa artinya modernitas berpikir manusia yang sudah makin maju, tapi ternyata nafsu (membunuh)nya masih terus dipelihara.


Semoga tak ada lagi perang esok hari....

Rabu, 02 Agustus 2006

Wisata Kuliner

Rating:★★★★
Category:Other
Acara kuliner asuhan Bondan Winarno ini tayang di Trans Tv dari Senin-Jum'at jam 14.00 WIB.

Kekuatan acara ini ada pada hostnya, BW. Dengan kepiawaian dia soal kuliner, pemirsa seolah diajak menjadi pencicip aneka panganan dan jalan-jalan. Apalagi pengetahuan kuliner BW yang segudang, membuat dia terlihat cerdas, beda dengan host acara sejenis.

Sepintas mirip dengan Bango Cita Rasa Nusantara yang juga (pernah) diasuh BW. Ada beberapa pembaharuan yang maunya jadi pembeda dengan acara sebelumnya. Seperti sejarah singkat sebuah tempat wisata serta segmen oleh-oleh.

Sayang BW tidak konsisten dengan segmen pembeda itu, sehingga tidak tiap episode muncul. Mungkin karena kesulitan waktu riset, atau karena persoalan klasik sebagai acara yang kejar tayang, tidak ketat menjaga kualitas.

Tapi, sebagai tayangan siang hari, lumayan menghibur. Paling tidak buat mereka yang sudah kesengsem sama tulisan Pak BW sejak di Jalansutra Kompas.

Wisata Kuliner

Rating:★★★★
Category:Other
Acara kuliner asuhan Bondan Winarno ini tayang di Trans Tv dari Senin-Jum'at jam 14.00 WIB.

Kekuatan acara ini ada pada hostnya, BW. Dengan kepiawaian dia soal kuliner, pemirsa seolah diajak menjadi pencicip aneka panganan dan jalan-jalan. Apalagi pengetahuan kuliner BW yang segudang, membuat dia terlihat cerdas, beda dengan host acara sejenis.

Sepintas mirip dengan Bango Cita Rasa Nusantara yang juga (pernah) diasuh BW. Ada beberapa pembaharuan yang maunya jadi pembeda dengan acara sebelumnya. Seperti sejarah singkat sebuah tempat wisata serta segmen oleh-oleh.

Sayang BW tidak konsisten dengan segmen pembeda itu, sehingga tidak tiap episode muncul. Mungkin karena kesulitan waktu riset, atau karena persoalan klasik sebagai acara yang kejar tayang, tidak ketat menjaga kualitas.

Tapi, sebagai tayangan siang hari, lumayan menghibur. Paling tidak buat mereka yang sudah kesengsem sama tulisan Pak BW sejak di Jalansutra Kompas.

Wisata Kuliner

Rating:★★★★
Category:Other
Acara kuliner asuhan Bondan Winarno ini tayang di Trans Tv dari Senin-Jum'at jam 14.00 WIB.

Kekuatan acara ini ada pada hostnya, BW. Dengan kepiawaian dia soal kuliner, pemirsa seolah diajak menjadi pencicip aneka panganan dan jalan-jalan. Apalagi pengetahuan kuliner BW yang segudang, membuat dia terlihat cerdas, beda dengan host acara sejenis.

Sepintas mirip dengan Bango Cita Rasa Nusantara yang juga (pernah) diasuh BW. Ada beberapa pembaharuan yang maunya jadi pembeda dengan acara sebelumnya. Seperti sejarah singkat sebuah tempat wisata serta segmen oleh-oleh.

Sayang BW tidak konsisten dengan segmen pembeda itu, sehingga tidak tiap episode muncul. Mungkin karena kesulitan waktu riset, atau karena persoalan klasik sebagai acara yang kejar tayang, tidak ketat menjaga kualitas.

Tapi, sebagai tayangan siang hari, lumayan menghibur. Paling tidak buat mereka yang sudah kesengsem sama tulisan Pak BW sejak di Jalansutra Kompas.