Sabtu, 29 April 2006

[Telah pergi] Pram


Sabtu malam, Kranggan hujan lebat saat sebaris sms dari seorang kawan masuk. "Telah meninggal, Pramoedya Ananta Toer, di RS Carolus. Jenazah disemayamkan di utan kayu, Jakarta. hubungi ....." Ups, aku terperangah sejenak, tapi langsung maklum, ya mungkin sudah takdir illahi, akhirnya bung Pram pergi.


Seperti biasa, insting jurnalisku keluar, semua kawan yang ada di kantor ku sms, untuk memastikan liputan mengenai tokoh besar ini tak lewat.


Minggu subuh dengan koran di tangan dan tv di hadapan, kok tak ada berita duka itu? Apa begitu tak berharganya bung Pram bagi media kita? Nyatanya, bukan itu. Pram baru benar-benar wafat minggu pukul 9 pagi.


Aku bukan pengagum berat Pram, tapi aku kagum dengan karya-karya sastranya yang mendunia. Bahkan ia lebih terkenal di luar negeri daripada di negerinya sendiri. Ia pernah dinominasikan sebagai penerima hadiah nobel  sastra. Terlepas dengan ideologinya yang membuat ia harus dipenjara di pulau Buru. Karya Pram sebenarnya sangat manusiawi. Ia adalah sastrawan yang detil melihat persoalan sosial.


 


Aku ingat, perkenalanku pada Pram terjadi saat bukunya dibredel penguasa Orde Baru. Saat itu aku duduk di SMA 70, sekolah yang letaknya hanya bersebelahan tembok dengan gedung kejaksaan agung, institusi yang membredel buku Pram. Karena tak ingin dianggap subversif, kami bungkus buku Bumi Manusia-Pram dengan lembaran kalender. Hihi….kalau ingat itu jadi pengen ketawa.


 


Kubaca kata per kata, tak ada yang aneh menurutku. Indah malah. Aku menganggap Pram bisa bertutur dengan demikian indahnya, bahkan mengenai kepedihan sekalipun. Aku yang hidup jauh dari era-nya Pram dapat menangkap semua kegalauan Pram.


 


Terakhir kabar mengenai Pram kudapat di edisi pertama Playboy Indonesia. Ada wawancara panjang mengenai dirinya di media kontroversial itu. Tak salah PB menjadikannya tokoh pertama yang ditampilkan, karena ia adalah satu dari sedikit sastrawan dengan pencapaian dunia, yang lahir di Indonesia.


 


Selamat menuju keabadian bung Pram……..


 

Sabtu, 22 April 2006

[My_family] IBU


Tiba-tiba sore tadi aku ingat ibu. Perempuan yang mengandung dan melahirkanku. Padahal baru dua minggu tak jumpa. Ah, lagi keluar sensi-nya neh, pikirku. Mungkin karena hampir semua media sedang hangat-hangatnya membicarakan perempuan, maklum suasana hari Kartini. Tapi, membicarakan perempuan memang tak akan bisa menafikan peran seorang ibu, siapapun dia.

Mengingat ibu adalah terbayang perjuangannya. Perjuangan seorang perempuan yang dengan keihlasan hatinya merawat dan membesarkan ketiga anaknya, dengan cinta, air mata dan kesungguhan hati.

Ibuku, Siti Sopiyah namanya. Dia adalah perempuan Jawa sederhana, yang hanya sempat mengenyam pendidikan setara SD. Meski hanya lulus SD, tapi semangatnya mengantarkan anak-anaknya meraih pendidikan luar biasa. "Ibu ndak ingin mas (begitu ibuku memanggilku hingga kini) nanti hidupnya susah. Mas harus lebih dari bapak-ibu," ujarnya saat kukecil dulu. Harapan sederhana yang sarat makna.

Banyak yang sudah dilakukan ibu. Tapi, jujur belum banyak yang aku lakukan untuk ibu. Entah dengan apa aku membalasnya.

Itu mengapa saat kangen ibu, aku selalu teringat lagu "Ibu" dari Iwan Fals. Ini satu-satunya lagu Iwan Fals yang bisa membuatku menangis. Terbayang semua perjalanan kami dalam keluarga, sejak kami kecil yang nakal-nakal, hingga kini kami bertiga telah memberi 6 cucu bagi bapak-ibu. Simak lagu itu...

ribuan kilo jalan yang kau tempuh

lewati rintang untuk aku anakmu

ibuku sayang masih terus berjalan

walau tapak kaki penuh darah penuh nanah

seperti udara kasih yang engkau berikan

tak mampu kumembalas…ibu

ingin kudekap dan menangis di pangkuanmu

sampai aku tertidur pada masa kecil dulu

lalu do’a-do’a baluti sekujur tubuhku

dengan apa membalas

ibu…..ibu…. “IBU” , Song by Iwan Fals.

Kamis, 20 April 2006

[My family] Ultah si bungsu, Ninis


Ini cerita saat gadis kecil kami, Ninis ultah ke-2, hari Senin lalu.


Karena jatuh hari senin, sang bunda sejak minggu siang sudah wanti-wanti agar aku beli kue taart buat si kecil. Kami memang tak berencana membuat pesta, cukup syukuran bersama keluarga kecil kami. Mau diadakan di rumah ibu di Joglo, waktunya kurang tepat. Karena baru dua pekan silam aku dan 2 keluarga adikku menginap di Joglo. Ya, sudah bikin pesta kecil saja.


Sepulang kerja, kusempat-sempatkan ke Holland Bakery di jalan alternatif cibubur yang kulalui dari kantor. Karena bingung gak menemukan black forest kecil kesukaan anak-anak, pilihan pun jatuh pada tiramisu ukuran sedang. Belum sampai rumah, istriku menelpon, tanya apakah aku sudah beli kue apa belum.


Rencananya Minggu malam kita akan tiup lilin dan do'a bersama. Eh, sampai rumah dua dari 3 anak sudah tertidur, batal deh pesta kejutannya.


Senin subuh, usai shalat, semua sudah menunggu di ruang tamu rumah kami yang mungil, dan pesta pun dimulai. Ninis minta tiup lilinnya diiringi "lagu anak-anak....," seru bibir mungilnya. Maksudnya lagu ultah anak-anak kesayangannya.


"Panjang umurnya....panjang umurnya....," begitu Ninis kecil menirukan suara dari CD. Usai tiup lilin dan berdo'a, semua tertawa lepas seolah kami baru menggelar pesta besar. Padahal hanya sejenak, kurang dari 30 menit, soalnya usai pesta sang bunda harus ke kampus untuk mengajar. Sementara mas dan kakaknya harus mandi pagi, kemudian sekolah.


Tahun ini kami sepakat memberi kado guling boneka untuk Ninis. Ini permintaan Ninis sendiri saat terakhir kami ajak belanja ke Cibubur. Waduh, senang lho dia mendapat kado istimewa itu. Tak sekalipun guling itu lepas dari jangkauan tangan mungilnya...


Selamat ulang tahun sayang....

Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics

Senin, 17 April 2006

LINTAS SIANG

Hari Senin , 17 April 2006, akhirnya program berita siang TPI Lintas Siang tayang perdana. Program ini sebenarnya sudah kami rancang sejak lama. Kalau tak salah sejak 2 tahun silam. Minimnya kru jadi alasan utama mengapa baru sekarang kami berhasil merealisasikan mimpi yang tertunda itu.


 


Bahkan kini pun kami masih berkutat pada kurangnya personil. Tapi bos menantang, kalau tak sekarang, kapan lagi? Kapan lagi bisa mempertahankan kontinyuitas peristiwa sejak pagi hingga malam, katanya.


 


Sempat maju mundur karena tak percaya diri dengan jumlah pasukan di lapangan dan di dalam. Bahkan ada yang bilang nekat, siapa yang mau garap? Iya juga ya. Tapi kita maju terus. Sesuatu tak pernah akan terjadi kalau tak sedikit ada unsur nekatnya. Biarlah digarap keroyokan dulu, semua produser ikut serta sumbang karya.


 


Edisi perdana hari ini memang belum 100 persen sempurna, masih banyak yang mesti ditambah dan diperbaiki. Tapi, ya begitulah sementara ini kekuatan kami. Jadi, saksikan Lintas Siang tiap Senin-Jum’at pukul 11.30 WIB bersama Tommy Aditya. Tonton dan dikomentari ya!

Kamis, 13 April 2006

[my family] Ihsaan, si sulung



belum terlalu lama saya masuki dunia MP. mungkin belum banyak pula yang kenal siapa saya, lelaki dengan satu istri dan 3 anak. kali ini saya akan cerita mengenai ihsan, si sulung. saya janji akan menyusulkan cerita mengenai 2 putri yang lain, dan tentunya my lovely wife.


ihsan panggilannya, lengkapnya muhammad ihsaan ramadhan. lahir di jakarta, 18 januari 1998 saat bulan baik, ramadhan. nama ini sendiri konon berarti kebaikan dibulan ramadhan. kami berharap, ia mewarisi kebaikan rasul, tidak hanya di bulan ramadhan, tapi juga sepanjang hidupnya.


ihsan lahir saat negeri ini bergolak, tahun kejatuhan orde baru. yang kami ingat, saat ia menginjak usia 4 bulan, terjadilah prahara kerusuhan mei. jakarta penuh aksi anarkis. tak jauh dari tempat kami menumpang di rumah ortu di joglo, kebun jeruk jakarta barat, 3 pasar swalayan dibakar massa. padahal hanya di tempat itulah kami membeli susu dan perlengkapan sehari-hari bayi mungil kami.


kami ingat, setelah itu sangat sulit mencari susu yang biasa dikonsumsi ihsan. kalaupun ada pasti harganya melambung tinggi. saat itu kami tak tahu, apakah ada masa depan bagi putra kami.


sedari kecil ihsan dimanja semua anggota keluarga kami. apalagi dalam keluargaku, ia adalah cucu pertama. terbayang kan bagaimana mbah kakung dan mbah putri memperlakukan dia. "ini buat ihsan, ya," begitu dalih bapak ibuku suatu kali.


kami ortunya hanya senyum-senyum saja mendengar, kadang bapak-ibuku lebih khawatir dibanding kami saat ihsan sakit atau susah makan. bahkan mereka yang memaksa kami membawa si sulung ke dokter saat sakit. tapi, kubiarkan bapak-ibu bersikap seperti itu. mereka berdua memang tengah memasuki fase baru dalam hidupnya, menjadi kakek nenek, status unik yang belum tentu dimiliki semua orang tua, pikirku.


kehadiran ihsan dalam keluarga memang memberi keceriaan. saat itu pula ibu-bapak tengah dirundung duka dengan kasus hukum yang menimpa adik bungsuku, sehingga ia terpaksa berurusan dengan polisi. ihsan hadir pada saat tepat, ia bisa menghapus kesedihan yang dirasa kedua ortuku. entah apa jadinya jika saat itu tak ada ihsan. selain memohon pada ALLAH, saat itu kami tak cukup punya daya untuk menghibur kedua ortu. dan ihsan adalah penyempurna hidup kami.


waktu bergulir dengan cepat, kini si sulung sudah 8 tahun januari lalu. tak terasa, ia yang dulu bermanja-manja pada kami, kini mulai bisa mandiri. sholat 5 waktu, meski masih susah, kadang sudah mulai ia genapkan.


ia juga kini gandrung dengan komputer. padahal ayahnya baru mengenal komputer saat duduk di bangku sma. rupanya virus komputer handar, sepupunya, menular ke ihsan. tapi satu yang sulit dan belum bisa kutularkan, virus membaca. sesekali ia memang mulai membaca komik, tapi ia lebih tertarik dengan komputer.


sedari kecil ia juga suka bermain bola. bahkan pernah terlontar dari bibir mungilnya, "ayah, aku ingin menjadi pemain bola nanti!"  kalau sudah bermain bola, kadang ia bisa lupa waktu dan mandi, yang membuat bundanya ngomel.


namun berbeda dengan sepupunya yang gila komputer namun minim kehidupan sosial, ihsan senang bermain dengan sebayanya. ia juga pandai memilih teman. ia tak akan nekat main jauh dari rumah, atau berkubang di 'got' dekat mesjid al jihad-seperti yang beberapa kawannya lakukan. yang ia senang permainan biasa, kelereng, layang-2, mobil tamiya, lari-lari, dan sepeda.


sepeda, ah jadi ingat janjiku padanya. suatu kali aku pernah berucap akan membelikannya sebuah sepeda baru yang layak, karena sepedanya selama ini adalah hasil barter dengan tukang sepeda yang lewat depan rumah. ia agak kecewa karena janjiku diimbuhi embel-embel harus masuk 10 besar di kelasnya. waduh, suatu hal yang agak sulit dalam waktu dekat ia wujudkan. ia tak bodoh, tapi hampir semua kawan sekelasnya sama pandainya. tiap kali pembagian raport, ia selalu berselisih nilai sekian koma sekian dengan yang lain.


ah, andai saja sekolah tak dibebani dengan nilai! tapi aku janji, akan wujudkan janjiku soal sepeda ini dalam waktu dekat. aku tak mau dia menunggu terlalu lama hanya demi sepeda impiannya.....

Sabtu, 08 April 2006

Bye-bye Republik BBM!


baru saja kumasuki lembar-lembar dunia maya, setelah sehari berlibur di rumah ibu di joglo. tak ada informasi luar biasa yang terlewat satu hari, tapi bukan berarti tak ada yang penting. satu yang terpaksa memaku mataku di layar pc adalah berita detikcom soal bakal berhenti tayangnya republik bbm di indosiar. hah!


setengah terperangah setelah membaca alasan bakal tak tayangnya acara itu. semua masih abu-abu, samar-samar, tak jelas. lagi-lagi ingatanku melayang  ke suasana pembredelan majalah tempo beberapa tahun silam. hanya karena memuat berita mendalam soal pembelian kapal bekas oleh yang terhormat bapak habibie, akhirnya berujung dengan dibredelnya majalah yang sempat menjadi ikon media cetak di tanah air.


memang saat itu tak pernah ada alasan lugas mengapa tempo dibredel. yang jelas saat itu adalah penolakan berbagai pihak terhadap aksi pembredelan itu. kasus ini suka tidak suka, kemudian juga menjadi embrio lahirnya gerakan pro-demokrasi hingga berujung tumbangnya orde baru.


kembali ke republik bbm. sebenarnya tak ada yang terlalu istimewa dengan tayangan ini. format acara ini adalah parodi dunia politik nasional. deny 'p-project' berperan sebagai host yang mengatur lalu lintas acara. taufik savalas berperan presiden republik bbm, dan kelik pelipurlara sebagai wapres.


memang guyonan mereka kerap menyentil aparat pemerintahan 'negeri sebelah', seperti wapres yang gayanya dipaksakan mirip dengan wapres kita. terus, sindiran mengenai dunia pendidikan yang sangat kena, memang kadang membuat 'merah' telinga pembuat kebijakan. tapi diluar itu semua, ini hanya guyonan, parodi kehidupan di negeri bbm. kalau akhirnya menyentil, siapapun yang melihatnya diharap tak usah usil. apalagi dengan mengistirahatkan acara pendidikan politik yang langka ini.


saya khawatir kalau benar acara ringan macam Republik BBM ditutup hanya karena alasan ada pejabat yang tersentil, akan jadi preseden buruk bagi demokrasi kita yang sama-sama tengah dibangun. toh, isinya cuma sentilan, tak bermaksud menghina siapapun. semoga ini hanya kekhawatiran saya saja dan senin malam kita masih bisa tertawa dalam kegetiran di depan layar kaca.