Rabu, 16 Agustus 2006

Indonesia Raya!


Besok 17 Agustus kembali menyapa. Negeri ini sudah 61 tahun merdeka. Dan lagu Indonesia Raya seperti biasa akan menjadi lagu paling top selama satu hari itu di seluruh pelosok negeri, dan mungkin di beberapa perwakilan negeri kita di luar.


Menilik sejarahnya, lagu ini diciptakan dengan maksud menggugah kesadaran bangsa ini yang saat itu tercerai berai oleh penjajah, untuk disatukan dalam negara kesatuan Indonesia. Dan terbukti ampuh, lagu itu memiliki daya gugah cukup kuat untuk 'menjadikan' orang berbagai suku menjadi 'orang Indonesia'.


Saya nggak tau apakah membicarakan lagu kebangsaan saat ini masih cukup relevan. Yang jelas saya cukup terusik ketika Ihsan, putra sulung kami yang sudah kelas 3 SD bilang tidak bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya. Ia mengaku di sekolah tidak pernah diajarkan menyanyi lagu itu sama sekali. Hah!


Sebagai orang tua saya cukup kaget, kok bisa? Ihsan memang bersekolah di Sekolah Islam Terpadu dengan muatan kurikulum yang kental nuansa agama Islamnya. Tapi apakah bijak jika tidak mengajarkan lagu kebangsaan pada anak sekolah? Sayangnya kami belum sempat beroleh jawaban dari pihak sekolah.


Ya sudah, diajarkan di rumah saja, pikir saya! Bagi saya pribadi, penanaman rasa kebangsaan masih cukup penting bagi anak-anak, karena mereka adalah bagian dari bangsa ini. Bagaimana mereka bisa bangga dengan negeri mereka, kalau sampai lagu kebangsaan mereka sendiri tidak pernah tahu!


Hmm...

18 komentar:

  1. Sekarang kenapa kita jadi salah kaprah gitu ya? Semakin tidak cinta pada bangsa sendiri.

    BalasHapus
  2. negeri ini memang lucu Ji. mengajarkan lagu kebangsaan mungkin sepele buat kita yang dewasa, tapi efeknya sangat dahsyat lho bagi anak-anak.

    BalasHapus
  3. iya bener, tadi siang saya sama teman kantor ngobrol soal film-film (sinetron TVRI) di masa lalu. Seperti Rumah Masa Depan, Losmen, keluarga ibu subangun, kontak tani dsb. Setelah kita segede-gede gini ternyata kita sadar bahwa acara-acara dulu meski sederhana ternyata sarat makna.
    Sayang ya, kalau sejak kecil anak-anak tidak diajarkan apapun tentang kecintaan terhadap bangsanya... bisa-bisa setelah besar mereka nggak mau tinggal di Indonesia... *sedih*

    BalasHapus
  4. Waddduuuhh... Nanti saya pulang, itu anak2nya les nyanyi lagu2 nasional sama Tante Lena!!! Hihihi...

    BalasHapus
  5. mau alih profesi Len jadi penyanyi, kayak Melani Putria adik kelasmu di Putri Indo itu? *hiks*

    BalasHapus
  6. Meski saya telah 20 tahun HENGKANG dari Indonesia. Eeehh......maksud saya Republik Indonesia, lantas......bukan WNI lagi. Kemudian saya bertempat tinggal di negeri bekas penjajah RI lagi, setiap kali saya mendengar lagu kebangsaan atau Indonesia Raya, duuuh........nyeess........air mata mah jangan dihitung membludag!!!! Membuncah!!!!
    Setiap pilihan memiliki risiko yang mengikutinya, apapun alasan atas pilihan yang diambil.
    Meskipun demikian, "mantan" WNI di Belanda ikut menghadiri (dengan penuh khidmat.....) perayaan 17 Agustus di KBRI. Bahkan.....ciee.....bangga (tetap bangga atuuuh...) KAMI BERASAL DARI INDONESIA!! En.....semangat menyanyikan lagu kebangsaan INDONESIA!!
    Relevan?? Harus!! Lagu kebangsaan tetap harus dikumandangkan atau dinyanyikan, meskipun pada saat2 tertentu. DIRGAHAYU INDONESIA!!! SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA!!!
    Saking semangat, teteh lupa nih menanyakan "Kumaha damang??" Salam kanggo sadayana wae anu aya di bumi.

    BalasHapus
  7. dirgahayu juga mbak, salam dari tanah air yang belakangan terus dirundung duka....

    BalasHapus
  8. Waduh.. ini sangat keterlaluan sekali. Anak saya yang sekolah di British International School saja diajarkan kok, maksudnya.. di sekolah ada peringatan tersebut dan saya ingat tu, karena anak saya diberi kertas berisi text lagu tersebut dan diajarkan karena walaupun itu sekolah british tapi kan berada di wilayah indonesia dan mereka menghormati negara ini. Lah kok yg sekolah Indo malah tidak mengajarkan. Gimana sih?
    Kalo di sini (NZ) lagu kebangsaan wajib diketahui dan hampir setiap minggu selalu ada acara yg mengharuskan mereka menyanyikan lagu tersebut. Ada 2 versi, Maori & Inggris, kalo saya hapalnya yg inggris kalo anak anak hafal 2 versi.

    BalasHapus
  9. Waduh, itu salah kaprah Mas.. Kalau saya sih memang profesi asalnya penyanyi,... hanya saya rendah hati, gak suka show off... jadi nggak banyak yang tau =p hehehe...

    BalasHapus
  10. Bukankah hubbul wathon minal iman? (Cinta tanah air sebagian dari iman)..

    BalasHapus
  11. Jangan jangan di sekolah negeri juga mungkin tidak banyak guru yang mengajarkan sejarah Indonesia, pahlawan-pahlawan kita dan para waliullah (wali songo), anak saya yang sekolah di negeri juga enggak begitu "ngeh" ketika saya cerita Ken Arok, Gajah Mada, Pangeran Dipenogoro, Imam Bonjol, Patimura, Sam Ratulangi, Cut Nya'din dll Tahunya itu hanya nama jalan.....seperti halnya jalan Bungur, jalan Mawar, jalan Buntu dll
    Kaya gitu kok anggaran pendidikan minta 20% dari APBN, kalo dikasih paling sebagian besar dikorupsi..taruhan deh....
    Maka lebih baik pikirkan pendidikan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme, saya rasa biayanya gak lebih besar dari pada untuk menyelenggarakan UN....
    Kalau di lingkungan pendidikan Agama Islam, mbok yao mereka -para pendidik dan para tokohnya-- liat kembali sejarah masukknya Islam di Indonesia.....Dan liat juga siapa sih yang banyak memperjuangkan kemerdekaan Indonesia kalau bukan orang Islam juga...jadi umat Islam di Indonesia adalah pewaris yang sah negeri ini....Lha kok malah mau mengingkari.....piye tho yo.....entar kalo "diambil orang" marah marah........Gusti paringono sabarrrr....
    Tapi Indonesia bukan hanya milik orang Islam lho, jangan salah tafsir...makanya jangan lah Indonesia ini dijadikan negara Islam....
    Negara ya negara, agama ya agama.. itu hal yang berbeda.... tapi sebagai warga negara tentu harus mencintai negaranya...terlepas apapun agamanya... ya gak?

    BalasHapus
  12. bener mbak Anna, saya sependapat! jadi malu, di luar aja masih diajarin, eh kok di dalam nagri sendiri justru enggak!

    BalasHapus
  13. Aha, saya tahu kenapa, kalau di sekolah negeri umum kan ada upacara tiap hari seninnya, dan pasti ada lagu indonesia raya dinyanyikan seiring dikibarkannya bendera merah putih, tapi masihkah itu hingga sekarang? sedangkan kemungkinan di sekolah yang berbasik islamnya kenthal, tidak ada semacam upacara pengibaran bendera, nah masalahnya ada di struktur sekolah. Semoga setiap sekolah mengajarkan lagu2 kebangsaan negerinya. Saya aja masih hafal lo dengan lagu halo-halo bandung, dan saya bernyanyi mengikuti serempak pasa anak-anak pelajar berusia 4-10 tahun yang berdomisili di HKG dan mereka menyanyikan beberapa lagu kebangsaan. Padahal mereka jauh dari negeri mereka di lahirkan. HAyou Pak Udin, selamat menjadi guru les nyanyi untuk putra putrinya hehheeh

    BalasHapus
  14. Hah??? Kok bisa sampe segitunya :-( Iya Mas, diajarin di rumah ajah :-D
    *maaf, koment telat*

    BalasHapus
  15. Aku juga ngerasa bersalah nih din, anakku ga bisa nyanyiin lagu Indonesia Raya. Hiks.. Padahal aku apal semua lagu wajib loh, malah lagu perjuangan juga. Ntar ah aku juga mo ajarin mereka

    BalasHapus
  16. hmm mungkin pihak sekolah tidak senang ada nyanyi- menyanyi di sekolah, makanya tak juga diajarkan lagu Indonesia Raya.
    lucunya, ternyata pihak sekolah tahu kalau mereka salah, dan di kelas 6 nanti mereka diajarkan lagu ini. alasannya, takut di smp mereka gak bisa nyanyi lagu kebangsaan.

    BalasHapus
  17. ajarin lah mereka Yun, kasihan kan kalo di luar negeri mereka gak bisa nyanyi lagu kebangsaan, sementara temennya yang lain pada hapal dengan lagu kebangsaan mereka.

    BalasHapus